eighth

4.8K 576 0
                                    

Cklek~


"Ugh Mark Hyung?" Haechan lumayan terkejut dengan kedatangan sosok kakak dari Jaemin.

Biasanya teman Jeno memang jarang di ajak kerumah. Alasannya ya karna Jeno tak ingin di ganggu oleh adiknya melakukan sesuatu.

"Haechan, Jeno ada?" Mark melambaikan tangannya tepat di depan wajah Haechan yang melamun.

"Hah?! Oh! itu... Jeno Hyung belum pulang hyung..." Haechan kembali teringat sang kakak yang belum terlihat dari tadi sore.

Mark hanya mengangguk. Haechan pun menawarkan Mark untuk duduk dahulu di dalam. Mark juga tak menolak, ia mengikuti Haechan dari belakang dan duduk di kursi sofa ruang tamu.

"Hyung mau minum apa?"

"Apa saja boleh"

"Sebentar, aku buatkan" setelah mengucapkan itu Haechan berlalu ke dapur. Mengambil kotak jus mangga yang sudah tersedia di lemari pendingin, menuangkan di dalam gelas lalu menaruhnya di atas meja. Haechan pun ikut duduk di samping Mark.

Dag dig dug juga jantungnya ini.

"Hyung mencari Jeno hyung ada keperluan apa?" tanya Haechan memecah keheningan.

"Itu, aku mau meminjam buku matematikanya. Kemarin aku lupa menulis karna ketiduran di kelas" Haechan melongo, ternyata kakak dan adik tak ada bedanya.

"Hyung tunggu sebentar, ku ambilkan di kamar Jeno Hyung" mendapat anggukan sebagai jawaban. Haechan pergi menuju kamar sang kakak. Membuka pintu kamar itu seketika berlari ke arah kasur lalu...

BUAK!

"akh!! sakit chan!!"

"Percuma aku khawatir denganmu sialan!! ternyata enak enak tidur di kasur!!"

Haechan menindih tubuh sang kakak dengan bantal dan tubuhnya. Ia sangat kesal merasa di permainan.

Sedangkan Jeno meng aduh kesakitan karena tertimpa tubuh adiknya yang di bilang tak ringan.

"CHAN MINGGIR, hyung bisa mati!" Haechan tak menggubris ucapan Jeno. Ia semakin mendorong tubuh kakaknya ke arah kasur.

Tak lama Haechan memilih beranjak dari tubuh Jeno, kasihan juga ia dengan Jeno yang tersentak  bangun karena ia duduk di perut Jeno.

"Itu ada Mark Hyung, mau pinjam buku matematika mu" kemudian Haechan berlalu keluar dari kamar sang kakak menuruni tangga. Lalu duduk di sofa dengan wajah yang lumayan merah karena masih kesal.

***

Mark yang melihat Haechan seperti itu justru menjadi gemas. Ingin sekali pipi berisi itu ia cubit. Tapi apa daya Mark takut si pemilik justru malah menjadi canggung dengannya setelah ini.

Mark masih menatap ke arah Haechan yang duduk di sampingnya.

"Ada apa Haechan?" tanya Mark

"Tidak ada" Haechan memalingkan wajahnya.

Mereka lihat Jeno yang turun dari lantai atas membawa buku. Berjalan ke arah Mark lalu memberikan buku matematikanya.

"Ini" Jeno menyerahkan bukunya dengan menggaruk tengkuk yang tak gatal sesekali melirik sang adik berada.

Mark bingung menatap Jeno meminta penjelasan mengapa Haechan tiba tiba seperti itu. Sedangkan Jeno hanya mengendikkan bahunya serta menggeleng kepala.

Jeno mengambil duduk di sofa lainnya namun masih dekat dengan sang adik.

"Oh iya Haechan, tadi Jaemin menitipkan ini" ujar Mark memecah keheningan kembali.

Haechan menoleh kemudian tersenyum menerima buku yang di sodorkan oleh yang lebih tua "Iya hyung, terimakasih"

Setelah itu Haechan pamit untuk kembali ke kamarnya. Ia menghentakkan kaki cukup keras saat melewati Jeno.

Jeno yang bingung pun hanya meringis takut. Haechan ini jika marah akan seperti mom nya. Yang diam diam menghanyutkan, sangat menakutkan.



























to be continue~

Party Favour (Markhyuck) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang