Isi;
-•••-
-•••-
Iya, mereka langsung tinggalin aja Bali-nya tanpa basa-basi lagi. Teman yang mereka ajak ke Bali pun hanya mereka beri penjelasan singkat, dan para lelaki itu memilih untuk melanjutkan liburan mereka di Bali meski tanpa para cucu Adam.
Sebenarnya itu juga karena mereka nggak di ajak ke Bandung sih, soalnya ini masalah pribadi.
"Berapa jam lagi buat flight?" Tanya Yerim yang sudah bosan menunggu di bandara, ia menjatuhkan kepalanya pada bahu Jennie.
"30 menit." Airin menggusak puncak rambut Yerim, tersenyum tipis. "Bentar lagi."
"Ih anjir gak ada rumah yang gede lah," Omel Gira yang sibuk berselancar di sosmednya. "Adanya 2 sampe 3 kamar doang."
"Kan kata gue juga nginep hotel aja di Bandung nya, ngapain harus beli rumah segala sih?" Jisoya memutar bola matanya malas. "Kayak bakal di tinggalin aja."
"Buat jaga-jaga atuh ih." Sela Lalisa yang juga sibuk menengok layar ponsel Gira.
"Lagian si kakek kenapa nggak ngasih akomodasi sih? Cuman ngasih info mah portal berita juga bisa." Cetus Jean, ia mengantuk berat jadi ia hanya bisa mengomel sedari tadi.
"Hei portal berita mana yang mau ngasih info kedatangan moomy sama daady lo?" Tanya Joya sinis. "Lagian itu mereka kayaknya diam-diam deh baliknya."
"Bukannya kangen anak, malah balik ke Bandung. Heran." Sambut Jennie jengah.
"Mungkin yang di Bandung lagi membutuhkan." Sahut Dyya santai.
Airin tersenyum tipis. "Di call ketika di butuhkan."
"Ya emang cuman mereka yang kayak gitu." Yerim berucap datar.
"KETEMU ANJIR INI! 3.8M DOANG! CEPET PATUNGAN!" Gira berseru girang sampai membangunkan Yerim dari bahu Jennie.
Joya berdiri lalu mendekat ke arah Gira. "Deket mana rumahnya?"
"Beda komplek doang sama rumah mereka." Jawab Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ;blackvelvet
FanfictionJodoh di tangan Tuhan, tapi kakek Adam yang milih.