Chapter 3

164 11 1
                                        

Pagi hari kemudian ...

Kaylee melangkah keluar dari minimarket, ia melangkah santai sambil meminum kopi botolnya.

Ia merasa kepeningan yang menggerogoti benaknya perlahan memudar.

Gadis itu menghela nafasnya panjang saat angin berhembus menerpa wajahnya.

Ia memejamkan matanya menikmati hembusan angin pagi itu, rambut panjangnya pun mengikuti hembusan angin yang melewatinya.

Sejuk sekali.

Ia menghentikan langkahnya, disinilah ia sekarang.

Di sebuah pagar pembatas taman, angin pagi kini berhembus lebih kuat di tempatnya berdiri saat ini.

Ia membutuhkan seorang teman saat ini, ia ingin mengeluh kepada seseorang saat ini.

"Bagaimana teman-temanku nanti ya? Apa aku akan mudah membuka pembicaraan nanti." Gumam nya.

Dua hari kini telah berlalu, tepat malam ini Lucy bibinya akan terbang ke Paris untuk melanjutkan urusan karir nya di sana.

Dan tepat keesokan harinya ia akan menjadi siswa SMA, masa orientasi siswa yang akan dimulai esok.

"Bahasa Indonesia ku tak aneh, kan? Rasanya aku takut di tertawakan jika pengucapanku salah." Kekeh Kaylee kembali meminum kopi botolnya.

"Aku belum membeli perlengkapan sekolah, apa aku harus membelinya sekarang?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

•🍁•🍁•🍁•

• • •

Menghabiskan waktu di toko buku memanglah sangat menyenangkan hingga lupa akan waktu, itulah yang Kaylee lakukan saat ini.

Mengamati buku demi buku yang berbaris rapih di rak buku hingga langkahnya terhenti saat dirinya terfokus pada sebuah buku yang berada di rak atas.

Kaylee mencoba mengambil sebuah buku yang menarik perhatiannya, buku itu terletak di sebuah rak yang lebih tinggi darinya,

Namun ia kesulitan menggapainya.

"Tinggi sekali, kenapa novel itu harus di simpan di rak setinggi ini??" Heran Kaylee masih mencoba mengambilnya.

Srt!

Pergerakan Kaylee terhenti saat ia melihat tangan seseorang yang lebih mudah menggapai novel yang ingin ia gapai.

Tangan Kaylee perlahan turun, ia membalikan tubuhnya.

Matanya membelalak terkejut, kini dihadapannya terdapat seorang pria yang kini berada tepat di hadapannya.

'Jaraknya! Terlalu dekat!' batin Kaylee membelalak dan menahan nafasnya.

Kaylee mengalihkan pandangannya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali karena gugup.

"Apa buku ini yang ingin anda ambil?"

"H-ha?" Gelagap Kaylee mendongak untuk menatap pria bermasker itu.

Tatapan datar kini terlihat jelas saat pria itu menatapnya, entah kenapa hanya sebuah tatapan saja membuat jantungnya berdegup kencang.

"Apa buku ini yang ingin anda ambil?" Tanya pria lagi menunjukan buku novel di tangannya.

"Ah, i-iya benar." Gugup Kaylee perlahan mengambil buku novel di tangan pria itu.

Pria itu pun melangkah mundur satu langkah untuk memberi jarak.

"Makasih." Seru Kaylee sambil memeluk novel itu.

Geral Afrizal [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang