Pagi harinya di sambut dengan cuaca yang membuat Haechan turun drastis. Awan menggelap juga menyebarkan air di mana mana. Padahal niatnya pagi ini akan berangkat dengan menaiki bus. Apa lah daya hari ini hujan, dan untungnya sang kakak belum berangkat lebih dulu.
Sedangkan orang tua mereka? masih tidur dengan nyaman. Kemarin malam orang tua Haechan dan Jeno pulang subuh sekali sehingga tak memungkinkan pagi ini untuk sang mom bangun pagi dan membuatkan mereka sarapan atau untuk sekedar mengantarkan ke sekolah.
Haechan dan Jeno cukup bisa memasak walau tak sepandai sang mom.
"Nebeng ya" Haechan menyelesaikan acara makannya. Lalu beranjak dari kursi makan berniat mengambil tas di kamarnya.
Sang kakak membalas dengan gumaman yang malas, tapi setelah itu Jeno kembali berbicara. "Chan, tidak mau belajar menaiki mobil?"
"Aku sudah bisa, hyung"
"Ya sudah sana berangkat sendiri"
"just 'menaiki' kan? iya aku bisa"
"Cihh!" Jeno memutar bola matanya malas.
"Blee~"
Haechan berlari untuk mengambil tasnya. Kemudian turun juga dengan berlari. Untungnya tak tersandung atau terpeleset.
***
Hingga memasuki area sekolah Haechan. Jeno memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang. Lalu mobil hitam dari arah berlawanan juga berhenti di depan mobil Jeno.
Haechan keluar menggunakan payung nya di susul dengan Jeno.
Haechan melirik ke arah mobil yang berhenti di depan mobil hyungnya. Ia sudah tahu siapa yang akan keluar dari mobil hitam itu.
"Haechan!" Jaemin melambaikan tangan lalu berjalan ke arah yang di panggil. Haechan tersenyum kepada Jaemin.
Jaemin pun keluar dari arah yang sama dengan Haechan. Sedangkan dari kursi pengemudi pun sosok tampan dengan pundak tegap juga ikut keluar berdiri di samping Jaemin.
"Oy mark, kau juga mengantar adikmu?" kini Jeno yang berbicara. Menepuk pundak sosok yang di panggil Mark tadi.
Pemuda bernama Mark menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
"Mark Hyung kan kakak yang baik, bukan seperti mu. Di suruh mom baru jalan" ucap Haechan menyela dengan nada yang di tekankan.
Memang benar Jeno dan Mark berbeda toh mereka bukan dari orang tua yang sama, mereka bisa apa?.
Mark sangat sabar dengan kelakuan sang adik yaitu Lee Jaemin yang hiperaktif. Sedangkan Jeno tidak, ia justru malah semakin merunyam kan suasana. Dan ikut berdebat jika sang adik berbeda pendapat dengannya.
Pada dasarnya ayah Jeno dan Haechan memang sosok yang hiperaktif, mungkin menurun ke anak mereka. Berkebalikan dengan sang ibu yang justru tak seperti mereka. Sepertinya sifat itu hanya menurun dari sang ayah?.
Tetapi kadang kala Jeno dan Haechan menjadi pendiam untuk waktu yang tak dapat di tentukan. Seperti tiba tiba saja menjadi pendiam.
Kerasukan?
PLAK
maaf maaf
"Dih sok a6" Jeno memasang wajah julit ke arah sang adik. Sekaligus menoyor kening Haechan yang mana membuat sang empu kesal.
"Chan, aku justru mau jika punya kakak seperti Jeno Hyung. Kau lihat kakakku ini!! dia sangat pasif!" sela Jaemin juga memukul bahu sang kakak.
"aku malah mau jadi dirimu Jaem, Mark Hyung sangat penyabar" Haechan menutup matanya dan mulai berangan-angan. Sedangkan yang di bicarakan tersenyum menatap Haechan. Bagi Mark, teman adiknya ini menggemaskan.
Jeno dan Jaemin memutar bola mata mereka malas.
Mark "Belajar yang rajin, nanti ku belikan eskrim vanilla" sambil mengusap puncak rambut Jaemin. Lalu masuk ke dalam mobilnya, masih dengan senyum manis menambah kesan tampan di wajahnya.
Jeno "Bay anak pungut!" melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobilnya. Berlalu melewati Haechan yang wajahnya sudah memerah karena marah.
sangat berbeda bukan?
(-_-;)・・・
tbc 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Party Favour (Markhyuck) ✔️
HumorMirip chat anonymous. klo tertarik mampir aja ⚠️bxb [FIN]