9 - Titik terendah Alana

2.3K 232 12
                                    

Follow Instagram
_rindiiani
wp.rindiaaaani (tiktok juga)
.
.
.

Happy Reading
---

"Lo nggak papa?"

Nathan menatap cemas Alana saat melihat wajah gadis itu semakin pucat. Bibirnya terlihat membiru. Alana tampak lusuh dengan baju yang sedikit robek di bagian lengannya. Namun hal itu justru tidak menghilangkan kecantikan yang ada di dirinya.

"Alana! Jawab gue!" Sentuhan tangan Nathan yang memegang pundaknya membuat Alana tersadar, ia memeluk Nathan secara refleks.

Nathan yang mendapat pergerakan tiba-tiba merasa kaget dan belum bersiap hingga mereka berdua jatuh ke bawah.

Jantung Alana berdetak berkali-kali lipat lebih cepat dari biasa. Bukan, ini bukan penyakit nya yang kambuh atau jantung nya yang bermasalah.

Posisi Alana dan Nathan saat ini sangat dekat, wajah Nathan yang terlihat tampan membuat Alana terpaku beberapa detik. Begitu pun dengan Nathan, wajah natural Alana terlihat sangat cantik jika di pandang dari bawah. Hembusan nafas keduanya saling terasa satu sama lain.

"S-sorry." ucap Alana yang langsung bangkit dan membuang muka agar tidak terlihat oleh Nathan wajahnya yang bersemu.

Nathan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Sial, bisa-bisa nya gue gugup.

"Lana," Alana menoleh, menatap wajah Nathan. Gadis itu menahan mati-matian agar wajahnya yang sudah merah tidak terlihat oleh Nathan.

"Lo malu?" Tangan Nathan terangkat mengelus pelan pipi Alana yang terlihat memerah. Nathan merasa gemas melihat Alana yang salah tingkah.

"Jangan malu kalo sama gue," ucapnya sambil tersenyum sangat tipis.

Cowok itu melirik jam tangan nya, masih ada waktu untuk mengantarkan Alana ke sekolah.

"Berangkat bareng gue." Nathan berjalan kearah motor nya, memakai helm full face miliknya seperti biasa.

"Nggak usah, gue naik angkot aja di depan." 

"Lo cewek gue, kalo lo lupa."

"Gue nggak belum nerima lo,"

"Gue nggak terima penolakan, Alana."

Mata tajam Nathan menatap di balik helmnya, mata yang tidak ingin terbantahkan.

"Ck! Lo batu banget sih! Bentar gue ambil helm dulu." Dengan perasaan dongkol Alana masuk kedalam rumah. Bibir Nathan berkedut karena tengah menahan senyum di balik helmnya.

"Lama gue tinggal!"

"Tinggal aja nggak papa! Duluan aja lo." Suara Alana yang teriak dari dalam rumah membuat Nathan menghembuskan nafasnya, Alana gadis keras kepala yang pertama kali di kenalnya.

Gadis itu tampak sedikit berlari keluar dari rumah dan kesusahan saat mengunci pintu. Nathan tidak membantu, hanya menatap Alana yang kesusahan dari atas motornya.

"Lo nggak ada niat buat bantuin gue?!"

"Lo bilang lo bisa mandiri." Nathan menyeringai, ada perasaan senang tersendiri saat mengerjai Alana.

Alana mendekati Nathan dengan perasaan dongkol, wajahnya tertekuk membuat Nathan ingin mencubit nya.

"Lama!" 

Alana menaiki motor dengan kesal, Nathan terus menatap wajah gadis yang saat ini sudah menjadi pacar nya.

Alana menatap kearah jalanan tanpa minat menatap wajah Nathan yang sebelumnya sangat di idamkannya. Setelah mengenal Nathan sedikit lebih jauh, Alana bisa menyimpulkan bahwa lelaki yang ada di hadapannya saat ini adalah lelaki yang sangat menyebalkan.

NATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang