Uncle

207 33 1
                                    


Seokjin melangkah dengan ragu. Dia sudah berada di tempat adik mamanya--alias pamannya. Sebuah rumah sakit. Tempat yang dibencinya. Pamannya ternyata seorang dokter. Terakhir kali dia berada di rumah sakit ini adalah ketika menemani Taehyung yang dikeroyok geng sekolah lain karena bocah itu tidak sengaja menyiram ketua geng mereka dengan susu kotak. Kata Taehyung dia terkejut karena tiba-tiba dia dibentak dingga mencipratkan susu dalam genggaman. Katanya juga dia korban salah sasaran.

Seokjin memperhatikan bangunan megah yang dia tahu keluarga Taehyung salah satu pemegang saham tempat ini. Dia tahu keluarga Taehyung bekerja di tempat ini juga. Ibunya Taehyung, Namjoon, ayahnya Taehyung sepertinya menjadi salah satu petinggi di rumah sakit ini. Dia berpikir ada kemungkinan dia bertemu salah satu anggota Taehyung. Enak sih, bisa minta dibelikan susu di vending machine atau keripik kentang. Siapa tahu bisa membantunya mencari omnya.

"Oke, gue akan masuk." Seokjin masuk bebarengan dengan beberapa perawat yang membawa beberapa clipboard. Seragam perawatnya lucu, berwarna pink. Kenapa dia dulu tidak kepikiran jadi perawat ya? Sepertinya menyenangkan bisa berinteraksi dengan pasien dan menyemangati mereka. Lalu bekerja di sini, dan bertemu tante Kim yang akan membelikannya keripik kentang. Oke, dia harus ingat bahwa dia benci rumah sakit makanya dia tidak mengambil jurusan yang berhubungan dengan medis.

Kakinya melangkah menuju meja resepsionis, agak ragu kala mulutnya ingin berucap.

"Ada yang bisa saya bantu?" Sang resepsionis lebih dulu bertanya. Seokjin meremas tali ranselnya dan menatap ke arah resepsionis yang tersenyum.

"S-saya mau bertemu dokter Hwang Yoongi."

"Sudah membuat janji?"

"Belum."

"Anda harus membuat janji dengan beliau dulu, baru saya bisa mengijinkan anda bertemu."

"Aa, begitu ya? Terima kasih."

"Loh, Seokjin?"

"Selamat siang, dokter Kim." Sapa resepsionis yang hanya dibalas anggukan dan senyuman.

"Kak Namjoon..."

"Ngapain kesini? Kamu sakit?"

"Enggak. Itu...aku..."

"Dia mencari dokter Hwang Yoongi, tapi belum membuat janji."

"Astaga! Kamu kenapa? Kamu ngapain mau ke obgyn? Kamu nggak ngehamilin anak orang kan?" Panik Namjoon yang membuat Seokjin ikut panik.

"Astaga! Enggak kak!" pemuda itu menggeleng kuat. "Mana mungkin! Kak Namjoon nih jangan asal."

"Lah kamu ngapain mau ketemu obgyn?"

"Itu...ingat kan aku kemarin bercerita tentang adiknya mama?" Namjoon beri anggukan sebagai balasan. "Nah, itu dokter Hwang Yoongi."

"Jadi, Yoongi itu pamanmu?" Seokjin mengangguk. "Kau kesini untuk menjemputnya?"

"Benar sekali. Kata mama biar paman Yoongi bisa tidur enak di rumah."

Namjoon terkekeh. "Sulit. Kamu akan kesulitan membujuknya. Dia itu mencintai rumah sakit ini. Kamu pasti kabur duluan saat lihat wajahnya nanti."

"Kak Namjoon nakutin deh."

"Loh, aku nggak nakutin. Tanya aja ke Heejin," Namjoon menunjuk ke resepsionis yang mendongak kala namanya disebut. "Yoongi itu serem kan ya?"

Resepsionis bernama Heejin itu menoleh ke segala arah sebelum akhirnya mengangguk. "Saya agak takut kalau beliau marah."

"Tuh kan." Seokjin jadi makin ragu untuk menemui pamannya ini. "Yakin masih mau bertemu dia?"

Promise | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang