Cewek yang ditaksir Taehyung

242 34 0
                                    


"Sumpah, kakak ini manis banget. Mana bodynya semok lagi."

"Idihhh."

"Lo kalo lihat pasti kagum juga." Aku menatap aneh padanya. "Dia manis banget chatnya. Tau banget kalo brondong kayak gue butuh belaian online."

"Pacarin aja sekalian, Tae. Lumayan kan lo diberikan belaian online setiap hari." Seokjin beranjak menuju ke dapur, berniat mengambil camilan lagi. Taehyung bilang dia baru belanja camilan tadi. Surga dunia Seokjin ada di rumah Taehyung memang. Makanya dia sangat suka berada di rumah itu. "Tae, gue mau susu stroberi lo ya?"

"Enak aja! Kalo yang itu gaboleh! Ambil rasa lain dong." Balasnya berteriak.

"Halaahhhh...." Seokjin menelisik ke lemari es yang lain dan mengambil susu pisang saja.

"Eoh, Seokjin." Seokjin berbalik dan mendapati Namjoon tersenyum. "Lama tak bertemu kamu." Dia masih dengan setelan kemeja. Pasti baru pulang kerja.

"Ah, iya kak. Kakaknya sibuk sih urusin pasien." Dia terkekeh. "Mau minuman apa kak? Biar Seokjin ambilin sekalian."

"Nggak usah. Kakak ambil sendiri aja. Kamu kembali aja ke ruang santai."

"Oke, kak." Seokjin pergi, menuju ke Taehyung lagi. Dilihatnya Taehyung yang fokus menatap ponsel. Yakin dia pasti dapat foto baru untuk asupan malam minggunya. Seokjin harap bocah itu dia tobat.

"Jin, lo kenal anak ini nggak? Kayaknya gue pernah lihat dimana gitu. Familiar banget wajahnya." Taehyung menyodorkan ponselnya yang menampilkan seorang perempuan mengerling pada kamera dengan memegang dadanya yang tak tertutup apapun. Perempuan berbeda dari yang kakak tadi. Seokjin mengamati wajahnya, merasa sedikit familiar dengan matanya.

"Bentar..." Seokjin menatap lagi, lalu memejam, mengingat-ingat. "Ah!" Taehyung menatap antusias. "Dia ini yang sering ngewakilin lomba cerpen. Satu klub sama gue, kerjaannya baca novel. Biasanya dia pake kacamata dan wajahnya gapernah dipoles make up. Dia beda kalo pake make up gini. Jadi pangling gue. Cantik banget."

"Wahhh. Anak sekolah kita? Berani banget kayak gini."

"Lo demen juga tapi kan?" Taehyung tertawa.

"Bohay juga, Jin." Ditatapnya layar ponselnya lagi. "Jadi pengen ketemu langsung."

"Pepetin sekalian, Tae. Cantik gitu, sayang kalau nggak lo klaim. Dia pasti mau lah. Secara, lo terkenal se-sekolahan." Seokjin mengecek aplikasi pesan, dari Jimin. Dia menanyakan perihal email yang berisi e-book yang dia beli untuk Seokjin, katanya. E-book yang dijual penulis lokal yang bukunya sedang Seokjin baca separuh. E-book nya katanya side story dari novel yang dibcanya. Seokjin yang tak tahu perihal begitu membalas Jimin dengan ucapan banyak terima kasih. Dibeliin oleh sultan. Sultan emang suka banget ya hamburin uang begitu.

"Lo asik banget chatan nya. Chat sama siapa sih?"

"Jimin."

"Jimin? Ngobrolin apa?"

"Novel. Yang kubaca ini." Seokjin menyodorkan novel pada Taehyung yang langsung didorongnya kembali kepadaku

"Gue alergi buku."

"Gaya lo, sat!"

"Eh, Jin." Seokjin meninggalkan novelnya lagi. "Lo pasti kenal kan sama cewek ini? Maksud gue, kenal dekat kan?"

"Nggak juga sih. Cuma beberapa kali sempat ngobrol, nyambung, yahh...beberapa kali chatan juga. Tapi bukan dari nomor yang lo tunjukkan itu."

"Adek kelas kan ya?"

"Heem." Seokjin sudah kembali pada novel, namun masih mendengarkan Taehyung.

"Jadi pengen gue pepetin."
"Tapi jangan ngancem ya Tae. Pepetinnya dengan cara yang bener. Jangan bongkar aib. Ingat, gaboleh jahat sama cewek. Katanya lo penikmat keindahan cewek, jadi jangan dijahatin ya." Seokjin berucap demikian tanpa menatap lawan bicaranya.

"Gak gentle dong kalo pake ancaman. Gue akan pake cara biasanya dan baik pastinya. Cantik banget si dia...eh, kesukaannya apa ya? Besok mau gue kasih sesuatu ke dia."

"Tumbenan habis ujian lo ke sekolah. Biasanya pilates sama kasur di rumah."

"Usaha, Jin. Lo masuk kan, besok?"

"Tentu."

"Anterin ke dedek naughty ya kalo gitu."

"Sebutan lo, njing."

"Kasar amat sih ucapan lo, Jin."

"Ha ha ha." Seokjin meraup keripik kentang di meja sambil memfokuskan perhatian pada novelnya lagi.
.
.
.
To be continued

Promise | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang