thirteenth

4.2K 542 4
                                    

Akhirnya matahari tepat di atas kepala mereka. Jeno mengajak teman temannya untuk rehat dan makan siang beli nasi bungkus. Sedangkan Mark pergi dengan Haechan sesuai apa yang ia bilang tadi. Mengajak Haechan makan siang bersama tentunya.

Sesampainya mereka di tempat makan, Mark dan Haechan memesan makanan dan minuman sesuai yang mereka inginkan.

"Sebentar aku mau ke toilet" Haechan mengangguk sebagai balasan. Menatap bahu tegap itu hingga hilang dari hadapannya.

Merasa bosan, ia membuka aplikasi itu. Ia menekan isi pesannya dengan sosok bernama waterlemon itu.


Waterlemon
Lapangan G****h

Lee Pudu
Aku juga di sana hyung, apa jangan jangan hyung mengenal hyung ku juga?



Ting!




Haechan tersentak mendengar notifikasi dari ponsel yang bukan miliknya. Benar, itu milik Mark. Ponselnya Mark di taruh tepat di atas meja.

Haechan menyeringit curiga, ia menatap ponsel itu cukup lama. Kembali beralih ke ponselnya mengetik pesan yang lain.

Lee Pudu
Hyung?



Ting!



"Benarkah?" Haechan bergumam lirih.

Ia berniat mengambil ponsel Mark, namun dering telepon mengejutkannya. Mark yang sudah selesai dengan acara toiletnya pun sedikit berlari ke arah meja mereka. Mengambil ponsel itu dan meminta Haechan untuk menunggu. Lalu ia berjalan keluar dari tempat makan itu.

Haechan pun menatap Mark yang sudah selesai mengangkat panggilan teleponnya. Masuk kemudian duduk di kursi pelanggan.

"Maaf Haechan" Haechan tersenyum sebagai balasan.

Tak lama, pesanan mereka datang. Seketika Haechan melupakan semua, beralih fokus kepada makanan lezat di hadapannya. Aroma yang cukup memikat indra penciumannya.

'Ahh mungkin kebetulan saja'

Mark terkekeh gemas melihat Haechan menatap binar makanan makanan itu. Sungguh Mark ingin mencubit lagi kedua pipi berisi sosok di hadapannya.

~***~

Melihat temannya yang usai pelajaran sekolah langsung mengambil ponsel, Jaemin sedikit kesal. Ini sudah waktunya pulang! temannya itu masih asik bersama benda pipih itu.

"Chan, ayo pulang!! main hp mulu, nanti wajahmu seperti hp, WOI!!" teriaknya.

Bukannya menjawab, Haechan malah tertawa menatap benda itu. Jaemin sedikit takut dan menjadi bingung. Karena Haechan di panggil dua hingga tiga kali masih tak menjawab. Jaemin merebut ponsel yang berada di genggaman temannya itu.

"JAEMINNN" Haechan merengek meraih ponsel yang di ambil Jaemin.

"Kenapa sih dari tadi sibuk dengan ponselmu?" Jaemin membuka ponsel Haechan. Mendapati aplikasi yang lumayan unik namun familiar di penglihatannya.

Ia terdiam cukup lama membaca pesan pesan itu. Tak lama ia tersenyum, tapi menurut Haechan Jaemin tiba tiba menjadi sosok yang mengeringkan di matanya.

"J-jaemin?" Haechan berdidik ngeri, ini sudah lumayan sore untuk mereka masih di sekolah. Sekarang Haechan di hadapkan oleh Jaemin yang seperti ini.

"Hahahahaha jadi begitu" Jaemin melempar ponsel Haechan ke arah sang pemilik.

Untung reflek Haechan bagus, ia langsung menangkap ponselnya yang terlempar dari tangan Jaemin.

Haechan yang melihat Jaemin tertawa pun menjadi bingung. "Ada apa?"

"Eumm tidak tidak" Jaemin mengibaskan tangannya lalu pergi meninggalkan Haechan yang masih mematung menatap dirinya. Haechan pun menata buku bukunya lalu memasukkan ke dakan tas. Menyusul Jaemin yang sudah berlalu meninggalkannya.

~***~

Usai pulang sekolah, Jaemin langsung menuju kamar sang kakak. Tanpa mengetuk atau permisi, ia menyelonong saja. Toh mereka kakak beradik.

Jaemin mengedarkan pandangannya tak menemukan sang kakak, "Hyung?"

"Iya?" mendapati suara sang kakak dari arah belakang ia pun menoleh. Mark ternyata sedang tak berada di kamarnya.

"Mark hyung dari mana?" tanya Jaemin mendekat.

"Dari dapur" Jaemin hanya mengangguk. Lalu ia menelusuri tangan kakaknya mencari sesuatu.

"Ponsel hyung mana?"

"Itu di kasur, kenapa?"

"Boleh pinjam sebentar?" Mark mengangguk, Jaemin pun langsung menyambar benda persegi itu. Membukanya beralih ke aplikasi yang ia cari lalu menekan aplikasi tersebut.

Cukup lama Jaemin bermain dengan ponsel Mark. Tak lama setelah itu Jaemin tertawa terbahak bahak. Ia tak menyangka, dunia se sempit ini. Sedangkan Mark heran menatap sang adik yang sepertinya mendadak stress.

Jaemin melangkah mendekat ke arah Mark, lalu memberikan barang yang ia pinjam kepada sang pemilik.

Tangan Jaemin menepuk berkali-kali pundak  kakaknya. Berlalu melewati Mark yang masih bingung.

"Semoga hyung berhasil"

"Hah?"























OKEH TBC!

Party Favour (Markhyuck) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang