Isi;
-•••-
Siapa yang gak gugup sih kalau di hadapkan dengan kedua orang terpenting dari hidup wanita yang kita cintai?
Bukan hanya gugup, kesembilan lelaki itu sampai berkeringat dingin juga di tambah dengan rasa sakit perut yang tiba-tiba hadir.
Ini tuh posisinya mereka pada duduk di sofa, mana pada dempet-dempetan. Satu sofa panjang yang biasanya di isi 4 orang malah ada 6 orang di sana, ada Namjoon, Tama, Haza, Ezza, Hobi sama Nendra.
Sisa 3 orang lainnya, Joan, Taehyung sama Sarka duduk di sebrang sofa tempat keenam orang itu. Padahal di sebelah mereka juga lega, bisa masuk 1 orang lagi. Tapi pada nggak mau.
Posisi Joan, Tae sama Sarka juga berasa di angkot pas pagi. Gak ada jarak padahal samping Joan lega banget. Heran. Sarka yang di tengah keliatan tegang banget.
"Haza, anjir bisa diem gak si." Celetuk Nendra karena dirinya terhimpit oleh lengan sofa.
Haza yang di protes seperti itu tidak terima. "Ini si Ezza tangan nya nyolek pantat gue terus jingan."
"Brengsek Ezza, lo kalau ganteng jangan sampe absurd juga dong. Maruk banget." Seru Tama heran.
"Apaan jijik banget gue nyolek lo, ini gue ke dempet bang Namjoon woi, tangan gue susah gerak." Kedua bahu Ezza bergerak ke kanan-kiri mencari posisi yang nyaman antara Namjoon dan Tama yang berada di kedua sisinya.
Namjoon menghela nafas panjang. "Lagian ngapain sih kita dempet-dempetan? Itu samping Joan lega banget loh."
"Ya lo sana pindah." Usir Nendra.
"Gue kan yang duduk pertama di sini." Ujar Namjoon malas.
"Bang Nendra aja pindah sih, udah di ujung juga kan." Tama memiringkan tubuhnya guna melihat Nendra di ujung sofa.
"Ini kita juga kedeketan gak sih?" Gumam Taehyung tiba-tiba.
Sarka mengangguk tanpa sadar. "Jo, geser Jo."
Joan menggeleng. "Lo aja yang pindah ke sebelah gue."
"Kenapa sih?" Seru Taehyung heran.
"Nanti kedekatan sama orangtua mereka kalau makin ke sana, gue takut." Gumam Joan yang di angguki oleh Sarka langsung.
"Gue juga takut kalau itu mah." Taehyung berujar setuju. "Yaudah deh, diem aja kita mah. Seenggaknya kita nggak dempetan kaya mereka banget."
"Halloo~"
Ya ampun, suara siapa ini lembut banget gila. Berasa di sapa bidadari. Oke, bercanda.
Kompak kesembilan pria yang baru dewasa itu segera berdiri menyambut kedatangan dua orang yang mereka tunggu kehadirannya.
Aura mahal dari segala barang yang melekat pada sepasang suami istri itu menguar tanpa bisa mereka elak, senyum ramah di wajah tampan juga ayu itu tidak luput dari tatapan mereka.
Setelah saling sapa dengan menundukkan badan juga menyalim lengan yang lebih tua, barulah mereka semua kembali duduk di kursi.
Olivia dan Yordan duduk berdampingan di sofa yang terletak di tengah antara sofa yang di duduki para lelaki itu.
"Haruskah kita berkenalan?" Yordan membuka suara.
"Boleh om." Sahut Jinendra.
Yordan tersenyum simpul seraya menatap kesembilan lelaki yang terus menghindari tatapannya itu dengan gemas, ia merasa mereka takut dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ;blackvelvet
FanfictionJodoh di tangan Tuhan, tapi kakek Adam yang milih.