Rencana Malam itu.

209 26 0
                                    

Halooooo 😁 aku kembali lagi
Di sini dan beberapa part selanjutnya, aku mungkin akan menyajikan kehidupan kampusnya Seokjin :D selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
“Jin, malam ini kita mau ke party  Kijoon. Dia bilang akan menyediakan banyak kudapan di rumahnya. Kau tahu kan, dia anak orang kaya dan dia mengundang penyanyi indie yang kau sukai. Katanya dia juga teman dekat si penyanyi, lo mau ikut kan?” Jaesuk yag duduk di sebelahnya menuturkan godaan yang mustahil Seokjin tolak.

Makanan dan ada penyanyi kesukaannya. Siapa yang tidak tergoda? Sekian lama memimpikan berada di party lagi, dia begitu bersemangat ketika teman yang lainnya juga ikut membahasnya. Mendiskusikan bagaimana mereka akan datang ke mansion yang katanya memiliki penjagaan yang ketat itu. Juga, membahas rencana menenggak alkohol mewah yang disediakan.

Perihal alkohol, dirinya teringat beberapa minggu lalu ketika menghadiri pernikahan Jackson, dia menenggak segelas wine dan seolah hilang kesadaran. Saat bangun, kepalanya pusing luar biasa dan muntah di toilet. Taehyung menertawakannya. Seokjin menyadari bahwa lelaki itu ikut tidur di sebelahnya. Ingin menjaganya katanya. Seokjin tak ingat apapun bahkan apa yang terjadi saat dia mabuk.

Bertanya pada Taehyung, lelaki itu hanya tertawa kencang tanpa mau menjelaskan. Membuat Seokjin sebal bukan main, berakhir mereka yang perang bantal hingga dimarahi tante Kim karena membuat isi bantal berserakan. Sisa hari mereka habiskan menjalankan hukuman di green house milik mama Taehyung.

“Lo ikut kan, Jin?” lagi, Jaesuk bertanya sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Seokjin karena pemuda itu seperti melalangbuana. Seokjin mengerjap lalu menatap gerombolan temannya yang menatap menanti jawabannya.

“Iya, gue ikut. Tapi gue gamau minum alkohol, gue bawa motor sendiri soalnya. Nanti kirim alamatnya ya, biar gue nggak nyasar.”

“Beres. Pokoknya nanti kita tunggu di depan gerbang perumahannya, kita masuk bersama.” Kawannya yang lain menjawab sambil mengacungkan jempol.

“Ngomong-ngomong, ini semua anak jurusan ke sana semua? Yang angkatan kita?” Seokjin penasaran apakah mantan crush beserta pacarnya juga ikut ke pesta itu.

“Kayaknya sih ikut, tapi gatau lagi. Mereka kan pecinta dunia malam, apalagi anak kelas unggulan. Mereka auranya udah kayak anak pecinta pesta yang tajir dan jenius. Kesempatan tebar pesona dan ngecengin sana-sini.”

“Sotoy lo.” kekeh Seokjin menepuk punggung kawannya. “Tebar pesona ke siapa coba? Kan tiap hari ketemu teman sekelasnya.”

“Kali aja Kijoon ngundang teman SMA atau SMP nya kan? Pasti banyak manusia yang tidak kita kenal sebelumnya.” Lelaki bernama Yihyun itu suka sekali bergosip.

“Iya dah, gue iyain aja omongan lo.” Seokjin mengedarkan pandangan ketika segerombolan anak kelas unggulan menaiki tangga. Benar kata Yihyun, aura mereka beda dengan aura anak kelasnya.

“Kalau sampai ucapan gue bener, lo harus minum alkohol satu tegukan.”

“Gak. Gaada taruhan. Gue gak boleh minum alkohol, jangan jadi setan lo.” yang lainnya tertawa dan Yihyun mendelik seraya mencomot camilan Seokjin. “Bentar lagi kelas nih, ayo ke atas.”

“Aduh, mana mata kuliah Linguistik lagi. Gapaham gue.”

“Dah, ikuti aja kelasnya. Jangan bolos lagi lo!” Seokjin menyeret Jaesuk untuk ikut bersamanya kala melihat lelaki itu akan melarikan diri.

“Yaelah, Jin.”
**

Setelah merapatkan ritsleting jaket denimnya dan memastikan helm terpasang dengan benar, Seokjin berteriaak pada Yoongi bahwa dia berangkat diiringi deru mesin motornya yang meluncur ke jalanan komplek. Malam baru dimulai ketika dia bergabung dengan pengendara lain di jalan raya yang lumayan padat. Mungkin pengendara yang baru pulang dari kerja dan terjebak riuhnya jalanan. Langitpun masih agak keunguan dihiasi lembayung senja. Jernih, dan tak ada tanda-tanda mendung gelap yang berpotensi mengundang hujan. Walau agak gerah, Seokjin tetap harus memakai jaket untuk menghalau angin.

Promise | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang