Kaylee menduduki dirinya di kursi tunggu di luar ruang ICU dengan tatapan kosong.
Kondisi mama nya semakin parah, Kaylee menyandarkan tubuhnya sambil memjiat pelipisnya pening.
Ia sudah merasa lelah menangis dan menangis.
"Ah! Tak terasa ya, kamu akan menjadi seorang siswa SMA, hahh." Ucap Lucy mulai membuka pembicaraan baru.
Kaylee yang mendengarnya tersenyum tipis, ia paham maksud pengalihan pembicaraan bibinya itu, yaitu tak ingin membuat Kaylee larut semakin dalam ke dalam kenyataan.
Suatu fakta gadis itu,
Kaylee cenderung akan memikirkan suatu masalah berlarut-larut dalam diam dan seorang diri. gadis itu tak akan pernah berniat membahas atau bertanya-tanya tentang masalah yang di hadapinya.
Salah satunya saja ini, yaitu tak akan bertanya tentang kondisi mamanya lebih dalam, Lucy sudah memahami dengan baik gadis itu.
Lucy memberi tanggapan sendiri terhadap Kaylee, yaitu jika gadis itu akan membahas atau bertanya lebih jauh lagi, itu akan membuat goresan yang sangat disengaja untuk gadis itu sendiri.
Kaylee dapat melihat Rinjani dari jendela kamar ICU, ia tersenyim tipis menatap wajah sang mama.
"Oh iya bi, mengenai itu ... aku bingung mau sekolah di SMA mana. bahkan aku tak tahu SMA apa saja yang berada di Jakarta." Keluh Kaylee.
Lucy tersenyum saat mendengarnya, hal itu membuat Lucy mengambil sesuatu di dalam tasnya.
Kaylee mengerutkan keningnya saat bibinya memberikan sebuah map padanya.
"SMA ... Pelita Harapan?" Seru Kaylee mengerutkan keningnya membaca cover awal dari map itu.
Kaylee membuka map itu dan mulai membaca isi map itu.
"Lho? Aku sudah menjadi seorang siswa di SMA ini?? Tunggu dulu, siapa yang mendaftarkannya? bibi yang mendaftarkannya??" Tanya Kaylee bingung.
"Bukan, yang mendaftarkanmu di sekolah itu dalah sahabat baik mama dan papamu." Senyum Lucy.
"Sahabat mama dan papa? Siapa itu?" Tanya Kaylee penasaran.
"Tante Marine dan om Satya, kamu sepertinya belum bertemu mereka, mungkin bibi akan mengenalkanmu pada mereka saat sekembalinya mereka." Sahut Lucy.
"Memangnya kemana mereka? Padahal aku ingin mengucapkan terima kasih kepada tante Marine dan om Satya." Tanya Kaylee.
"Mereka sedang keluar kota, oh iya! tante Marine itu adalah Dokter pribadi mama mu lho." Sahut Lucy.
Kaylee yang mendengarnya tersenyum,
"Sungguh??"
Lucy mengangguk.
"Aku jadi tak sabar bertemu mereka." Ucap Kaylee.
"Oh iya, mengenai om dan tante itu ... Aku baru mengetahui mama dan papa memiliki sahabat." Bingung Kaylee.
"Mereka itu sepasang suami istri sekaligus sahabat mamamu saat kecil hingga sekarang." Ucap Lucy menjelaskan.
"lain dengan mendiang papamu yang mengenal mereka saat masa kuliah, saat itu papamu itu menjadi murid pertukaran dari Korea ke Indonesia."
Kaylee mengangguk-angguk paham, ia baru ingat jika mamanya yang memang berkebangsaan Indonesia itu dulunya sebelum menikah dengan papanya masih tinggal di Indonesia, tak heran jika dirinya baru mengetahui kedua orang tuanya memiliki sahabat baik di Indonesia.
Kaylee menghela nafasnya panjang, ia merasa gugup kali ini.
Ia akan memulai lanjutan dari pendidikannya di Indonesia, ia akan mendapatkan suasana baru dan teman baru di sekolah baru nya nanti, itu sungguh membuatnya takut sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Geral Afrizal [On Going]
Romance"Gue sukanya lo, gue tertariknya sama lo, dan juga gue maunya sama lo, jadi gue ingin lo jadikan gue milik lo!" Ucap Kaylee lantang pada Geral. Geral yang mendengarnya hanya memijat pelipisnya pening dengan tatapannya fokus pada Kaylee yang mengatak...