chapter 6

1.7K 148 3
                                    


Jennie membelakangi Lisa lalu menutup matanya karena ia benar-benar ngantuk dari tadi. Tapi ia tak bisa tidur karena ocehan Lisa yang tak berhenti.

"Duuh Lili ga sabar. Besok udah mulai kerja di kantor Daddy yey" Ucapnya sambil menatap langit-langit kamar mereka
"Udah 20 kali dia bilang itu" Batin Jennie tertekan

Ia melirik Jennie yang membelakangi nya

"Nini,besok lili udah mulai kerja di kantor!" Ucapnya dan jennie pura-pura tak mendengar nya
"Nini" Panggilnya lagi

"Besok anterin Lili ke kantor ya?" Pinta nya
"Gak" Balas Jennie spontan
"Pergi aja sendiri" Sambung nya
"Tapi Lili pengen di anterin sama Nini"

"Ga mau" Ucap Jennie lagi
"Okay.." Lisa pun menatap langit-langit kamar mereka lagi

"Nini" Panggilnya untuk kesekian kalinya. Jennie frustasi sekarang.
"Cara bikin dede bayi gimana?"

Mata Jennie terbuka lebar seketika.

"Lili penasaran deh" Sambung Lisa
"Aku ga tau" Jennie menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Ia bergidik ngeri.
"Lili juga ga tau" Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Terus paman Lili kok bisa punya anak ya? Cara nya gimana?" Tanya lisa lagi
"Tanya aja sendiri"
"Kata paman Lili, harus nikah dulu. Kita kan udah nikah? Kok belum punya dede bayi?"
"Ya tuhan,aku tertekan. Tolong hindari aku dari pertanyaan seperti itu" Batin Jennie berusaha untuk tidur

"Lili pengen dede bayi! Lili pengen!!" Paksa nya. Dengan geram, Jennie membuka selimutnya dan menatapnya sinis
"Kita ga bakal bisa punya dede bayi! Sampe sini paham?!" Ketus Jennie
"K-Kenapa..?" Tanya Lisa dengan puppy eyes nya

"Ya karena emang ga bisa! Kamu ga bakal paham caranya! Jadi mending,ga usah punya dede bayi sekalian. Jangan tanya apapun lagi! Aku mau tidur!" Jennie menarik selimutnya dan berusaha untuk tidur.

"Padahal Lili pengen dede bayi biar Lili punya temen" Jennie terdiam mendengar ucapan Lisa barusan
"Soalnya Lili sendirian terus di rumah"

.

.

.

"Lalisa! Buruan turun!! Sarapan nya udah jadi!" Teriak Jennie dari ruang makan
"Iya sebentar!" Teriak Lisa dari kamar

Jennie memutar bola matanya. Sudah 30 menit, Lisa tak kunjung turun.
"Dia bisa telat ke kantor kalo begini" Jennie pun segera naik tangga dan menuju kamar. Ia membuka pintu dan terbengong melihat Lisa yang masih pakai boxer serta jas.

"Celana nya mana?!" Kaget Jennie
"G..Gatau.."
"Arghh! Kan udah aku siapin!" Jennie pun membuka lemari dan mencari-cari celana untuk Lisa. Sementara Lisa duduk di tepi kasur sambil memeluk lutut nya.
"Ini apa?! Makanya di cari pake mata!" Jennie melempar celana itu tepat ke wajah Lisa. Lisa hanya nyengir lalu memakai nya.

"Ikat pinggang lili mana?" Tanya Lisa Jennie menghela nafas
"Kan sudah aku siapin! Makanya jangan suka hilangin barang!" Ketus Jennie
"Maaf..tadi malem, lili main perang-perangan pake ikat pinggang" Ucap Lisa dengan suara mengecil karena takut di marahin Jennie.

"Hah? Main perang-perangan sama siapa?!" Tanya Jennie murka
"Sama bayangan Lili sendiri" Balas Lisa sambil mengigit bibir bawah nya

"Duh gimana sih" Kesal Jennie yang masih mencari benda itu di sekitar kamar
"Kalo begini tiap hari tuh kamu bisa telat! Gimana sih" Omelnya lagi

Beberapa saat kemudian, Jennie menemukan ikat pinggang itu di bawah lemari. Ia segera meraih nya dan memberikannya pada Lisa.
"Cepat pake!" Lisa pun menerima nya dan segera memakainya dengan buru-buru.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang