Emak, Aku Sakit?

0 0 0
                                    

Seminggu sudah Kinara mengais kardus-kardus, botol bekas, atau barang-barang bekas lainnya. Hujan, terik matahari ia tetap bertekad membawa lauk untuk Mak di rumah. Tak lupa Kinara selalu mampir ke pohon Cemara disetiap senja akan bergulir.

Hari ini Kinara dapat barang bekas yang cukup banyak. Bisa untuk persediaan dua hari bersama emak. Bang Sinaga selalu memberi lebih setiap aku setor barang ke botot. Tak banyak, seribu, dua ribu ia lebihkan setiap harinya.

"Oi, anak kecil. Sini, lama kali kau hari ini. Wah wah wah, banyak juga kau bawa hari ini ya." Panggil bang naga

"Halah bang, minta la dikit air minum. Haus kali aku. Panas kali Medan ini ku rasa. Lumayan banyak la aku bawa ini bang. Lumayan, bisa untuk dua hari." Jelas Kinara.

"Kau minta aja sama kakak di dalam. Sini barang kau, biar aku timbang." Tegas bang naga.

"Oke bang." Jawab ku singkat.

Aku langsung masuk ke dalam rumah bang naga dan minta air putih sedikit sama istrinya.

"Heh, anak kecil. Udah siap minimnya. Ini uang mu. Mau apa gak?" Panggil bang naga.

"Siap kapten."

"Lima puluh ribu sama mu ya, besok gak usah pala kau cari barang-barang ini. Bisa istirahat kau besok." Ujar bang naga.

"Gak lah bang, kalau bisa besok dapat lempol lagi kan lumayan." Jelas Kinara.

"Terserah kau lah, pokoknya dah ku bilangin sama kau."

Riang hati, Kinara pulang ke rumah. Tak lupa mampir ke rumah makan untuk beli lauk makan malam. Maklum, Kinara cuma bisa masak nasi dan air aja. Sebelum berangkat, Kinara menitip buku di rumah bg Naga. Satu Minggu berlalu, Kinara sudah menyusun tiga mimpi yang akan ia ukir.

"Hai pohon, apa kabar hari ini. Setiap sore ku perhatikan gak ada anak-anak yang main ke sini ya. Tapi bagus la, jadi aku ada waktu bersama. Oh ya, hari ini aku dapat lima puluh ribu. Banyak kan? Bisa untuk dua hari. Oh ya pohon, aku udah tulis tiga mimpi. Bukan hanyak tiga, mungkin empat, lima, enam atau seratus Mimpi. Mimpi ini akan aku ukir untuk emak. Kayaknya udah denga ngaji, aku pulang dulu ya. Besok aku mampir lagi ke sini. Dada pohon"

***

"Tolong ... Tolong ... Ada anak pingsan. Teriak warga yang melintas di dekat rumah Kinara.

Warga langsung membawa Kinara ke rumahnya. Tapi kak gak ada di rumah. Warga memangku Kinara sampai emak pulang.

"Kenapa ... Kenapa. Ada apa ramai-ramai?" Teriak Mak dari kejauhan.

"Kau ini, udah gak kerja malah keluyuran. Kau lihat ini Kinara." Teriak bang Tigor.

"Maaf bang, ayo ayo, bawa masuk" jawab Mak pelan.

"Kinara ... Kinara ... Bangun nak. Ini emak. Kamu udah di rumah nak." Panggil Mak pelan.

Lima belas menit Kinara belum sadarkan diri. Emak dan beberapa ibu-ibu masih menunggu Kinara siuman. Setengah jam, akhirnya Kinara bangun dengan wajah dan bibir pucat.

"Kamu kenapa Kinara?" Tanya Mak singkat.

"Pusing Mak, lemas."

"Bentar, emak ambil air panas."

"Kinara bukan sekali ini aja pingsan Mak, kemarin Kinara pingsan di jalan. Bang naga yang nolong." Jawab Kinara lemas.

"Kita berobat ya nak?" Ajak emak.

"Gak usah Mak, uang dari mana kita kalau berobat. Ini ada empat puluh ribu Mak. Tadi aku beli lauk 10 ribu. Bisa emak simpan untuk besok kita makan" tegas Kinara.

Mimpi-Mimpi Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang