.
.
.
.
Malam ini awan hitam menghiasi langit. Rembulan malam tak terlihat memancarkan cahaya nya. Hanya beberapa bintang yang menampakkan wujudnya.Azmi. Malam ini ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Ia kini tengah menangani pasien yang baru saja datang. Untuk dioperasi. Selang beberapa menit, pasien yang telah usai dioperasi tersebut dipindahkan keruang rawat. Dan kini Azmi telah kembali ke dalam ruangannya.
Seorang suster lari tergopoh-gopoh ke arah ruangan Azmi. Ia pun mengetuk pintu ruangan Azmi dengan mengucapkan beberapa kali. Azmi pun keluar dengan perasaan yang tak kalah paniknya.
"Kenapa sus?" Tanya Azmi tampak lebih tenang.
"Ibu Firda... Ibu Firda... Kri..tis" ujar suster tersebut sembari menetralkan nafasnya.
Tanpa berpikir panjang. Azmi langsung berlari ke ruang rawat Firda. Disana Azmi melihat Hafidz yang sepertinya ingin menjenguk Firda.
"Loh mi, ngapain lari-lari" tanya Hafidz yang tak paham.
Azmi tak menjawab satu katapun. Akhirnya Hafidz pun mengikutinya. Tanpa mengetuk pintu Azmi langsung masuk kedalam. Terdapat dokter Ratna dan beberapa suster disana yang tengah menangani Firda.
Ia sempat tak diperbolehkan untuk masuk. Namun, dokter Ratna menyuruh Azmi untuk masuk.
Keringat dingin mengguyur tubuhnya. Perasaan was-was mendampingi hatinya. Rasa takut Azmi meledak. Melihat keadaan istrinya yang semakin parah.
Tak lama kemudian, terdengar suara nyaring dari monitor dan layar monitor yang memperlihatkan garis lurus.
"Saya mohon dok, selamatkan Firda" ujar Azmi hampir menangis.
"Saya akan berusaha semaksimal mungkin pak" jawab dokter Ratna.
Didalam hati Azmi tak henti-hentinya menyebut asma Allah. Dokter Ratna menyuruh suster untuk mengambilkan alat pacu jantung. Dokter Ratna menempelkan alat tersebut di dada Firda berulangkali. Namun, tak ada respon sedikitpun dari Firda. Dokter Ratna pun menghela napas panjangnya.
"Kamis, 12 Mei 2020, saudari Firdatul Aminah telah meninggal dunia" ujar dokter Ratna. Dan salah satu suster mencatat nya.
"Dokter Ratna pasti bisa dok. Saya mohon bantu Firda" tangis Azmi pecah.
"Maaf dokter Azmi. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat jantung ibu Firda kembali berdetak. Namun, tak ada respon sama sekali dari ibu Firda" ucap dokter Ratna pasrah.
Azmi berjalan lemas ke arah keranjang Firda. Ia masih tak percaya, seorang cinta sejatinya akan meninggalkan nya untuk selamanya.
Ummi Laila yang baru saja datang pun langsung memeluk putra sulungnya.
"Ummi... Maafkan Azmi, Azmi minta maaf, Azmi gak bisa jadi suami yang baik, ini semua salah Azmi, Azmi jahat" tangis Azmi pecah dipelukan ummi Laila.
"Ini semua bukan salah kamu nak... Ini semua telah menjadi qodar Allah" jawab ummi Laila dan membiarkan Azmi menangis dipelukan nya.
"Abi, Azmi minta maaf sama Abi. Azmi gak bisa jagain putri Abi. Azmi gak becus jadi suami. Abi boleh hukum Azmi" ucap Azmi sembari mencium tangan Gibran.
"Kamu gak usah minta maaf ke Abi nak, semua yang terjadi bukan salah kamu, ini semua telah ditakdirkan oleh Allah. Abi yakin, sebelum Firda meninggal, ia pasti telah melalui banyak momen indah bersamamu. Abi berterima kasih, kamu telah berhasil membuat Firda bahagia sebelum ajalnya" ujar Gibran dengan memandang jasad Firda.
Kini proses pemakaman di mulai. Setelah suasana dirasa cukup tenang. Ummi Laila mencoba memberikan surat yang terbungkus cantik kepada Azmi.
"Apa ini mmi?" Tanya Azmi setelah menerima surat tersebut.
Flashback on...
Pagi ini Firda dan ummi Laila berbelanja sembari keliling mall. Sudah satu jam lebih mereka berdua mengelilingi mall. Hingga pada akhirnya mereka berhenti di tempat makan.
"Ummi, kita sarapan dulu ya, disini" ajak Firda.
"Iya boleh".
Firda memesankan makanan dan tak lupa untuk memesan minum. Selang beberapa menit kemudian, makanan yang telah dipesan pun datang.
"Ummi, Firda minta tolong boleh?" Tanya Firda.
"Minta tolong apa nak?".
"Ini ada surat buat mas Azmi. Firda minta tolong ke ummi, berikan surat ini ke mas Azmi saat Firda lahiran nanti. Apa boleh?" Jelasnya sambil memberikan surat tersebut.
"Oh... Ya udah sini, nanti ummi berikan ke Azmi" tanpa berpikir panjang, ummi Laila langsung menerima surat tersebut dan menaruhnya didalam tas.
Flashback off...
Dengan cepat Azmi membuka surat tersebut dan membacanya.
Dear Muhammad ku...
Terimakasih engkau telah menjadikanku sebagai Khodijah mu... Terimakasih untuk 335 hari yang begitu menyenangkan, begitu indah dan juga memuaskan... Terimakasih untuk cintamu yang begitu indah... Kau adalah sosok pria yang sangat istimewa untuk diriku... Aku minta maaf jika selama ini menjadi istri yang selalu membangkang terhadap perintah mu... Saat aku telah tiada nanti, aku mohon.. segera lah memulai kehidupan baru mu... Carikan umah untuk anak kita... Aku izin pamit amiku, Allah telah memanggilku... Assalamu'alaikum...Behagiaku bersamamu Muhammad ku...
Muhammad Ulul Azmi Askandar.Azmi kembali meneteskan air matanya. Mengingat masa-masa indah dengan istrinya. Mengingat saat awal bertemu. Mengingat bagaimana awal perasaan cinta itu muncul. Semua kenangan kini kembali terulang.
Ummi Laila yang melihat Azmi tertunduk sambil menangis pun memeluk Azmi dan menempelkan kepala Azmi di bahunya.
Dear Khodijah ku...
Maafkan aku yang belum bisa menjagamu dengan baik.
Maafkan aku, aku belum bisa menjadi suami yang baik.Andai kamu masih disamping ku, aku ingin bercerita tentang awal pertemuan kita dulu. Berawal dari Danau itulah Allah mempertemukan kita, Allah memberiku perasaan yang sulit ku tebak. Hingga aku bisa menemukan jawaban atas perasaan ini. Cinta, iya cinta.
Aku masih ingin hidup bersamamu. Aku janji, aku akan merawat anak kita dengan baik. Aku akan berusaha menjadi Babah yang baik untuk Khumaira. Aku akan mencintai anak kita seperti kamu mencintai diriku. Aku tak akan membiarkan dia menangis.
ANA UHIBBUKI FILLAH KHODIJAH KU...
Bahagiaku bersamamu...
Firdatul Aminah."Hujan pergi meninggalkan genangan. Dirimu pergi dengan meninggalkan kenangan".
~ THE ENDING ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Danau [REVISI]
Fanfic⚠️ Hanya cerita fiksi, bukan cerita asli dari pemerannya. InsyaAllah tidak keluar dari arti kata "SANTRI" Awal mula ia dipertemukan dengan sosok gadis cantik, disitulah Allah menganugerahkan secuil perasaan yang masih ia tebak. Hingga akhirnya ia...