Between you and me

215 4 2
                                    

Part 22. Between you and me

Dewa terbangun dari tidurnya dan langsung menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 05.02. Dewa tersenyum simpul dan segera bangun dari ranjangnya, kemudian bersiap untuk menjemput Kirana ke Bandung, dia sudah ijin cuti kepada Pak Aldi, dan menyerahakan urusan perusahaan kepada lelaki itu. Dia ingin membuat kejutan untuk istrinya yang teramat dirindukannya. Dua hari tanpa Kirana terasa mematikan untuknya.
Dewa telah rapi, sebelum berangkat dia ke kamar Abree dan tersenyum manis ketika melihat bocah kecil itu masih terlelap, kemudian melangkah mendekatinya dan mengecup lembut kening putranya sambil membenahi selimut lalu melangkah keluar dan menutup pintu kamar dengan pelan.

Di dalam mobil ingin sekali Dewa menelepon Kirana namun lagi-lagi di urungkan niatnya. Dia ingin membuat istrinya terkejut dengan kehadirannya. Senyum manis tak pernah hilang menghiasi wajah tampannya.
Beberapa jam perjalanan akhirnya membuat Dewa bernapas lega kala dia menepikan mobil di pelataran rumah ibu Kirana, dengan langkah cepat Dewa keluar dari mobil menuju pintu depan dan mengetuk.
Seorang wanita paruh baya membuka pintu, Dewa dengan senyuman riang menyapa wanita itu.

"Siang, mbok kasih, saya ke sini mau jemput Kirana,* ucap Dewa penuh semangat.

"Non rana?" tanya perempuan itu dengan heran.

"Siapa, Mbok?" tanya ibu dari dalam rumah.

"Pak Dewa, Buk" jawab mbok Kasih.

Dewa masih menunjukkan senyuman manis sampai ibu Kirana berada di depanya menatap dengan heran.

"Nak Dewa tumben ke sini, ayo masuk" sapa ibu.

Dewa menatap ibu dengan penuh tanya.

"Mana rana, Nak?" tanya ibu kemudian.

Wajah Dewa memucat mendengar pertanyaan ibu mertuanya itu

"Kirana..., " Dewa tidak mampu meneruskan perkatannya.

Ibu tersenyum lembut menatap menantunya itu.

"Kirana kenapa,Nak?" tanya ibu-lagi.

"Kirana..., em..., eh Kirana sedang meeting, Bu, jadi dia menyuruh saya menunggu di sini," jawab Dewa bohong.

"Oh, ya sudah sebentar ibu buatkan minum dulu ya, Nak,"

"Iya bu."

Berbagai pertanyaan singgah di kepala Dewa. Dia kini bingung di mana Kirananya berada? Kenapa istrinya itu berbohong bahwa ibunya sakit? Dewa menghela napas dan segera mengambil ponsel lalu menghubungi nomor Kirana. Namun, nihil nomor istrinya tengah tidak aktif, berbagai pikiran buruk berkecamuk di hatinya. Ibu keluar dengan membawa secangkir teh dan menaruh di depan Dewa.

"Di minum, Nak"

Ucapan ibu mengembalikannya ke alam sadar. Dewa menatap ibu dan tersenyum, senyuman manis yang dia paksakan. Dewa menyesap teh yang dihidangkan ibu untuknya, kemudian setelah beberapa menit berbincang dengan ibu Dewa pamit pulang dan ibu mengijinkannya.

Dewa mencari Kirana di setiap jalan, matanya tidak lelah mencari Kirana di setiap tempat yang mungkin di kunjungi istrinya itu. Namun, sampai hari beranjak sore Dewa belum juga menemukannya, berulang kali Dewa menelepon ponsel Kirana tapi tetap tidak aktif. Dewa frustasi dan berhenti di sebuah lampu merah, ponselnya bunyi, dengan cepat Dewa melihatnya. Namun, wajahnya berubah kecewa manakala bukan Kirana yang menghubunginya.

"Halo, Nak, sudah ketemu sama rana?" tanya ibu lembut.

Dewa terdiam mendengar pertanyaan ibu, dia tidak tau harus menjawab apalagi, sampai ketika pandangannya tertuju pada sebuah kafe. Kaca lebar mempermudahkannya menatap siapa yang duduk di dalam kafe. Dewa terbelalak menatap Kirana, iya benar itu Kirana, istrinya yang tengah dia cari sekarang. Namun, Dewa harus menelan pil pahit saat menatap lelaki yang tengah bersama dengan istrinya. Jefrey...? Kirana? istrinya tengah bersama dengan Jefrey, mereka tengah tertawa dengan riang, tawa yang jarang terlihat di wajah istrinya, kini dia menatap tawa lepas itu, tetapi yang menyakitkan adalah istrinya tengah tertawa dengan lelaki lain, bukan dengannya. Hati Dewa hancur ketika sebuah kenyataan menyentak hatinya, istrinya telah membohonginya. Kirana ke Bandung bukan untuk ibu mertuanya, tapi untuk bertemu lelaki ini. Napas Dewa terasa sesak, ingin sekali dia turun menghampiri mereka dan menghabisi Jefrey saat itu juga. Namun, dia tidak bisa melakukannya, dia takut kehilangan Kirana.

Forbidden LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang