41. I am Fine

2.6K 279 12
                                    

Angkasa membawa langkah gontainya menyusuri jalan setapak dihadapnnya, sosoknya bahkan terlihat begitu santai seiring dengan lagu yang saat ini sedang ia dengarkan melalui airphone. Mulutnya bahkan tidak henti - hentinya untuk membuat gelembung dari permen karet yang sedari tadi ia kunyah.

"Anterin gue yuk" ajak Samudra yang entah sejak kapan sudah berada di sebelahnya.

Angkasa mengernyit bingung, "Kemana?"

"Nyari makan, lo udah makan?" Tanya Samudra yang sukses membuat Angkasa mengernyit bingung.

"Belum sihh"

"Bukannya tadi lo udah makan mie ayam sama siomay?" Tanya Aksara lengkap dengan kernyitan di alisnya.

"Ya namanya juga people +62, kalau belum makan nasi ya namanya belum makan. Gapeduli tuh kalau sebelumnya udah makan bakso se truck" ujar Angkasa yang sukses membuat Aksara dan juga Prince memutar bola matanya malas.

Angkasa terkekeh, "Mau makan dimana?"

"Warung mang ujang aja, biar bisa wifian" Prince yang sedari tadi menyimak kembali mulai angkat bicara

"Dasar ga modal"

"Namanya juga tanggal tua, Sa"

"Saran dari gue, mending lo jual tuh iphone lo, trus uangnya lo pake beli kuota"

"Trus kuotanya gue pasang dimana bangkee kalau hp nya gue jual"

"Beli nokia aja. Biar balance, kuota 80k nokia 200k" Aksara menimpali

Angkasa memutar bola matanya malas sebelum akhirnya memilih melanjutkan langkahnya, meninggalkan Aksara, Prince dan juga Samudra yang saat ini masih mengekor di belakangnya.

"Jadi ikut makan ga, Sa?" Tanya Samudra sekali lagi.

"Gue sih tergantung Aksara, kalau dia ikut gue ikut, kalau dia engga ya gue ngapain ikut" balas Angkasa yang entah kenapa sukses membuat Samudra tersenyum miris. Ternyata begini rasanya ketika orang yang kita sayang mulai bergantung pada orang lain.

"Lah kok jadi ke gue? Lu kalau mau makan yaudah makan aja, ga usah ngikut - ngikut gue bege"

"Berarti lo ga ikut?" Tanya Angkasa memastikan.

"Bukannya gamau ikut, tapi gue emang lagi ga laper. Udah gitu gue juga udah janji sama papa mau pulang cepet"

"Ngapain?"

"Biasalah, papa kalau lagi libur gabutnya kumat. Jadi kalau ga di temenin, yang ada gue kena teror mulu" balas Aksara yang langsung dijawab kekehan pelan oleh Angkasa.

"Berarti lo ga ikut, Sa?" Tanya Samudra setelah mendengar penolakan Aksara tadi.

"Udah lo ikut aja, jarang - jarang kan lo berdua makan bareng" ujar Aksara

"Tapi gue berangkatnya kan sama lu bege, tar kalau bokap lo nanyain gue gimana?"

"Dihh pede banget lu anjirr, udah sana lo pergi aja. Tar kalau ada apa - apa atau pengen di jemput call aja" ujar Aksara yang sukses membuat Angkasa mengangguk paham.

"Lo ga ikut juga Prince"

"Ngga deh, gue pulang juga. Lagi irit"

"Gue traktir deh"

"Gausah, lo nikmatin aja tuh waktu berdua sama abang lo" ujar Prince yang disetujui oleh Aksara

Sedangkan tidak jauh dari keduanya, sosok Samudra hanya bisa mengulum senyum tipisnya. Karena jika boleh jujur, rasanya cukup sakit ketika melihat interaksi keduanya. Samudra cemburu? Tentu saja, hanya saja ia tidak mau berdebat setelah mereka baru saja baikan.

"Yaudah kalau gitu gue ikut lo, Sam" balas Angkasa lengkap dengan senyuman khas miliknya.

"Jagain ya, Sam. Gue balik duluan" ujar Aksara lengkap dengan nada ramahnya. Meskipun dirinya masih sedikit jengkel dengan sikap Samudra beberapa hari yang lalu, tapi demi Angkasa ia rela untuk bersikap netral.

"Hati - hati ya"

"Inget kabarin gue kalau ada apa - apa"

"Jadi lo berharap gue kenapa - kenapa gitu?"

"Kaga gitu juga ya maung"

"Gue Angkasa, bukan maung"

"Dahalah, gue balik aja. Capek ngomong sama lu" ujar Aksara yang langsung dijawab kekehan kecil oleh Angkasa.

Aksara memutar bola matanya malas sebelum akhirnya melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan tempat tersebut.

Sedangkan Angkasa? Laki - laki itu hanya bisa mengedikkan bahunya heran, mengabaikan jika saat ini sosok Samudra tengah mengamatinya dalam diam.

"Lo sakit ya?" Tanya Samudra yang entah kenapa sukses membuat Angkasa mengalihkan atensinya.

"Badan lo kurusan, muka lo juga pucet" ujar Samudra seraya mengamati sosok adiknya yang kini terlihat sedikit kurus.

"Perasaan lo aja kali" ujar Angkasa berusaha bersikap senetral mungkin. Ia hanya tidak ingin jika kecurigaan Samudra semakin menjadi.

"Tap—"

"Sammm" potong Angkasa cepat. "Katanya mau ngajak makan, ini malah ngomongin hal yang ga penting. Yang ada kalau gue ladenin, gue malah sakit beneran gara - gara lambat makan" alibi Angkasa yang untungnya sukses membuat kecurigaan Samudra sedikit berkurang.

"Yaudah kalau gitu, kita cari makan sekarang"

"Lo naik motor?"

"Ngga gue bawa mobil, tuhhh" ujar Samudra seraya menunjuk mobil merah yang biasanya sering mereka pakai.

Angkasa mengangguk paham, "Rasya gapapa kalau lo makan sama gue?"

"Gapapa gimana? Lo kan adik gue, ya suka - suka gue dong mau ngajak lo makan. Ga ada urusannya sama Rasya, Sa"

"Terus kalau lo pergi sama gue, tu anak pulang sama siapa? Gue rasa lo gabakal setega itu buat ngebiarin dia balik sendiri"

"Dan gue juga ga sebodoh itu buat ngajak dia makan bareng sama kita"

"No problem sih"

"Kita baru aja baikan, dan gue ga mau berantem cuma gara - gara hal konyol kaya kemarin lagi, Sa"

"Hahaha konyol ya?"

"Sa please"

"Canda elahhh. Tapi seriusan nanya, tu anak pulangnya gimana?"

"Naik taxi"

"Dia mau?"

"Ya mau gamau harus mau"

"Ohh okay"

"Kenapa?" Tanya Samudra

"Gapapa, cuma nanya aja"

"Lo masih trauma sama kejadian waktu itu?"

"Menurut lo aja sih"

"Maafin gue"

"Iam fine"

TBC

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang