08. KATANYA BATAL;

756 136 141
                                    

Isi;

-•••-

Adam duduk berhadapan dengan ayah dari Jimin bersama ibu Jimin di sampingnya, tidak lupa Jimin yang juga duduk di samping sang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam duduk berhadapan dengan ayah dari Jimin bersama ibu Jimin di sampingnya, tidak lupa Jimin yang juga duduk di samping sang ibu.

Gira duduk di samping Adam, sibuk menunduk menatap kedua lengannya yang bertaut gugup.

Segala hidangan mewah sudah tersaji di meja makan, namun tidak satu pun dari mereka yang menyentuh nya. Suasana mereka terlalu gelap untuk menyantap hidangan nikmat.

"Sepertinya hubungan keluarga kita nggak bisa berjalan dengan baik sejauh ini." Adam membuka suara.

Indah, ibunda Jimin tersenyum lembut ke arah Gira. "Nak, anak mama nyakitin kamu?"

Gira menggeleng dengan senyum tipis. "Nggak ma, Jimin baik. Cuman kita emang gak bisa bareng lagi, sifat kita terlalu bertolak belakang."

"Jimin, bisa jelasin ke papa?" Andri, ayah Jimin menatap putranya tegas.

Jimin berdiri dengan mendorong kursinya ke belakang, ia perlahan menekuk lututnya ke lantai, berlutut dengan kepala menunduk dalam.

"Kakek, mama, papa dan juga Gira. Maaf, maaf dan maaf. Jimin nggak bisa jadi seperti yang kalian harapkan, Jimin nggak sempurna dan cacat, Jimin terlalu menganggap hubungan Jimin sama Gira itu hal yang sederhana tapi ternyata itu lebih dari hal berharga bagi Jimin. Jimin salah dan Jimin siap nanggung konsekuensinya." Ungkap Jimin tanpa sedikitpun mengangkat kepalanya.

Adam tersenyum kecil. "Jimin, maaf membebani Jimin dengan hubungan yang tercipta oleh keluarga ini, mungkin Jimin hanya belum siap. Jadi kakek bisa memutuskan untuk membebaskan Jimin dari beban itu, Gira juga sudah setuju."

"Pak Adam, maafkan anak kami yang kelewatan. Saya bertanggung jawab penuh atas perilaku tidak enak Jimin, tanpa mengurangi rasa hormat saya menerima setiap keputusan yang Pak Adam berikan." Andri mengukir senyum simpul seraya menundukkan kepala nya sopan.

"Saya hanya mewakilkan, keputusan tetap ada di tangan Gira dan Jimin." Sahut Adam. "Mereka bisa kembali atau menjadi orang asing lagi."

-•••-

-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perjodohan ;blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang