KASIH MASA LIBURAN

138 20 11
                                    

Pemandangan Kota Semarang di malam hari selalu memberikan nuansa tersendiri. Kota yang memiliki elevasi mulai 2 meter hingga 340 meter diatas permukaan laut ini memiliki topografi yang sangat menarik. Sangat jarang ada kota di Indonesia yang memiliki kawasan pantai hingga pegunungan.

Dan tentunya, di satu bagian kota, kita bisa melihat sebagian kota lainnya yang berada di dataran rendah. Dan salah satu spot yang sudah terkenal sejak dulu untuk melihat pemandangan sejenis itu adalah di Taman Tabanas, yang terletak di kawasan tanjakan Gombel. Dari taman kecil yang dihiasi sebuah tugu putih itu, keindahan dataran rendah kota semarang terlihat menakjubkan, karena bisa melihat bentang kota dari ujung barat hingga ke ujung timurnya, dengan sisi utara tetap terlihat warna keabuan laut dan beberapa kapal yang keluar masuk pelabuhan Tanjung Mas. Terlebih di malam hari, nuansa gelap malam dihiasi kerlip lampu-lampu rumah, kendaraan, hingga kapal dan pesawat terbang yang terbang dan mendarat.

Bagi Bima sendiri, walaupun sudah seumur hidup tinggal di Semarang, dan sudah beberapa kali juga menikmati pemandangan dari spot ini, pemandangan itu selalu memberi kesan magis akan keindahan kota ini.

Terlebih lagi, malam ini, ada orang lain yang menemani Bima melewatkan waktu. Kalau tadi Bima bisa sampai kemari karena dapat berkat motor pinjaman dari Totok, maka kini ia bersama Arimbi yang sebelumnya sempat dijemputnya terlebih dahulu di rumah keluarga mereka di Komplek Bukit Candi Golf. Dan karena pesan dari orang tua Arimbi melarang mereka untuk pulang terlalu malam, maka mencari tempat-tempat terdekat menjadi pilihan mereka, agar punya waktu cukup banyak disana.

 Dan karena pesan dari orang tua Arimbi melarang mereka untuk pulang terlalu malam, maka mencari tempat-tempat terdekat menjadi pilihan mereka, agar punya waktu cukup banyak disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil menikmati cemilan ringan yang dijual oleh beberapa penjaja kuliner disana, Bima dan Arimbi mengambil sebuah bangku didekat tembok pengaman. Mereka berbagi cerita tentang kisah mereka masing-masing selama berpisah lebih dari tiga tahun lamanya.

Bima cukup kaget ketika mengetahui bahwa Arim kini mengambil kuliah Hubungan Internasional. Katanya biar nanti punya modal untuk jadi diplomat. Lebih terkejut lagi Bima ketika Arim bilang kalau saat ini sekaligus ia mengambil kursus tambahan dua bahasa asing lainnya, Perancis dan Mandarin.

"Rim, aku nanti seringnya di laut, Kamu malah sering keluar negeri, terus kita kapan bakal sempat ketemu lagi?", tanya Bima setelah Arim menjelaskan panjang lebar mengenai rencana dan cita-citanya.

"Tenang", jawab Arim sambil terus menikmati French Fries yang tersisa di piringnya, "kalau jodoh kan gak kemana-mana"

"Gak kemana-mana gimana? Lha wong waktu Kamu di Jakarta aja kita gak pernah ketemu kok, apalagi misal Kamu ditugaskan di Paris atau di Beijing. Makin gak pernah ketemu itu sih", balas Bima.

"Ya Kamu usulkan dong muhibah ke Perancis atau ke China, jadi kita bisa ketemu disana"


"Oh iya, Kamu pernah dengar kabar dari Anggini, Mas?", tanya Arim tiba-tiba membelokkan topik pembicaraan mereka sebelumnya.

Bima - BahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang