eleventh

4.5K 569 18
                                    

Haechan menghela nafas panjang, beranjak malas dari kasurnya menuju kamar mandi. Membersihkan diri lalu memakai baju santainya dan keluar dari kamar. Mengambil hoodie putih yang tergantung di dalam lemari sebagai double an.

Berjalan menuruni anak tangga satu persatu sembari bersenandung ria.

"Mau kemana?" panggil sang ayah dari ruang televisi.

"Nganterin dompet Jeno hyung, dad" balas Haechan.

"Mau pake mobil?" tawar sang ayah tak melirik, masih sibuk dengan koran yang berada di tangannya.

"BOLEH?!" Haechan menatap binar, kapan lagi kan sang ayah mengijinkan dirinya menggunakan mobil. Pasalnya sang ayah masih melarang Haechan untuk mengendarai kendaraan sendiri. Wajarlah anak gadis- eh! bujang.

"Tidak, nanti daddy ada janji dengan teman daddy" ujarnya santai sembari menyeruput kopi hitam yang di buatkan kembali oleh sang istri.

"Ish kalau begitu kenapa nawarin" Haechan mendengus kasar. Berlalu tak memperdulikan sang ayah yang terkekeh karena raut wajah anak bungsunya yang menggemaskan.

Hingga kini Haechan sampai di tempat yang di beritahu oleh sang kakak. Ia mencari lapangan luas di sekitar tempat itu. Menoleh kesana kemari juga memutar tubuhnya ke segala arah.

Langkahnya perlahan mundur, dan tak sadar hingga

Bruk!

"Ugh" sepertinya Haechan menubruk sesuatu.

"Haechan?" ternyata yang ia tubruk adalah tubuh orang, pantas saja hangat. Haechan menoleh melihat sumber suara yang familiar di pendengarannya.

"Ohh Mark hyung, maaf hyung" ujar Haechan kemudian menjauhkan tubuhnya dari Mark dan sedikit menunduk. Mark hanya mengangguk dan tersenyum lembut kepada Haechan. Jika begini Haechan lama kelamaan akan menjadi yupi!.

"Mencari apa?" tanya Mark, karena ia tadi melihat Haechan yang sepertinya tengah mencari sesuatu.

"Ini hyung," Haechan menunjukkan chatnya dengan sang kakak kepada Mark. Mark pun terdiam sebentar melihat teks chat Jeno.

"Oh ini, aku juga mau kembali ke tempat itu" Mark mengangguk. Lalu ia menarik tangan Haechan menuju tempat yang dibicarakan.









'Ku kira dia'







Haechan kira lapangannya tertutup. Tapi ternyata lapangan itu di lahan yang sangat luas dan rerumputan yang hijau. Ia terkagum, bukan dirinya norak atau tak pernah melihat tempat seperti ini. Hanya saja Haechan tak pernah menampakkan kakinya di rerumputan se banyak ini. Ternyata sangat seru.

Haechan melihat sang kakak yang terlihat sangat gesit bergerak dengan bola di antara kakinya. Jeno melihat Haechan yang telah sampai ia pun mengangkat tangannya meminta Haechan untuk menunggu.

Mark yang melihat Jeno pun beralih menatap Haechan. Meminta Haechan untuk duduk terlebih dahulu di bangku pinggir lapangan. Haechan duduk dengan tidak tenang, karena Mark duduk cukup dekat dengan dirinya.

Usai mencetak gol, Jeno ijin keluar lapangan kepada teman-temannya yang lain.

"Mana?" Jeno mengadakan tangannya tepat di depan Haechan.

"Apa? oh dompet? nih" Haechan menyerahkan barang yang ia katakan.

"Bukan!"

"Lalu?"

"Minum"

Haechan terdiam menatap Jeno, tak lama sudut bibirnya tertarik ke atas. Ialu ia menepuk keningnya dengan kasar.

"Pikun di pelihara" Jeno melipat kedua tangannya di depan dada, juga memutar bola mata malas.

"Maaf hyung, habis tadi aku bingung mencari tempat ini" Haechan menarik tangan sang kakak. Menggoyang goyangkan lucu.

"Miif Hying, hibis tidi iki binging..." Jeno menirukan sang adik.

"Di kasih hati minta jantung! HAH MAU GELUD?" Haechan tiba-tiba berdiri sambil berkacak pinggang menatap Jeno dengan tatapan sengit.

Memang kakak yang sangat menyebalkan.

"Apa? ayo gelud, tapi nanti nangis gak usah ngadu" Haechan menggeram, tak bisakah sehari saja tidak bertengkar?.

"Apasih jomblo diem deh" tak terima dirinya secara tidak langsung di katai pengadu. Padahal Haechan hanya mengadu jika Jeno sudah benar benar membuatnya marah hingga menangis. Kecualikan tadi malam hehe.

"Ngaca woi!"

"Yaudah sih sama sama jomblo"

"Beliin minum sana, hyung tunggu... gak lihat apa temen temen hyung lelah?" Jeno menunjuk teman temannya yang berada di lapangan dengan dagunya.

"Oh buat teman hyung? bilang dong! bentar ku belikan di depan" Haechan melesat pergi meninggalkan Jeno dan Mark yang masih di sana.





























to be continue

suka heran saya sbnrny, ini kayak lebih ke nohyuck nggk sih? 🙈

dahlah pusing juga mimin

nah udah ya double up!! apa mau triple??? biar cepat selesai aja gitu...

bentar mau curhat. Kan ini sy lagi sari awan, kok malah menjalar jadi sakit gigi ya?? mana buat mingkem sakit bener nah

Party Favour (Markhyuck) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang