Part 11. When i crying because of you

827 10 0
                                    

Kirana menangis di dalam taksi, ponselnya bunyi Kirana melihatnya ternyata sebuah panggilan dari Dewa, dengan segera dia reject panggilan itu. Kirana menghirup nafas dalam-dalam dan mematikan ponselnya. Dia ingin sendiri untuk saat ini. Kirana menatap luar jendela mobil, dia tersenyum miris. Kenapa hatinya sakit dengan melihat Dewa makan siang dengan Emi, dia seharusnya tidak seperti ini, dia harus memberikan Dewa kesempatan untuk menjelaskan kepadanya. Kirana segera menoleh pak sopir.

"Pak, kita putar balik..., " suruh Kirana

Sopir taksi segera memutar arah dan membawanya ke perusahaan. Begitu sampai Kirana langsung membayar argo dan keluar dari taksi kemudian berlari memasuki perusahaan tempatnya bekerja. Kirana segera memasuki lift dan berharap dia segera sampai di atas. Ketika pintu terbuka mata Kirana terbelalak ketika melihatnya berdiri didepan pintu lift.

"Rana?"

"Jefrey, ngapain kamu ke sini?"

Jefrey langsung masuk ke dalam lift dan kemudian pintu lift tertutup. Jefrey menatap heran wajah Kirana yang sembab, Jefrey akan memegang wajah itu namun dengan sigap Kirana menghindari tangan Jefrey. Jefrey kecewa dan menatap tanggannya sendiri yang tidak mampu menghapus air mata Kirana.

"Maaf," ucap Jefrey

Kirana hanya mengangguk dan menatap lurus ke arah pintu lift yang tertutup rapat.

"Saya ke sini mau bertemu dengan Pak Dewa, kita ada metting di ruangannya," jelas Jefrey

Kirana menatap Jefrey dengan pandangan sendu.

"Meeting?"

"Iya, perusahaan kami bekerja sama dengan perusahaan suamimu untuk merenovasi Rumah yatim piati 'Kasih Bunda', "

"Oh..., "

"Kamu kenapa ran?" Tanya Jefrey

Kirana menatap Jefrey kemudian pintu lift terbuka, Kirana akan melangkah keluar namun tangan Jefrey menahannya dan menekan tombol pada lift sehingga pintu lift tertutup kembali. Kirana terbelalak menatap kelakuan Jefrey. Lift membawa mereka ke lantai paling atas (roftop) dan Jefrey membawa Kirana keluar dari lift dengan menyeret tangan kanannya, Kirana berontak ingin melepaskan tangan Jefrey namun dia tidak berhasil. Jefrey melepaskan tangan Kirana dengan kasar sehingga wanita itu terjatuh dan menabrak vas bunga yang terletak di dekat tembok penghalang roftop. Jefrey kaget dan mendekatinya ingin menolong Kirana namun lagi-lagi Kirana menepis tangan lelaki itu. Jefrey menatap Kirana dengan pandangan kesakitan.

"Maaf, aku mohon jangan seperti ini ran,"

Jefrey memandang Kirana dengan wajah yang penuh dengan kekecewaan.

"Kamu yang jangan seperti ini jef,"

"Rana, aku siap melakukan apapun demi kamu ran, aku siap mengorbankan apapun untuk kamu , hanya dengan kamu bilang 'aku mau jeff', akan aku lakukan apapun itu ran, aku sama sekali tidak peduli dengan yang lainnya"

Kirana terluka mendengar ucapan lelaki itu, Kirana terisak dan menatap lembut wajah Jefrey. Jefrey terduduk di lantai di sebelah Kirana.

"Jangan melakukan apapun untuk aku jeff, jangan..., karena aku tidak pantas untuk merebut kebahagiaanmu, merebut masa depan yang telah kamu ciptakan dengan Rania, aku tidak pantas untuk kamu jeff, kita sudah memiliki hidup kita masing-masing"

"Kalau aku bilang kebahagiaanku itu adalah kamu bagaimana ran? Kalau aku bilang masa depan yang telah aku ciptakan itu adalah bersamamu apa kamu bisa melengkapi masa depanku?"

Kirana menatap Jefrey sekali lagi, wajah lelaki itu penuh dengan kesakitan yang terlukis jelas di matanya.

"Kenapa kamu baru datang sekarang? Kenapa tidak dari dulu kamu menemuiku jef?"

Kirana menatap Jefrey dengan sinis, ada amarah yang ingin dia luapkan yang sudah lama mengganjal di dadanya. Jefrey spontan menatap wajah Kirana yang penuh amarah.

"Kenapa saat itu kamu meninggalkan aku? Kenapa tidak sekalipun kamu bilang padaku bahwa kamu mencintaiku? padahal aku sangat ingin mendengar kata-kata itu dari bibirmu jef, kenapa jef, KENAPA?"

Kirana tak mampu lagi menahannya, luka yang telah lama dia simpan akhirnya dia keluarkan. kirana terisak sambil menatap wajah Jefrey yang tertegun menatapnya.

"Maaf, aku kira kamu akan sabar menungguku, aku merasa diriku belum pantas mengatakan perasaanku saat itu rana," Jefrey menatap wajah Kirana yang berurai air mata, hatinya sakit melihat hal itu, "saat itu aku pengecut, aku tidak berani mengatakan kalau aku mencintaimu, aku harus mengejar mimpiku lebih dulu dan berharap setelah aku berhasil aku akan datang ke padamu dengan membawa kebahagiaan untuk kita, namun setelah aku bisa meraih mimpiku ternyata konsekuensinya adalah aku harus kehilangan kamu, sungguh aku terluka ran, aku ke luar negri untuk meneruskan S2 ku dengan bea siswa yang diberikan oleh papanya Rania, setelah aku lulus beliau langsung menyerahkan jabatan yang penting untukku, dan kalau kamu bertanya apa aku bahagia? Tidak rana, begitupun saat papa Rania dan Mamaku menjodohkan kami, semua itu hanya aku anggap sebagai balas budiku terhadap keluarga Rania. Yang ada di sini cuman kamu ran, cuman kamu yang tinggal di sini sejak kita masih kecil dulu."

Jefrey menunjuk dadanya dan menatap Kirana dengan air mata yang tak menggenangi pelupuknya. Kirana tidak mampu lagi menahan emosinya, dia merengkuh tubuh lelaki itu dalam pelukannya. Air mata Jefrey meluncur, dia lega sekarang telah berani jujur pada wanita yang dicintainya sejak mereka masih duduk di bangku TK dulu. Kirana melepaskan pelukannya dan memegang wajah tampan Jefrey spdengan ke dua tanggannya, wajah yang selalu hadir di setiap mimpinya, wajah yang telah memutar balikan hidupnya. Kirana mengecup bibir merah lelaki itu. Jefrey menutup ke dua matanya, membiarkan Kirana membawanya pada kebahagiaan yang tak pernah mereka nikmati bertahun-tahun silam.

Kirana tersenyum menatap wajah tampan Jefrey, Jefrey membuka matanya dan menatap lekat wajah Kirana.

"I love you" ucap Jefrey

Kirana tersenyum tulus sambil mengusap lembut wajah Jefrey.

"I love you too"

Jefrey langsung mencium bibir kirana, lagi dengan kecupan singkat. Dan Jefrey langsung menenggelamkan tubuh Kirana dalam pelukan dada bidangnya.

***

Flashback

Dua orang anak kecil tengah bermain bersama di sebuah taman bermain. Mereka tengah bermain jungkat-jungkit bersama, wajah lucu mereka nampak bahagia, kemudian si bocah turun dari jungkat jungkit membuat si gadis kecil menatapnya. Si bocah berlari menuju rerumputan dan memetik beberapa bunga liar. Gadis kecil tadi mendekatinya.

"Kamu ngapain jeff?" Tanya gadis kecil

Jefrey kecil tersenyum menatap Kirana kecil. Lalu menyuruh Kirana duduk di sebelahnya. Kirana mengikuti perintah Jefrey dengan duduk di sebelah bocah itu.

"Aku mau menikah ran," ucap Jefrey kecil asal

Kirana kecil terbelalak mendengar ucapan Jefrey,

"Kita kan masih kecil, kenapa ngomongin menikah, kita menikah kalau sudah gede kayak ayah dan ibuku"

"Iya, nanti kalau aku sudah gede aku menikah dengan cewek yang cantik kayak mamaku"

Kirana merengut mendengar ucapan Jefrey,

"Trus kalau kamu menikah, aku mainnya sama siapa?"

"Sama aku"

"Kan kamu menikah"

Jefrey tersenyum dan menatap wajah lucu Kirana dengan pipi yang chubby dan rambut di kepang dua.

"Kan aku nikahnya sama kamu, wanita cantik itu kamu"

"Aku?"

"Iya kamu, kamu mau menikah denganku rana?"

Jefrey menyerahkan bunga liar yang dia petik tadi pada Kirana. Kirana tersenyum kemudian mengangguk dan menerima bunga pemberian Jefrey.

______________

To be continue

Bwi, 7

Forbidden LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang