.
.
.
Azmi pov on...
Setelah makan malam bersama keluargaku, aku kembali masuk kedalam kamarku. Pikiranku dibuat bingung oleh perkataan Abah barusan. Apa benar sudah waktunya diriku harus mencari pendamping hidup?. Jujur aku masih takut untuk menikah. Bagaimana tidak?, Setelah menikah nanti, amanah yang aku genggam akan semakin besar. Dan juga aku akan kembali berpisah dengan orangtuaku.
Aku merebahkan tubuhku di atas kasur dan melipat kedua tanganku dibawah leher. Aku menatap kosong kearah langit-langit kamar yang telah tak ada cahaya. Sebab lampu-lampu telah aku matikan. Itulah yang menjadi kebiasaan ku disaat ingin sendiri. Menyendiri ditempat sepi dan juga tanpa cahaya.
Nama gadis tersebut kembali mengisi pikiranku. Cara berbicaranya kembali terdengar di telingaku. Hingga wajahnya yang tertutupi oleh niqob kini membayang di mataku. Ada apa ini?, Kenapa dia selalu menghantuiku?Dan... Kenapa aku sendiri tak bisa menjawab pertanyaan yang menggantung di hatiku?. Aku mengucap istighfar agar setan tak terlalu menjerumuskan ku dalam maksiat.
Jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Aku membaca do'a lalu berusaha untuk menutup mataku dan membiarkan pikiran ini untuk istirahat.
Azmi pov off...
Sinar mentari pagi kini mulai menghangatkan tubuh. Telah terdengar suara heboh dari luar kamar Azmi yang membuatnya terbangun dari tidurnya. Azmi beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menuju ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Hari ini Azmi kembali melakukan kegiatannya. Yakni, ia akan berangkat ke Rumah Sakit.
******
Malam hari setelah menyelesaikan semua kerjaannya. Azmi kembali pulang ke rumahnya. Kegiatannya hari ini serasa lebih padat daripada hari-hari sebelumnya.
Saat sampai dirumah. Azmi tak melihat keberadaan adik bungsunya. Biasanya setiap ia pulang dari Rumah Sakit, Ahmad selalu menunggunya di teras rumah. Azmi pun bertanya pada umminya yang tengah menunggunya di depan pintu rumah. Dan ternyata dia tengah tertidur di depan TV.
Azmi kini memilih untuk langsung masuk kedalam kamarnya agar Ahmad tidak sampai terbangun dari tidurnya. Setelah mandi dan berpakaian, Azmi keluar dari kamarnya untuk makan malam bersama keluarganya.
"Mas Azmi..." Panggil Abah Ulil di selah makan.
"Iya bah?".
"Abah punya kenalan orang Kediri. Dia punya satu putri yang umurnya sepantaran sama kamu... Apa mas Azmi besok mau kenalan sama putrinya teman Abah?" Tanya Abah Ulil to the point.
"Ermm... Kenalan sama dia?, Gimana yah?".
"Udah lah mas, coba aja dulu kenalan sama dia. Dia gadis baik baik kok" sahut ummi Laila menyemangati Azmi.
Orang tua Azmi menginginkan agar putra sulungnya itu segera berkeluarga. Karena umur Azmi yang sudah dewasa.
Keesokan harinya Azmi akan bertemu dengan gadis yang dibicarakan oleh Abah nya tadi malam."Ya Robb... Azmi mohon bantulah Azmi, hari ini Azmi hanya menuruti kemauan Abah dan ummi untuk bertemu dengan seorang akhwat. Hanya berkenalan dan tak akan pernah menaruh hati Azmi untuk dia. Azmi mohon ya Allah jagalah hati Azmi" ucapnya saat ingin keluar dari kamar.
"Udah mas?" Tanya Abah Ulil.
"Udah kok bah".
Setelahnya Azmi dan kedua orangtuanya berangkat ke salah satu restoran di Blitar. Sebab mereka janjian untuk ketemu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Danau [REVISI]
Fanfiction⚠️ Hanya cerita fiksi, bukan cerita asli dari pemerannya. InsyaAllah tidak keluar dari arti kata "SANTRI" Awal mula ia dipertemukan dengan sosok gadis cantik, disitulah Allah menganugerahkan secuil perasaan yang masih ia tebak. Hingga akhirnya ia...