.
.
.
.
Gadis cantik terbangun dari tidurnya, ketika jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Matanya beralih menatap kearah kalender yang tak jauh dari tempat tidurnya. Waktu berlalu begitu cepat, secepat anak panah yang melesat dengan begitu kencang tanpa harus diperintah.Rasanya baru kemarin seorang pemuda datang kerumah untuk meminangnya. Hari ini, dia sudah harus mengikat janji suci dengan Azmi. Janji yang akan mengikatnya dengan sangat erat. Azmi yang akan menjadi imamnya, menjadi sandaran untuk berbagi cerita.
Firda segera beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat tahajud. Di dalam rumahnya kini telah dipenuhi oleh sanak saudara yang telah datang.
Selang beberapa menit ia melaksanakan sholat tahajud. Kini Firda memutuskan untuk tadarus Al-Qur'an sejenak sembari menunggu adzan sholat subuh. Sebab beberapa jam lagi sahabatnya akan menghampiri untuk membantunya merias wajah.
*****
Suara adzan subuh telah terdengar disetiap penjuru kota. Mengajak semua para umat muslim untuk lebih dekat dengan sang Kholiq. Terutama dengan Azmi yang terbangun dari tidurnya. Tak lupa ia mengucap syukur kepada Allah yang masih memberikan ia kehidupan. Setelahnya, Azmi beranjak dari kasur dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu.
Matahari kini telah menampakkan diri. Awan awan putih mulai menghiasi langit, mengundang suasana hangat disekitarnya. Hafidz, pagi-pagi sekali ia telah berada di rumah Azmi. Sebab Azmi lah yang menyuruh Hafidz untuk datang kerumahnya, sembari membantu Azmi untuk merias diri sebelum acara pernikahan berlangsung.
Pernikahan Azmi dengan Firda hanya dimeriahkan oleh sanak saudaranya dan tak lepas dengan grup Hadroh majelis Syubbanul Muslimin yang sekarang telah bertamu di rumah Firda. Sebab acara ijab qobul akan dilangsungkan di rumah mempelai wanita.
"Assalamu'alaikum" salam Hafidz saat membuka pintu kamar Azmi.
"Eh, wa'alaikumsalam... Mas Hafidz?" Mereka berdua pun berpelukan untuk melepas kangen.
"Loh, kamu kok belum siap?" Tanya Hafidz dan melepaskan pelukan.
"Azmi sengaja nungguin mas Hafidz ada disini dulu. Nanti mas Hafidz yang bantuin Azmi siap-siap" jawab Azmi yang masih seperti anak kecil.
"Azmi. Tetaplah menjadi Azmi yang dulu. Azmi yang aku kenal" ujar Hafidz dan langsung kembali memeluk Azmi layaknya seorang kakak memeluk adik kandungnya.
"Iya mas, InsyaAllah Azmi akan selalu menjadi Azmi yang mas Hafidz kenal. Ya udah, sekarang bantuin Azmi siap-siap".
Selang beberapa menit, kemeja berwarna putih polos tersemat rapi ditubuh. Dengan jas hitam pekat setelahnya. Dan dilengkapi dengan peci hitam yang mengundang paras tampan menghinggapi wajahnya. Dan tak lupa Hafidz mengalungkan rantai bunga melati ke leher Azmi.
"MasyaAllah Tabarakallah, cakep banget adek mas".
Azmi hanya tertunduk malu dan sedikit melirik Hafidz dari pantulan cermin dihadapannya. Setelahnya Hafidz mengambil sesuatu dari saku celananya. Sebuah bungkusan kain putih yang terdapat parfum kecil didalamnya.
"Azmi, ini" Hafidz menarik tangan Azmi dan meletakkan parfum tersebut diatas tangan Azmi. "Pakai parfum ini, ini adalah parfum beraroma kasturi yang sangat disukai oleh Baginda nabi" jelas Hafidz.
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala Ali sayyidina Muhammad" Azmi berucap.
"Terimakasih mas".
"Ya sudah ayo keluar"Hafidz.
*****
Dilain sisi Firda yang baru selesai membersihkan diri. Kini ia harus duduk didepan cermin. Dan membiarkan sahabatnya untuk merias dirinya. Terlihat sangat jelas kecantikan wajahnya saat Firda tak memakai cadar. Terlihat kulit putih bersih tanpa ada bekas jerawat satu pun yang membekas diwajahnya. Serta bulu mata yang lentik dan ditambah dengan bola mata coklat. Dan tak lepas dengan bibir pink kecil yang tersemat diwajahnya.
Setelah riasan wajah Firda selesai. Maysya membantu Firda untuk memakai gaun pengantin yang telah disiapkan. Dan terakhir Maysya mengenakan kerudung serta cadar yang senada dengan gaun pengantin Firda.
"Allah... Ini beneran kamu kan Fir?" Ujar Maysya. "K--kenapa?, Aku jelek ya?"Firda dibuat bingung oleh Maysya.
"Sumpah, nih anak cantik banget. Hati-hati yah, nanti Azmi gak kuat sama kecantikan kamu" Maysya terkekeh.
"Ish, apaan deh kamu. Gimana, udah selesai belom riasannya?".
"Udah kok... kalau riasannya aku tambahin lagi, malah makin cantik kamu nanti" ucap Maysya tak henti menggoda sahabatnya.
"Udah deh May, malu tau".
Percakapan mereka tak berlangsung lama. Salah satu kerabat yang hadir mengetuk pintu kamar Firda dan mengabarkan kalau keluarga mempelai pria telah datang.
Azmi kini telah berada ditempat akad yang tak lama lagi akan dilangsungkan. Selang beberapa menit keluarlah Maysya dengan menuntun Firda. Sekarang, Firda telah singgah di samping Azmi.
"Baiklah, ijab qobul akan kita laksanakan, sudah siap nak Azmi?" Tanya penghulu yang berada tepat didepan Azmi.
"Saya siap!" Dengan lantang Azmi menjawab.
Ucapan ijab qobul pun terdengar jelas dari mulut Azmi. Sampai akhirnya semua para kerabat yang hadir mengucap "SAH". Prosesi ijab qobul pun telah usai, kini dilanjutkan dengan resepsi. Tapi, sebelum resepsi dimulai mereka beristirahat sejenak untuk makan-makan.
Azmi pun menghampiri satu meja yang ditempati oleh anak syubban. Satu persatu anak syubban mengucapkan selamat. Hafidz lah yang paling akhir diantara mereka.
"Anak ganteng, selamat ya. Semoga sakinah, mawadah, warohmah" ucap Hafidz sambil menepuk-nepuk pundak Azmi.
"Oh ya, satu lagi. Cepat-cepat beri mas ponakan yah" lanjutnya.
"Oh iya, udah ada rencana setelah nikah belum?" Tanya Hafidz mengalihkan topik.
Pembicaraan mereka berdua tidak berlangsung lama. Karena setelah ini Azmi akan melakukan acara resepsi pernikahan nya.
*****
Keseluruhan acara telah usai. Malam ini, Azmi dan Firda telah berada dikamar Firda. Sekarang memang sudah malam dan waktunya mereka berdua untuk beristirahat. Firda yang masih duduk di kursi rias nya dengan tetap memakai cadar. Azmi yang santai duduk di atas tempat tidur sembari membuka kancing baju dipergelangan tangannya.
"Ya Allah, gimana ini. Aku buka gak yah cadarnya?, Mau dibuka malu sama mas Azmi, kalau gak dibuka... Gak enak. Mas Azmi kan udah jadi mahrom ku" gumam nya.
Dengan sedikit gugup, Firda meraba tali cadar kebelakang kepalanya. Belum sempat memegang tali cadarnya. Satu panggilan pertama dari Azmi terdengar. Firda pun melihat pantulan diri Azmi dari cermin.
"Sini bentar deh" titah Azmi.
"Bentar mas, aku mau copot cadarnya dulu" elak Firda.
"Sini dulu".
Firda terpaksa berjalan kearah Azmi dan duduk tepat didepan Azmi. Azmi melukiskan senyuman penuh arti. Namun, Firda masih tidak mengerti apa artinya.
"Aku yang buka yah!?" Ujar Azmi.
"T--tapi mas".
Dengan perlahan Azmi melepas ikat tali cadar Firda. Firda menutup matanya karena takut dengan reaksi Azmi nanti. Akhirnya Azmi dapat membuka cadar Firda. Begitu Azmi melihat wajah istrinya, ia pun bengong masih tidak percaya.
Firda mempunyai hidung yang mancung. Kulit putih bersih, bulu mata yang lentik dan alis yang nampak hitam alami tanpa riasan. Serta bibir mungil Firda yang nampak pink alami. Dan juga ditambah dengan sepasang lesung pipi di pipinya. Tak henti-hentinya Azmi menyebut nama Allah dihatinya.
"Ke--kenapa mas?" Tanya Firda saat membuka matanya.
"MasyaAllah, Kamu cantik Khodijah ku"
.
.
.
.
Assalamu'alaikum... Maaf, lama banget nggak update...
Bintang nya diklik yak... Biar aku lebih semangat up nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Danau [REVISI]
Fanfiction⚠️ Hanya cerita fiksi, bukan cerita asli dari pemerannya. InsyaAllah tidak keluar dari arti kata "SANTRI" Awal mula ia dipertemukan dengan sosok gadis cantik, disitulah Allah menganugerahkan secuil perasaan yang masih ia tebak. Hingga akhirnya ia...