Another Way: 2 (21+)

361 14 1
                                    

                Pekikan sakit dari perempuan yang tangannya ditarik oleh Galen masuk nyaring ke dalam indera pendengarannya, dia menghempaskannya dengan kasar menimbulkan ringisan pelan dari rasa perih yang tersisa di tangan perempuan itu. Galen memandanginya seperti singa yang sudah sangat siap untuk menerkam makan malamnya, merobek dagingnya, menguyahnya hingga menjadi bagian-bagian terkecil untuk bisa tertelan masuk ke dalam tenggorokan.

"Saya suruh kamu jangan kemana-mana. Sialan!" bentak Galen murka, dia memajukan tubuhnya, tangannya terjulur mendorong bahu perempuan itu hingga Nindya sediki terhuyung ke belakang.

Bahkan kesadarannya belum kembali semua saat dia tiba-tiba dibangunkan oleh Galen, menariknya untuk pergi dari sana. Dia ketiduran di gubuk baca, tertidur di atas kursi rotan tadi. Cuaca terlalu nikmat untuk dia bisa menahan kantuknya sampai tidak menyadari bahwa Galen sudah pulang.

Nindya menunduk, "aku di gubuk baca Mas, aku nggak keluar sama sekali," ucapnya berusaha untuk membela dirinya sekali lagi. Toh, dia memang tidak melanggar apa yang Galen katakan. Dia tidak kemana-mana.

"Saya suruh kamu jangan kemana-mana! Berarti bahkan keluar satu inci dari pintu juga tidak boleh. Tolol!" Galen menaikkan tangannya membuat Nindya mendongak agar mata mereka bertemu.

Cengkaraman di rahangnya menguat bersama dengan ekspresi Galen yang mengeras. Nindya menggeleng pelan, dia tidak mengerti dengan maksud Galen tadi, dia tidak melakukannya dengan sengaja. Kalau dia tahu seperti itu, dia akan menurutinya, dia tidak akan kemana-mana bahkan untuk berpikir pun dia tidak akan.

"Maaf Mas, aku nggak tau," ucapnya pelan dengan suara tercekat yang tidak lagi mampu dia keluarkan.

"Kamu kayaknya memang mau dikasih pelajaran lagi. Makin hari kayaknya makin seenaknya kamu!" Galen melempar kalimatnya dengan raut wajah yang masih mengeras. Dia benci ketika akhirnya dia tiba dan lagi-lagi tidak mendapati perempuan itu di rumahnya.

Meski akhirnya dia menemui Nindya di gubuk baca, namun dia sudah kesal. Dia emosi dan dia perlu penyaluran atas kemarahannya ini. Dia benci terhadap apa yang perempuan itu lakukan kepadanya.

Nindya tidak lagi membantahnya karena dia tahu, apa pun yang dia katakan sudah tidak ada artinya lagi untuk Galen. Pria itu sudah diselimuti emosi dan yang harus dia lakukan selanjutnya hanyalah menerima apa pun yang akan Galen lakukan. Termasuk dengan menyakitinya.

Ketika pria itu sekali lagi memaksa untuk melihatnya, Nindya menggelengkan kepalanya pelan. Dari sorot matanya dia ketakutan disertai dengan permohonan kepada pria itu agar dia diampuni. "Maaf Mas," ucapnya pelan, tertatih, memohon dengan harapan yang sepertinya hampir tidak ada.

Galen berdecak tidak suka mendengarnya, permohonan perempuan itu sudah terlalu basi. Sudah terlalu sering dia mendengarnya dan Galen tidak pernah menyukainya selain ketika Nindya memohon untuk dipuaskan kala tubuh mereka saling menyecapi. Pria itu melepaskan cekalan di rahang Nindya lalu kembali menariknya masuk ke dalam satu-satunya kamar di rumah itu.

"Buka baju kamu." Perintahnya tanpa perlu jawaban. Dia menatap perempuan itu tajam menunggu beberapa detik sampai Nindya mulai melepaskan pakaiannya satu persatu sampai tidak ada lagi satu helai benang pun yang menutupi tubuhnya.

Galen menggerakkan lehernya, dia menatap perempuan itu sebentar. Melihat kulit Nindya yang memiliki beberapa bercak kemerahan atas ulahnya semalam. Dia melepaskan sabuk pinggangnya, menggenggam benda itu dengan kuat di satu tangannya lalu mendekat pada Nindya.

Perempuan itu hanya terdiam di sana, menunduk tanpa perlawanan seolah sedang menunggu waktunya untuk dieksekusi. Galen menjatuhkan tubuh Nindya ke atas ranjang sementara dia masih berdiri di ambang ranjang, memandangi perempuan itu. Tangannya memutar sabuk celananya di tangan sebelum akhirnya dia menangkat dan melayangkannya hingga benda itu bersentuhan dengan kulit Nindya yang membuat perempuan itu memekik sakit.

IF ONLY WE MET IN ANOTHER WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang