ABAIG 16

167 12 1
                                    


"Ras, lo yakin bakal bales Nurma itu?, kayanya dia cuma penonton doang kok engga sampe ikut mukul Rayna," celetuk Radit kepada Rasya.

Randy ikut mengengguk menyetujui ucapan Radit itu. "Iya bener noh kata Radit, seharusnya kita balas Thania sama temen temennya itu, yang jelas jelas bully sekaligus mukul Rayna," sahut Randy.

Rasya hanya diam dengan pandangan lurus, langkahnya terus berjalan menuju Rooftop di ikutin kedua temannya.

Sesampainya di Rooftop, tiga pemuda itu pun duduk di kursi kayu tua yang tersedia di sana, sangaja bolos pelajaran untuk menenangkan diri.

"Gue engga akan cuma bales Nurma, tapi juga Thania dan temen temennya juga biar merasakan apa yang Rayna rasain," ujar Rasya sekian lama hanya diam.

"Sekaligus gue mau kasih pelajaran sama Vano yang udah berani nyentuh pacar gue, walaupun dengan niat yang baik buat bantu Rayna, dari tatapannya gue udah tau kalo dia itu suka sama pacar gue," lanjutnya

Kedua pemuda di depan Rasya itu mengangguk mengerti jalan fikiran temannya itu.

"Tapi Ras, kalo Rayna tau lo itu bakal berantem sama Vano, dia bakal marah sama lo, walaupun gue belom yakin dia bisa marah gak ke lo," ucap Radit

"Gue yakin Rayna engga bakal tau, kalo pun dia tau juga engga bakal bikin gue takut kalo dia bakal marah, karna ini juga demi kebaikan dia," ucap Rasya

Cowok berambut hitam legam itu pun menegakkan tubuhnya lalu menatap kedua temannya itu dengan diam.

"Terus apa yang bakal lo lakuin sama thania dkk sekaligus sama Nurma itu?," tanya Randy

Rasya bersmirk, hal itu membuat kedua temannya bergidik ngeri melihatnya.

"Gue bakal kasih hadiah bagus banget, sampe dia engga berani ngancem Pacar gue lagi," ucap nya.

"Huhh ngeri banget liat Rasya marah kaya gitu, bukan cuma pelaku tapi orang yang bersangkutan juga ikut kena getah nya," batin Kedua temannya itu.

Ketiga nya pun di landa keheningan, hanya diam dengan fikiran masing masing, namun beberapa menit kemudian Radit yang tak tahan dengen posisi ini pun buka suara.

"Em..Rasya Randy, gue mau cerita sesuatu sama kalian berdua tentang kecurigaan gue sama Fanya itu," Radit mengucap dengan nada yang tidak bisa di jelaskan.

Rasya dan Randy pun menatap kearah lelaki itu dangan Raut penasaran.

"Maksud lo gimana?," sahut Randy

"Iyaa jadi gue kaya curiga sama Fanya, kalo dia itu punya cowok, dan Cowoknya itu anak sini juga," ucap Radit

"Jadi kalo itu bener lo mau ngapain?," celetuk Rasya.

Radit berfikir sebentar dengan ucapan Rasya tadi, lalu menghela nafasnya pelan.

"Ya gue engga tau, tapi kalo Fanya itu bener baner punya pacar dan pacarnya itu lebih baik dari gue, yaaa gue bisa apa kan," ucap Radit lesu.

"Emang lo engga bisa move on gitu dari Fanya?, dari pada lo tersiksa gini terus, lo kaya ngemis banget sama tuh cewek," ucap Randy, lelaki itu merangkul sahabat nya itu.

Radit diam lalu mengelengkan kepalanya.
"Engga semudah itu,"

"Lo tau dari mana Fanya punya cowok? Kan lo belom tau sendiri siapa cowoknya itu," ucap Rasya menyahuti.

"Lo engga boleh ngambil kesimpulan gitu," sambungnya.

Radit menghembuskan nafasnya lesu, terasa lelah menerima nasibnya yang selalu gagal dalam percintaan.

Abnormal Boy And Indigo Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang