ABAIG 12

243 21 1
                                    

Suasana malam di komplek perumahan Bakti semesta terasa begitu sunyi, halaman masing masing mension hanya di beri peneranan lampu yang terpasang di halaman.

Seperti Mension Keluarga Rayna, Orang tua nya sedang berkumpul di Ruang tamu dengan di hadapannya ada Rasya dan Rayna yang menunduk kan kepalanya takut,Perasaan ini tak pernah mereka berdua Rasakan, Perasaan deg degan jangan lupa keringat dingin yang keluar dari pelipis mereka berdua.

"Jadi Nak Rasya itu Pacar dari putri saya, Rayna?," Ucapan Rumina cukup membuat keheningan di Ruangan tersebut pecah, Rasya mengangguk membenarkan pertanyaan yang di lontarkan sedangkan Rayna masih terdiam menundukkan kepalanya takut dengan tatapan tajam yang di lontarkan Rianza-- ayah nya.

"Ngeri banget etdah, tatapan bapak nya Rayna, melebihi kalo lo lagi marah sya," ucap Leon dari batin Rasya.

Rianza yang muak dengan ini semua pun membuka suara. "To the point, kenapa kamu nembak Rayna, dan apakah ada hal terselubung untuk menjadikan Rayna Pacar mu?,"

Rasya mengerutkan keningnya, ia sudah dua kali mendengar ucapan seperti ini saat ia sudah mulai menjalankan hubungannya dengan Rayna, sejarang itu kah Rayna berpacaran? sampai sampai saat ia menembak Rayna di tuduh memiliki maksud tertentu.

"Tidak om, Saya tulus berpacaran dengan anak om, saya nyaman dengan Rayna om," tuturan Rasya begitu tegas dan tidak ada ragu sama sekali dalam setiap katanya.

Rianza dan Rumina terteguh dengan ucapan Rasya yang memang tidak ada kebohongan yang terlihat di mata lelaki remaja di depan mereka, kedua Orang tua Rayna itu bangga dengan anak mereka yang sudah berhasil menemukan Lelaki yang seperti Rasya ini.

Tak hayal Rayna juga terharu dengan cowok itu, untuk pertama kalinya ada lelaki pemberani mengucap tegas seperti itu.

"Punya Apa kamu jika mau pacaran dengan anak saya, kalo yang kamu tau Rayna sangat saya jaga jadi saya tak mau anak saya mendapatkan lelaki sembarangan atau brengsek," ucap Rianza

Rasya menegakkan posisi tubuhnya tuk bersandar di sandaran sofa, dan menatap penuh keyakinan kearah lelaki berstatus ayah dari kekasihnya.

"Saya memang tak sekaya ayah saya, saya tak sepintar Albert Einstein, atau saya tak sekuat Max Tyson tapi saya akan berusaha agar selalu bisa menjadi pelengkap untuk Rayna, karna Saya mengerti bahwa tak ada makhluk yang 100 persen sempurna sebab hanya tuhan yang sempurna," jelas Rasya, cowok itu lalu tersenyum menatap Rianza

Pria paru baya itu tersenyum dengan ucapan Rasya, kegigihan Rasya sangat membuat Rianza salut.

"Baik, apakah kamu bisa saya percayakan? dari penampilan kamu, saya tak akan bisa mengandalkan mu," Rianza mencoba menguji kembali apakah pemuda nya di depan nya itu sanggup dan yakin dengan ucapannya.

Dengan senyuman nya yang yakin itu, Rasya menatap tegas Rianza.

"Penampilan bisa menipu tuan Rianza Ramahesa yang terhormat," ucapnya.

Rianza dan Rumina terdiam menatap Rasya, aura pemuda itu terlihat berbeda dengan semua pemuda umum nya, tatapan yang tegas yang mampu membuat orang sekitar nya terdiam dan tertunduk takut.

Lelaki dan Wanita parubaya itu terdiam, ada rasa takut di hati kedua orang tua Rayna itu. Rianza berdehem pelan tuk menghilangkan sedikit ketakutannya.

Abnormal Boy And Indigo Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang