Problem baru

2.5K 469 67
                                    

Hari ini tepatnya hari minggu, semua orang yang ada di rumah tak memiliki kegiatan apapun. Juniar sedang berbunga-bunga sebab Jono, motornya yang di rusak oleh Jeno kini sudah selesai di perbaiki walaupun ada beberapa bagian yang berubah.

"Ji, nanti kita bisa boncengan ala cabe-cabe' an lagi!" girang Juniar mengelap motornya.

Ale dan Jinan menemani Juniar mencuci motor di samping rumah sembari bermain ayunan. Ingat kan Jeno dan Renjun pernah membuat ayunan karena permintaan Hana, tapi ternyata Ale dan Jinan lah yang sering menggunakan ayunan tersebut.

Hana tak masalah, justru Hana sering memperhatikan dua anak itu dari kursi yang berada tak jauh dari ayunan.

"Bang! Ale kepengen makan lumpia basah," adu Ale.

Juniar berhenti sejenak, melirik sinis Ale yang memberi kode ingin di traktir."Dasar bocil!"

"Emangnya yang makan lumpia basah itu bocil!?"

"Ya engga sih"

"NAH!!! pokoknya nanti sore abang harus beliin Ale lumpia basah." Final Ale yang langsung di hadiahi usakan gemas di kepalanya.

"Iyaaaaa, abang nyimpen uang banyak nih dari hasil kerja. Nanti sore kita jajan sekalian beliin kakak kalian susu," balas Juniar.

Kedua adiknya kembali melanjutkan kegiatan bermain ayunan yang sepat tertunda, hari ini sepertinya jadi hari yang paling bahagia untuk Juniar. Juniar tak sengaja melihat Hana yang mengintip dari balik tembok, "Ngapain disitu? sini!" panggil Juniar.

Hana menghampiri Juniar, tersenyum lebar di balas dengan usapan lembut di dahinya. "Kenapa ngintip-ngintip gitu  hmm?" tanya Juniar.

"Aku mau minta izin sama kamu, Jun."

Sebelah alis Juniar terangkat. "Apa itu?"

"Aku mau ketemu bunda."

Juniar terkejut, "Loh ada bunda kamu?"

"Aku ikut ya Han?" 

"Gausah!"potong Hana dengan cepat. "Masalahnya bunda mau ngomongin masalah keluarga, aku takut nantinya ga nyaman."

"Ga masalah, kan kamu sama aku udah nikah. Aku ga akan malu atau ga nyaman sama semua hal yang bersangkutan sama kamu," balas Juniar menyilangkan kedua tangannya di dada.

Hana terlihat kikuk, "Aku belum siap. "

"Padahal Kak Hana udah sering lihat keluarga kita lagi berantem. Kak Hana aja bisa nerima situasi keluarga kita apalagi abang," sambung Jinan.

"Iya! kenapa harus malu sama Bang Jun?" heran Ale.

Juniar melempar kanebo basah yang di pegangnya tepat mengenai wajah Ale. "Masih kecil udah kepo aja!"

"IHHH MAMAAAAA"

"Ngadu! ga abang beliin jajan siah!" ancam Juniar sukses membuat Ale menutup mulutnya rapat berganti dengan ekspresi cemberut.

Ancaman tadi itu adalah rahasia Juniar untuk menaklukan dua adik bontotnya, di antara semua saudaranya hanya Juniar saja yang mau membelikan segala jenis jajanan untuk mereka tanpa melarang apapun. Apa yang ingin mereka makan silahkan saja makan, Juniar tidak pernah memberikan batasan untuk adiknya karena ini Ale dan Jinan lebih sering meminta jajan kepada Juniar.

Tama melarang Jinan dan Ale untuk makan makanan yang mengandung bubuk cabai atau saos. Mas Juna menjadi orang yang paling pemilih makanan untuk kedua adiknya, tidak ada ciki, makanan dengan bubuk cabai, bahkan Mas Juna membatasi mereka jika minum es.

Sedangkan Jeno, orang ini sebenarnya tak pernah melarang Jinan atau Ale memakan jajanan apapun. Hanya saja Jeno itu paling pelit! bukan pelit sih tapi memang Jeno jarang memiliki uang. Tapi jika Jeno sudah memiliki uang maka Jeno akan menghabiskan semua uang yang dia punya hanya untuk adik-adiknya.

JUNIARKA || HAECHAN✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang