ABAIG 10

307 18 0
                                    


Jrenggg

Jujur lah sayang
Aku tak mengapa
Biar semua jelas tak berbeda

Jika nanti
Aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati...

Suara gitar terdengar ambrul adul dari arah kamar Rasya, saat ini kedua teman Rasya yaitu Radit dan Randy sedang duduk di balkon, tempat biasa Rasya bersantai.

Jangan lupakan Radit yang memangku Gitar Milik tuan kamar, dirinya saat ini sedang dalam mood yang down

Tuhan ikhlas kan hatiku
Tuk bisa melepasnya
Karna ku masih sangat mencintainya

Di tambah lagi lagu random yang dinyanyikan Randy yang tidak nyambung sama sekali dengan lagu yang di nyanyikan Radit tadi.

"Lo berdua lagi Ngesad bareng bareng?," tanya Rasya, Pandangan cowok itu masih mengarah ke buku di tangannya.

Radit dan Randy masih saja bernyanyi tak jelas dengan di iringi suara gitar yang di petik tak beraturan.

Sekian lama Dua cowok itu bernyanyi, akhirnya mereka merasa lelah sendiri dan Radit pun menghentikan petikansnar gitar nya lalu menaruh gitar tersebut di samping kursi yang diduduki nya.

"Huft..capek juga yah engga di anggep sama gebetan," ujar Radit dengan wajah lesu yang di tunjukkannya, cowok terlihat lelah dengan perjuangannya.

Randy yang melihat sahabatnya sedih itu pun langsung merangkul pundak Radit, ia berusaha memberi semangat cowok di sebelahnya.

"Udah lah sob, kalo engga kuat lepasin aja lah, lama lama gue kasihan sama lo," ucap Radit

Mendengar ucapan sahabatnya itu, Radit langsung menyentak tangan Randy dari bahunya, cowok itu tak terima dangan ucapan Randy yang menyuruhnya agar melepas Fanya dari incaran nya.

"Ets tak semudah itu Ferguso, gue udah suka Fanya dari lama, jadi mengelepasi nya juga pasti bakal lama juga," sahut Radit.

Rasya hanya bisa mengelengkan kepalanya heran, Cowok itu menutup bukunya lalu menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Gue engga setuju sama lo Dit, itu bukan masalah lamanya lo suka sama Fanya tapi hati lo itu belum terima buat lepasin Fanya," ucap Rasya

Rasya menatap Radit, lalu menarik kursi kayu yang tersedia di sana agar bisa lebih dekat dengan Kedua sahabatnya

"Coba deh lo move on pelan pelan,"

Rasya kembali menatap Radit, Radit terlihat bingung dengan itu, apakah dia harus berhenti mengejar Fanya atau masih ingin berjuang dengan ke masa bodo an Fanya.

"Kita engga maksa Dit, klo lo mau berjuang lagi pun kita bakal bantu lah sebagai sahabat baik lo," ucap Randy dengan tulus.

Rasya pun Mengangguk, menyetujui ucapan Randy

"Lagi pun kemarin kita udah berusaha buat tanya langsung Sama Fanya, walaupun akhirnya engga jadi karna Fanya nya Engga masuk sekolah," sahut Rasya.

Radit masih termenung dengan ucapan Randy dan Rasya, apakah ia benar benar harus melupakan Fanya.

Rasya yang tak melihat respon dari Radit pun beranjak untuk mengambil buku yang tadi ia taruh di atas meja yang lumayan jauh dari teman temannya.

keheningan pun mulai melanda ketiga cowok di kamar itu, mereka masih sibuk dengan hal nya masing masing, seperti Rasya dengan buku nya, Randy dengan handphonenya terakhir Radit yang masih merenungkan ucapan dari kedua temen nya itu.

Saat bosan menyelimuti Randy, cowok itu mematikan game di handphone nya dan meletakkannya diatas meja, lalu.....

Dorrrr

dengan sengaja Randy membuyarkan lamunan Radit, hal itu tidak hanya Radit yang terkejut namun Rasya ikut terkejut.

Suara tawa Randy menggema di penjuru kamar itu, Radit menatap Cowok itu dengan tajam.

"bangsat lo ndy, ngagetin orang kerjaannya, kalo orangnya jantungan gimana," sentak Radit, Jangan lupakan tangannya sudah melayang kekepala cowok yng sedang tertawa itu.

seketika tawa itu menjadi ringisan yang keluar dari mulut nya.

"istt, ya maaf lagian lo bengong mulu dari tadi," cowok itu mengusap bagian kepala nya yang terkena pukulan dari Radit tadi. "kesambet baru tau,"

Radit memutar bola matanya, "Tapi kagk usah ngagetin bangsat,"

"Yeeee,"

Rasya mengelengkan kepalanya heran, mimpi apa ia bisa memiliki sahabat yang bobrok seperti Radit dan Randy, padahal dulu ia sangat tertutup dari dunia luar.

"Awokawok, Radit ma Randy random kali tingkahnya, bisa bisa klo gue keluar, gue ikut tuh sama dua bocah itu," celetuk Leon.

Rasya tersenyum mendengar ucapan Leon.

"semoga hal ini abadi," harapannya.

✴♦✴

Hari hari berlalu dan tak terasa hari sudah berganti menjadi senin, hari di mana para murid harus bangun pagi tuk berangkat kesekolah di awal hari ini.

seperti Rasya yang terlihat sudah menyelesaikan acara mandi nya, cowok itu nampak sedang mengusap rambut basahnya, seragam yang memang sudah melekat saat ia selesai mandi.

"Hari ini lumayan dingin juga, harusnya aku engga keramas," Rasya menatap langit yang masih terlihat agak gelap.

Cowok itu berjalan kearah ranjang tempat tidurnya, membuka Handphone dan melihat aplikasi Whatsapp untuk melihat pesan pesan yang belom terbaca oleh nya.

Terlihat dari notifikasi di awal layar handphone, teman temannya meramai grup mereka.

"Bukan cuma populer dengan tampannya, tapi Radit sama Randy sayang aktif dalam grup chet sekolah gini," Cowok itu tertawa pelan melihat candaan dua temannya itu.

Anak Didik Pak Ghafur(36)


Raditya Shafi
cielah.
sapi pak mamat dari asia
jalannya sambil sama panda
sepi amat nih manusia
blom makan lo pada.

Randy Octaviano
Mantap

Gilang Firmansyah
Etdah sampe mantun segala
saking tersiksanya di grup ini

Raditya Shafi
iya, Tersiksa gue anjirt.

Junior Rafiqo
Mana ini hari senin gah,
ini nih pasti Pak Ghafur ngomel lagi

Raditya Shafi
yoi mana tuh mulut dah kaya
speker mesjid tua lagi.
Bueh bukan maen sih brisiknya.

Kemuning Qillasya
Hey lo Dit, lo itu sekarng lgi chet
ke grup kelas, lo kgk takut ketauan
ama pak Ghafur.

Raditya Shafi
Wait...
jancuk bangsat gue kgk tau
bangkeee.

Randy Octaviano
Hahah tinggal lo temuin
tuh pak Ghafur di ruang bk.

Raditya Shafi
Bantu gue napa Ndy

Randy Octaviano
Ogah

***
Rasya terkekeh dengan isi chat Teman sekelasnya itu.

Setelah melihat jam di dinding sudah menunjukan 06.43 waktu setempat, cowok itu beranjak dari tempat tidur yang di dudukinnya. dan mempersiapkan peralatan sekolahnya.

"Masuk Sekolah biasa engga seburuk yang ku kira, dan bergaul tidak semenyeramkan itu," gumam nya menatap Foto yang baru baru ini ia dan kedua temannya di belakang sekolah saat ia kepergok bolos saat pelajaran.

Serasa sudah lengkap dan siap, Rasya mengendong tasnya lalu beranjak keluar dari kamarnya.

✴♦✴

Thanks All
Next...

Abnormal Boy And Indigo Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang