Hampir mati

2.6K 481 69
                                    

Kabar kecelakaan yang menimpa Jeno dan Hana membuat satu rumah geger, mama bahkan Bang Tama langsung terburu-buru pergi ke rumah sakit.

Jinan yang memang sudah melarang Hana pergi kini hanya bisa menangis, Jinan menangisi Hana sedari tadi, sampai-sampai Nathan kebingungan bagaimana cara membuat Jinan berhenti menangis.

Tak ada satupun orang yang berani mengabari hal ini ke Juniar, bahkan ketika mereka semua sudah sampai di rumah sakit masih belum ada orang yang berani mengabari Juniar.

"Bang, tapi kalau kita ga ngabarin Juniar malah lebih parah lagi nanti. Lo tau kan dia sesayang dan seposesif apa sama Hana? kalau di nanti-nantiin terus takut dia tau dari orang lain," kata Mas Juna mencoba meyakinkan Tama untuk mengabari Juniar.

"Iya gue tau, tapi mental gue belum kumpul, lagian lo gimana ceritanya bisa kecelakaan gitu sih Jen?!"

Sedari tadi Jeno hanya duduk di kursi tunggu, meskipun wajah dan lengannya luka-luka, Jeno tidak mau meninggalkan kursi tunggu di depan ruang UGD.

"Gue gatau bang, gue kaget. Semuanya tiba-tiba banget," ujar Jeno.

"Lo ga kebut-kebutan kan?" tanya Mas Juna dengan penuh selidik.

"Demi Allah kagak mas! kita di tabrak dari belakang malahan."

Mama menenangkan Jeno, mengusap punggung remaja lelaki itu karena mama dapat merasakan Jeno gemetar seluruh tubuh.

"Udah Mas! jangan di ajak berantem, namanya musibah ga ada yang tau!" kata mama.

Juna membuang muka, menahan mati-matian umpatan yang hampir keluar dari mulutnya.

"Nana mana?" tanya Jeno dengan suara serak.

"Ambil motor lo yang di tinggalin di lokasi kejadian," jawab Tama.

Jeno kembali diam, matanya menatap lurus lantai rumah sakit yang dingin. Dirinya di liputi rasa bersalah, Jeno siap jika harus menerima makian ataupun pukulan dari Juniar.

"Juniar udah di kabarin?" tanya Jeno serak.

Tama menggeleng kemudian mengangguk, jemarinya bergerak untuk memberitahu kabar ini.

Setelah mengabari Juniar, ponsel Tama berdering menampilkan nama Juniar. Tama tahu itu, apapun tentang Hana, Juniar selalu meresponnya dengan cepat.

***

Nathan kembali ke rumah sakit, dengan membawa motor Jeno yang tidak mengalami banyak kerusakan dan juga sekantong belanjaan yang untungnya di amankan para warga.

"Ga nyangka gue, padahal cuma beli ginian aja kok pulangnya bisa sampai mampir ke rumah sakit?" ucap Nathan seraya melangkah di koridor rumah sakit.

Kalau di hitung-hitung, ini sudah yang kedua kalinya Nathan ke rumah sakit dengan kabar yang mengagetkan semua orang rumah.

Nathan melongo tak percaya ketika sampai di depan ruang UGD, seingatnya para abang dan mamanya masih ada disini. Tapi sekarang kenapa sepi sekali? atau mungkin Hana sudah di pindahkan ke ruangan lain?

"Mba! maaf saya mau tanya. Pasien atas nama Hana yang baru saja masuk UGD sekarang ada dimana ya?" tanya Nathan ke salah satu suster yang baru saja keluar dari dalam UGD.

"Sudah di pindahkan mas, ke ruang rawat yang ada di ujung koridor sana."

Nathan mengangguk paham ketika suster menunjukan jalan menuju ruang rawat Hana, tanpa lupa mengucapkan terimakasih Nathan bergegas menghampiri para saudaranya.

JUNIARKA || HAECHAN✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang