Bicara berdua

218 30 3
                                    


Seokjin menghindari Namjoon. Itu jelas sekali bagi Namjoon. Kala mereka berpapasan, Seokjin akan langsung memalingkan wajahnya. Atau jika Taehyung memintanya menginap, pemuda itu menolak dengan dalih masih ingin di rumah dan bermesraan dengan kasurnya. Namjoon sedikit gusar dengan hal itu. Seokjin yang seolah ketakutan bertemu dengannya membuatnya tidak nyaman dan tidak mau jika Seokjin bersikap begitu.

Hari itu, kala Namjoon mengatakan rasa sukanya pada Seokjin dan pemuda itu berkata untuk tidak bercanda, Namjoon agak tersinggung. Karena Seokjin mengatakannya dengan nada mengejek lalu terkekeh. Setelahnya, pemuda itu kabur dari kamar Namjoon untuk bersiap kuliah. Tanpa ada pembicaraan lanjutan hingga keesokannya Seokjin menghindar, berlanjut hingga beberapa hari.

Maka, di hari ke 6 Namjoon memutuskan akan menghampiri pemuda itu untuk mengatakan sejelas-jelasnya bahwa dia serius dengan ucapannya perihal perasaan itu. Namjoon mendatangi rumah Seokjin tanpa sepengetahuan Taehyung. Sepulang kerja, dirinya lelah, namun harus segera menuntaskan apa yang mengganjal dalam benaknya. Didiamkan oleh Seokjin rasanya tidak menyenangkan dan dia menjadi lebih sering marah serta kesal kala pemuda itu tidak berada di sekitarnya.

Di sinilah Namjoon. Rumah Seokjin yang terlihat sepi seolah tanpa penghuni, padahal dia tahu Seokjin berada di dalamnya. Lampu kamar pemuda itu yang menyala terlihat jelas dari ruang televisi rumahnya. Terkadang, dia bisa melihat siluet Seokjin yang mondar-mandir di kamarnya ketika dia sedang mengerjakan laporan.
Dengan mantap, Namjoon mengetuk pintu coklat yang polos tanpa ukiran. Bagian depan rumah Seokjin sangat rapi dengan beberapa tanaman yang digantung dalam pot-pot kecil. Ada kursi dan meja yang terbuat dari rotan, serasi dengan beberapa hiasan dinding yang menambah kesan kuno.

Cklek!

Namjoon dengan segera menahan pintu yang terbuka namun Seokjin akan menutupnya dengan segera. Dengan kaki yang menyelip di sela pintu, Namjoon sukses membuat Seokjin sebal dan tak punya pilihan lain selain mempersilahkan Namjoon masuk ke rumahnya. Dengan bibir yang cemberut dan beberapa kali menghela nafas, Seokjin mencoba biasa saja dengan kehadiran pria yang membuatnya berpikir kala larut menyapa. Menjadikannya tidak bisa tidur nyenyak sejak pernyataan pria itu beberapa hari lalu.

“Makasih.” Ucap Namjoon kala Seokjin meletakkan sekaleng susu stroberi lalu duduk di depannya. “Jangan cemberut dong, Jin. Aku merasa nggak enak bikin kamu marah begini.”

“Aku nggak marah kak.” sedikit lega mengetahui bahwa pemuda itu tidak menaruh angkara padanya. “Aku sebel sama kakak.” Senyum yang sempat terbit di wajah Namjoon, menghilang lagi. “Kakak ini bikin bingung. Maksudnya apa coba pernyataan kakak kemarin? Mau jadiin aku pelarian? Habis ditinggal mantannya nikah, nggak mungkin semudah itu pindah ke lain hati. Kalau bukan untuk pelarian ya hanya main-main. Untuk selingan doang.” Seokjin mengucapkannya dengan menunduk dan memainkan kain sweaternya. Namjon yang ditodong begitu terhenyak. Berpikir apakah yang dikatakan Seokjin itu benar? Apakah dirinya hanya terbawa euforia kebersamaan mereka selama beberapa waktu ini? Terbuai oleh pembawaan Seokjin yang menyenangkan?

“Bukan begitu, Seokjin.” Dia hanya bisa membalas seperti itu. Namjoon diam selama beberapa saat. “Nggak begitu. Bukan seperti itu.” Kebingungan itu membuat Namjoon sakit kepala. Seokjin diam-diam melirik pria itu dan heran dengan ekspresi Namjoon yang sedang berpikir keras.

“Lalu? Kak Nam aja gak bisa jawab aku.” Namjoon mendongak, menatap Seokjin dengan lekat.

Namjoon menghela nafas. “Maafkan aku. Sebaiknya aku nggak seperti ini.” Mengusak rambutnya dengan frustrasi, Namjoon kemudian bangkit dan berniat pulang saja. Pikirannya sedang tidak jernih, dia takut akan berucap macam-macam nantinya dan membuat semuanya semakin buruk. Dia harus mandi air hangat demi merilekskan tubuh dan pikiran, lalu dia akan bicara dengan tenang ke Seokjin. “Aku mau pulang dulu.”

Promise | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang