10 - Perhatian Nathan

1.9K 214 18
                                    

Follow Instagram
_rindiiani
wp.rindiaaaani (Tiktok juga)
.
.
.

Happy Reading
---

Drrt drrt

Alana menghentikan aktifitas nya saat mendengar ponsel yang di sakunya bergetar. Gadis itu menyerngitkan keningnya saat melihat nama lelaki yang baru beberapa hari resmi menjadi kekasihnya. Nathan menjadi posesif kepada Alana beberapa belakangan ini.

Nathan🖤 is calling..

"Halo?"

"..."

"Kalo nggak penting, nggak usah nelpon!"

Alana sangat kesal melihat Nathan yang hampir setiap jam selalu menelpon dirinya dan menanyakan hal-hal yang menurutnya tidak penting.

"Udah makan?"

"Gue udah makan, lo nggak ada pertanyaan lain selain udah makan sama udah minum obat?"

Terdengar kekehan dari arah seberang. Alana makin terheran-heran kepada lelaki dingin itu.

"Lo nggak kesambet, kan?"

"Stres! Jangan kemana-kemana, nanti gue jemput."

Tut

Nathan mematikan panggilannya membuat Alana mendengus dan memasukkan kembali ponselnya kedalam saku seragamnya. Melanjutkan pelajaran yang masih berlangsung.

---

Disisi lain, Nathan merebahkan tubuhnya diatas kursi yang berada di rooftop sekolahnya setelah selesai menelpon kekasihnya. Ia memandang langit yang saat ini terlihat cerah dengan matahari yang tertutup awan. Lelaki itu menaikkan sedikit bibirnya saat mengingat kejadian awal saat dirinya menemui Alana.

Alana bukanlah gadis seperti yang lain. Alana berbeda, gadis dengan segala kekurangan dan kesedihan yang ditutupinya dengan sikap konyol yang melekat di gadis itu.

Namun wajahnya kembali berubah menjadi seratus delapan puluh derajat saat mengingat bahwa hidup Alana sangat menderita dengan penyakit jantung yang dideritanya.

Beberapa hari ini, Nathan tidak pernah menghabiskan waktunya dengan Alana. Hanya sekedar mengantarkan gadis itu ke sekolah dan menjemputnya.

Nathan selalu bolak-balik rumah sakit untuk mencari tahu tentang pendonor jantung yang diinginkannya untuk Alana.

Selain itu, beberapa bodyguard dan orang terpercaya papanya ikut ambil alih dalam mencari pendonor jantung yang terbaik. Namun, memang saat ini belum ada satupun yang ada mendonorkan jantungnya.

"WOI! BOLOS MULU LO!"

Nathan menoleh sekilas dan kembali menatap awan yang senantiasa teduh diatasnya.

"Nggak sadar diri!"

"Gue udah kelar ulangan, jadi disuruh keluar."

Nathan bangkit, tanpa basa-basi lelaki itu langsung pergi meninggalkan kembarannya—Ethan.

"KEMANA?!"

"Kantin," jawabnya tanpa ingin menoleh sedikitpun.

Ethan sedikit berlari menyamai langkah Nathan. Ethan menatap wajah Nathan yang tidak berekspresi sama sekali sambil berjalan menatap lurus kearah depan.

NATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang