Beruntung [end]
Sedih banget rasanya duduk diam ga bisa apa-apa karena badannya masih sakit. Diam di rumah sendirian dan ga ngapa-ngapain tuh bosan banget.
Udah mau jam setengah 1 tapi istrinya belum balik juga, dia jadi khawatir.
Taehyung menghela nafas. Harusnya dia yang ngerawat Jisoo di masa kehamilan pertamanya, eh malah Jisoo yang bakal kerepotan ngejagain dia karena kejadian ini.
Suara pintu kamar terbuka, menampilkan objek yang sedaritadi ia tunggu. Wajah Taehyung kembali sumringah.
"Maaf lama, tadi aku ke indomaret dulu soalnya, trus hp aku lowbat jadi ga bisa ngabarin hehe." Jisoo nyengir.
"Iya gapapa. Beli apa emangnya?"
"Nih beli telur sama sosis buat sarapan besok, trus susu sama roti, susu hamil, sama pocky buat aku."
"Pakai duit kamu belinya?"
Jisoo mengangguk, "Ya iya.."
"Lain kali kalau mau belanja pakai uang aku."
"Gausah, ngapain si? Aku kan kerja juga. Simpen aja uang kamu buat anak-anak."
"Masa setiap hari kamu yang ngebiayain makan aku?" protes Taehyung.
"Ya gapapa, apa salahnya? Kamu juga banyak pengeluaran Tae, dari pajak sampai listrik kan kamu yang bayar semuanya."
Taehyung menghela nafas.
"Yaudah deh iya. Tapi kalau ngerasa uang belanjaan kamu kurang, bilang ke aku ya?"Perempuan itu tersenyum "Iya sayang."
"Kamu ngidam gak?" tanya Taehyung memastikan. Dia gamau anaknya nanti ileran gara-gara yang dipengenin ga kepenuhi.
"Keknya suami tetangga yang baru pindahan itu ganteng deh, anak kamu pengen meluk."
Wajah Taehyung menekuk. "Masa ngidam pengen meluk suami orang? Ga lucu ya."
"Ya kan namanya juga ngidam. Siapa tau entar anak kita bisa secakep dia"
"Gaada gaada. Ntar kalau muka anak aku jadi mirip dia, yang ada disangka anak dia nanti. Mending peluk papinya biar tambah ganteng"
Jisoo terkekeh. "Yaudah sini peluk."
Taehyung perlahan bangkit dari tempat duduknya. Walaupun badannya masih berasa retak, tapi kalau udah ditawarin meluk Jisoo tuh ga bakal bisa ditolak.
"Bisa ngga?"
"Bisa sayang."
"Baring di kasur aja kalau masih sakit." saran Jisoo.
Taehyung mengangguk dan berjalan ke arah kasur, dipapah oleh istrinya.
Jisoo baring dan memiringkan tubuhnya menghadap kearah Taehyung. Wanita itu menaruh lengannya tepat diatas perut sang suami.
"Ini jadi kayak aku yang hamil ya.." kekeh Taehyung.
"Berapa bulan om anaknya?" canda Jisoo sambil mengelus pelan perut Taehyung.
"12 hari tante."
Taehyung terkekeh. "Ji kamu tau ngga?""Apa?" tanyanya.
"Aku beruntung banget punya kamu.
"Gombal."
"Bukan gombal, ini beneran. Aku dari dulu udah nyematin kata rumah dalam diri kamu, tau gak kenapa? Karena sejauh manapun aku pergi, pasti baliknya ke kamu lagi. Berbagai masalah udah kita laluin sama-sama, gaada tuh yang bikin aku pergi dari kamu."
Jisoo tersenyum haru. "Makasih ya. Aku lebih beruntung punya kamu. Jarang banget ada orang yang bisa ngerti sama sikap-sikap aku, tapi ternyata kamu bisa ngatasin itu semua. Maaf ya kalau sering bikin kamu ribet."
Benar-benar seberuntung itu Jisoo punya Taehyung. Awal-awal pernikahan juga mereka ga jarang cek cok, tapi lagi-lagi suaminya bisa mengatasi hal-hal tersebut.
"Kira-kira anak kita cewek apa cowok ya?" tanya Taehyung.
"Cewek sih kayaknya. Kamu mau kasih nama apa kalau beneran cewek?"
"Ariana Grande, biar suaranya cetar kayak syahrini."
Jisoo tertawa kecil.
Hari ini mereka habiskan dengan obrolan yang mendalam. Mengagumi sosok satu sama lain, dan memberikan kata-kata romantis untuk menambahkan bumbu ketenangan pada obrolan tersebut.
END
Ga kerasa yah, mungkin karena ini ceritanya ga banyak konflik jadi cepet banget tamatnya. Oh ya, ini belum selesai kok, masih ada epilog, tungguin aja ya<3 Sampai jumpa semuanya!!
Ily guys.