NAVIGASI HATI

198 22 9
                                    

Beberapa bulan kemudian

"PERSIAPAN BERLAYAR DAN BERTEMPUR"

"PERAN LAYAR"

*Tsuiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit

Bunyi peluit panjang menegaskan perintah 'peran layar' dimana para taruna yang sedang melakukan latihan praktek Jalasesya mengambil posisi dan peran tugas masing-masing.

Para taruna Korps Suplai sudah memenuhi galley kapal dan gudang logistik untuk mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan dalam pelayaran kali ini.

Taruna Korps Teknik berada di sepanjang rangkaian ruang mesin dan peralatan sedangkan para Taruna Korps Elektronika sudah bersiap berdiri disamping para awak kapal yang mengawaki perangkat keras navigasi, radar, dan kesenjataan.

Sedangkan para Taruna Korps Pelaut tersebar di beberapa titik, salah satu titik itu adalah anjungan kapal.

Hanya Taruna Korps Marinir yang tidak ikut dalam Lattek ini, karena pada saat yang bersamaan mereka juga sedang menjalani Lattek Prayudha, yang bermaterikan latihan tempur di daratan, karena Korps Marinir sejatinya memang merupakan pasukan infantri.

Sepuluh hari sebelumnya, KRI Banjarmasin 592 berangkat dari Surabaya membawa para taruna tingkat II untuk melaksanakan Lattek Jalasesya ini, dimana para taruna diberi kesempatan untuk mempraktekkan teori yang mereka dapati pada masa bina kelas dan simulator pada kapal sungguhannya.

Pelayaran ini merupakan pelayaran kedua para taruna, setelah hampir setahun yang lalu mereka melakukan pelayaran perkenalan pada Lattek Pra Jalasesya yang lebih terfokus untuk memperkenalkan mereka akan kehidupan diatas kapal. Sedangkan pada Lattek Jalasesya kali ini, secara bergantian mereka menjalankan peran para awak kapal dibawah pengawasan komandan kapal dan staf latihan.


Komandan Kapal duduk diatas kursi utama, memperhatikan segala persiapan yang dilaksanakan baik para awak kapal, staf latihan, maupun para Taruna tingkat II ini. Matanya memperhatikan bagaimana sikap keempat taruna yang sedang kebagian tugas berada di anjungan dalam fase pemberangkatan kapal di etape terakhir ini.

"KOM(*14), infokan ke dermaga, KRI Banjarmasin izin tolak", ucap Komandan Kapal.

Perwira komunikasi segera mengangkat gagang radio komunikasinya dan menyampaikan beritanya, "Ganesha, KRI Banjarmasin izin tolak, mohon info kondisi kolam, ganti"

---"Banjarmasin, Ganesha, silahkan tolak, kolam aman"


"BAH(*15), laporan?", tanya Komandan Kapal lagi, kali ini kepada Perwira Bahari

"Semua sistem siap, angin dari barat-barat laut, kecepatan 5 knot, arus keluar 0.5 knot, air pasang 2 meter"

"Baik, Kadet Bima, bawa kita keluar dari Jakarta"

"Siap Komandan" jawab Bima yang mengambil posisi didepan kursi Komandan Kapal, "Buka buritan, lepas tali kecuali tali dua"

Dan untuk memperkuat instruksi dari Bima tadi, Komandan kapal mengulangi, "Palaksa, buka buritan, lepas tali kecuali tali dua"

"Randu", jawab Palaksa yang lalu berbicara melalui radio komunikasinya, "Haluan, buritan, lepas semua tali, kecuali tali dua"

Dan beberapa detik kemudian terdengar respon dari beberapa bagian kapal yang melaporkan bahwa tali-tali sudah dilepas, kecuali tali dua, sesuai instruksi.

Mendapat konfirmasi, Palaksa melaporkan kepada Komandan, "Izin, nDan, semua tali lepas kecuali tali dua, keadaan aman"

"Lanjut, Kadet Bima! Semua laksanakan instruksi kecuali saya interupsi"

Bima - BahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang