Haechan menunggu minuman dingin yang ia pesan. Menurutnya jika hanya minuman kaleng dingin yang dari lemari pendingin di supermarket tidak elit. Dirinya harus menggunakan kartu kredit hyungnya dengan sebaik baiknya alias boros.
Haechan duduk di kursi tunggu, iseng membuka aplikasi itu.
Waterlemon
SepakbolaLee Pudu
Dimana?Waterlemon
Lapangan G****hHaechan cukup terkejut dengan chat sosok waterlemon ini. Kan dirinya tadi juga dari sana. Karena minuman yang ia pesanan sudah jadi, Haechan tak membalas kembali pesan itu.
Ia berjalan menatap jalanan yang lumayan ramai. Ia masih memikirkan chat terakhir itu.
'Berarti Jeno hyung kenal dong' Haechan bergumam pelan.
Sesampainya di sana Haechan langsung mengedarkan pandangannya. Melihat setiap inci wajah teman teman Jeno termasuk sang kakak sendiri.
Haechan menjadi curiga, kemudian melihat ponsel kakaknya yang tergeletak di kursi pinggir lapangan dekat dengan yang ia duduki tadi dan hoodie coklat yang terselampir di kepala kursi.
Haechan melesat mengambil ponsel Jeno. Membukanya yang berkata sandi sangat mudah. Dengan apa? Nama gebetannya... Namanya? tidak ada.
Memang itu kata sandinya. 'tidak ada' begitulah Lee Jeno.
Ia mengecek aplikasi apa saja yang di gunakan kakaknya. Berulang kali ia geser layar ponselnya tak menemukan aplikasi yang sama seperti itu. Haechan meletakkan kembali ponsel Jeno, menyenderkan tubuhnya di badan kursi.
Benar. Haechan kira ia dan Jeno itu teman yang di aplikasi tersebut. Untung saja bukan. Jika ternyata snag kakak bermain aplikasi itu apa kata dunia?.
Bukannya gimana, Jeno itu orang yang hiperaktif. Mana mungkin membutuhkan aplikasi itu. Jika dirinya sedang sedih pasti langsung curhat kepada ibu mereka bahkan Haechan sendiri pernah jadi pelampiasan.
Daddy-nya? jangan. Justru Jeno akan mendapatkan hantaman super dahsyat jika anak itu curhat dengan sang ayah.
Jeno berjalan mendekati Haechan. Ia yang dari lapangan sudah sesekali melirik sang adik. Ia mengambil keresek putih berisi minuman yang Haechan bawa.
"Buset Chan! kok beli yang mahal" Jeno terkejut setengah membuka keresek itu. Bisa di bilang minuman dingin yang Haechan beli lumayan mahal. Mungkin 4 kali lipat dari minuman kaleng biasanya berjejer di lemari pendingin supermarket.
Haechan masih galau dengan chat terakhir itu. Tak memperdulikan Jeno yang berteriak di sampingnya.
Jeno hanya menggeleng, kali ini ia sangat lelah sehabis bermain sepakbola. Tak ingin lebih menguras rohaninya, cukup jasmaninya yang terkuras.
Jeno berjalan membawa minuman itu dan memberikan kepada teman temannya.
Jeno menyodorkan minuman itu kepada Mark, dan di terima dengan senang hati. Mark kemudian berlalu melewati teman temannya berjalan ke arah Haechan.
Mark mengambil duduk di samping Haechan persis.
"Kenapa cemberut?" Mark mencubit pipi Haechan yang mana membuat sang pemilik tersentak kaget. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya Mark melakukan skin ship dengan Haechan. Kemudian ia kembali terdiam dan menggeleng.
"Ehm, Haechan" Mark sedikit berdehem menetralkan raut wajahnya, yang di panggil pun menoleh.
"Mau makan siang bersama?"
"Boleh hyung"
bentar, double up lagi 😉
kesel bat pingin cepat selesaiin ni book,
KAMU SEDANG MEMBACA
Party Favour (Markhyuck) ✔️
HumorMirip chat anonymous. klo tertarik mampir aja ⚠️bxb [FIN]