Sujud sepertiga malam

2.8K 523 71
                                    

Selepas pertengkaran antara Juniar dengan Hana, keduanya sama-sama terdiam. Tak ada yang membuka suara hingga malam hari, Juniar yang baru saja terbangun dari tidurnya bergegas menuju kamar mandi. 

Jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari, Juniar melipat celananya menggulung hingga sebatas lutut. Dengan tangan yang gemetar Juniar membuka keran air, dinginnya air tak menghalangkan niat Juniar untuk mengambil wudhu.

Selesai mengambil wudhu Juniar kembali masuk ke dalam kamar, Juniar sempat menengok Hana yang terlihat tertidur pulas di atas kasur dengan posisi memeluk guling. Juniar kembali kepada niat awalnya, ia membentangkan sajadah memulai sholat tahajud dengan khusyu.

Gerakan sholat Juniar, bacaan sholatnya hingga sarung beserta peci yang di kenakannya membuat Juniar terlihat bersinar. Setelah menyelesaikan rakaatnya Juniar menatap kosong ke arah langit-langit kamar, kedua tangannya menengadah memulai berdoa.

"Bismillahirrahmanirahim, ya Allah ya Tuhanku denganmu aku meminta dan denganmu aku bersujud. Dengan segala kuasa dan kemurahan hatimu, malam hari ini di sepertiga malam salah satu hambamu ingin mengadu," 

"Ya Allah.... berikan Juniar kekuatan dan ketegaran lagi untuk menjalani hidup. Rasanya berat dan lelah, tapi Juniar ga akan pernah memilih untuk menyerah!"

Bibir Juniar mulai bergetar, kedua matanya terasa panas akibat air mata yang menumpuk di pelupuk matanya.

"Juniar sakit." Ujarnya menangis dengan kepala yang sedikit tertunduk. "Tolong kasih tau Juniar harus berbuat apalagi untuk sekarang dan ke depannya."

"Juniar nurut sama mama, Bang Tama bahkan Mas Juna. Juniar terima semua keadaan yang terjadi, sebenarnya salah Juniar apa?"

"Apa Juniar pernah nyakitin orang lain?" bingung Juniar. "Atau Juniar kurang bersyukur?"

Juniar benar-benar melepaskan semua bebannya malam ini, mengadu kepada penciptanya atas apa semua yang sudah ia lewati. "Juniar capek, tapi untuk menyerah itu bukan pilihan yang tepat."

"Ya Allah.... Juniar yakin kehadiran Juniar di dunia ini pasti ada alasannya. Juniar ga akan minta yang aneh-aneh, tapi Juniar minta satu hal yang benar-benar Juniar butuhin."

"Tolong lapangkan dada Juniar untuk menerima semuanya, Juniar paham. Juniar ga akan bisa menghindari takdir, tapi tolong buat Juniar lebih kuat dan lebih sabar lagi."

Juniar menutup doanya dengan sujud, air matanya menetes ke sajadah ketika dahi dan hidungnya menempel dengan sajadah. Juniar sujud cukup lama, dengan ini Juniar merasa bebannya sedikit berkurang, bahunya terasa lebih ringan.

Tuhan, terimakasih telah menciptakan manusia sehebat dan sekuat Juniar.

***

Hana terbangun lebih awal di bandingkan dengan hari-hari biasanya, awalnya Hana terkejut tak mendapati Juniar di sampingnya. Namun rasa khawatirnya hilang ketika menemukan Juniar yang tertidur di lantai dengan mengenakan sarung, sepertinya Juniar sengaja tidur di atas lantai sebab peci dan juga sajadahnya sudah terlipat rapih.

"Jun, maafin aku. Sejak aku memaksa kamu untuk hidup bersama aku, kamu merasa berat dan tertekan ya?"

"Maaf masih belum lupain Haje sepenuhnya, maaf udah buat kamu putus sekolah dan kerja demi memenuhi kebutuhan aku Jun."

Hana merasa sesak, "Waktu aku bilang aku sayang kamu, aku ga bohong."

"Aku benar-benar sayang bahkan cinta sama kamu, tapi dengan bodohnya aku masih bersikap egois dan berharap sama Haje." Gumam Hana. "Aku minta maaf, maaf Jun. Maafin aku!"

JUNIARKA || HAECHAN✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang