Belajar ilmu Sejarah

1.5K 318 127
                                    

Ruang tamu dipenuhi dengan buku-buku yang tengah dibaca oleh Nathan. Anak itu tak bosan-bosan membaca semua tumpukan buku sedari sore tadi.

Hana yang kebetulan lewat sehabis membuang sampah tertarik dengan judul buku yang tengah dibaca oleh Nathan.

'Dinamika Sosial dan Politik Masa revolusi Indonesia'

Covernya sangat menarik, warna merah putih serta beberapa tokoh nasional terpampang jelas di cover buku.

"Kamu sejak kapan suka baca buku-buku kayak gini Na?" tanya Hana seraya membaca semua buku yang tertumpuk.

"Pengantar Ilmu Hukum, Hubungan persaudaraan antara Indonesia dan India, Masa revolusi 1945-1948, ga pusing kamu baca buku kayak gini???"

Nathan menggeleng, menutup bukunya. "Nana malah jadi suka banget kak! belajar sejarah tentang negara kita sendiri ini seruuuuu banget."

"Hah? bukannya kamu lebih suka materi tentang biologi sama fisika?"

Nathan menggeleng, "Kalau itu emang pelajaran sehari-hari Nana di sekolah. Tapi belajar sejarah ga ada salahnya justru nambah wawasan."

"Fakta-fakta kemerdekaan banyak banget loh kak yang belum kita tau. Nana baru tau sedikit sih, karena buku yang dibaca Nana juga masih sedikit."

"Matamuuu, ini banyak banget Na!" kaget Hana.

Nathan hanya menyengir, menampilkan deretan gigi dan gusinya yang rapih.

Terlihat Jeno menghampiri keduanya dengan wajah mengantuk. "Nana, lo ada ambil handuk gue ga?"

Nana bingung, setahunya ia tak pernah masuk ke dalam kamar Jeno. "Handuk lo yang udah buluk bang?"

Jeno mengangguk, masih dengan wajah mengantuk.

"Mama buang, tadi marah-marah karena handuk lo udah jadi sarang kuman!"

Sontak Jeno langsung melotot, rasa kantuknya hilang. "IHHHH KAN ITU HANDUK KESAYANGAN GUE!!!" pekik Jeno sebal.

"Yaelah Jen, kesayangan atau bukan yang pasti itu handuk cuma bikin lo kena penyakit. Lagian barang kesayangan lo tuh aneh-aneh anjir!" celetuk Hana.

"Celana hellokity, sendal ikan, handuk dekil, sama dora sekarat!"

"Ya biarin! namanya barang kesayangan ga mandang fisik bagus atau engga nya! jangan pernah ngehina dora gue!"

Nana dan Hana kompak memasang wajah jijik, pasalnya boneka dora yang mereka sebut tadi itu sudah sangat-sangat-sangat tidak layak.

Wajahnya sampai menghitam, beberapa bagian tubuhnya kempes sebab sudah tidak ada kapuk lagi, kalau kata Jinan boneka dora itu sudah kurus kering.

"Sekarang mama dimana????"

Hana menunjuk ke arah luar sedangkan Nathan hanya memberi kode arah lewat dagunya.

"Kak, sebelum kita kena amukan dia mending kita masuk kamar."

.
.
.

"Nahh, kalian pasti tau kata kerja rodi kan? Kerja rodi yang tertulis di buku sejarah ini adalah pembangunan jalan ribuan kilometer jalur
Anyar-Panarukan. Ada yang tau lebih detailnya??"

Jinan mengangkat tangan, "Banyak pekerja yang mati dalam proses pembangunan jalan tersebut. Disebabkan pekerja tidak diberi makan ataupun gaji! Jahat banget deh!"

Nathan dan Hana tertawa kecil, gemas dengan Jinan. Kini Nathan, Ale, Jinan tengah berada di kamar Juniar. Mereka duduk melingkar di atas karpet dengan Nathan yang menjadi guru sementara kedua adiknya.

JUNIARKA || HAECHAN✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang