Arjuna Pecundang

2.2K 501 102
                                    

Lucas menuju rumah Gita setelah pulang dari rumah Juniar. Remaja pria itu tak lupa membelikan seporsi nasi goreng untuk Gita, sebab Lucas tahu betul pasti Gita belum memakan apapun hari ini.

Masih seperti awal ketika Lucas datang ke rumah Gita, gelap. Bahkan Lucas bisa merasakan bagaimana Gita kesepian sendiri di dalam rumah sebesar ini.

Langkah besar Lucas melangkah masuk ke dalam rumah Gita, tak lupa mengetuk pintu Lucas membuka pelan pintu kamar Gita mencari keberadaan gadis itu.

"Gita?" panggil Lucas ketika membuka pintu kamar Gita.

Terlihat gadis yang ia cari tengah tertidur di atas kasur dengan posisi memeluk bantal dan menjadikan guling sebagai bantal.

Lucas tertawa kecil lalu bergerak membangunkan Gita.

"Bangun, makan dulu. Lo belum makan kan?"

Butuh usaha lebih untuk membangunkan Gita dari tidurnya, gadis itu termasuk salah satu orang yang sulit bangun.

Jengkel sebab Gita tak bangun-bangun, justru malah mengganti posisi tidurnya. Lucas menarik kaki Gita sampai terjatuh dari kasur, membuat gadis itu terkejut dengan wajah bantal dan mata yang memerah.

"Anjir! gue lagi tidur Lucas!" marah Gita.

"Makan dulu," ujarnya menyodorkan sebungkus nasi goreng.

"Lo--- ck! yaudah sini!" Gita merampas nasi goreng yang di sodorkan Lucas.

Sejujurnya Gita juga lapar, jadi walaupun mengantuk dia tidak akan menolak makanan pemberian dari Lucas.

Lucas hanya memperhatikan Gita yang melahap nasi goreng dengan wajah tertekuk.

"Saran dari gue, lo pelan-pelan lupain Juniar ya Git. Sakit di lo sendiri kalau masih kekeuh sama perasaan lo," ucap Lucas tiba-tiba.

Nafsu makan Gita mendadak hilang, wajahnya semakin tertekuk.

"Tanpa lo suruh juga gue udah nyoba."

Lucas menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menyengir lebar.

"Maksud gue, sekarang kan udah ada gue. Jadi gue bakal bantu lo supaya ga terus-terusan suka sama Juniar, sorry ini terkesan lancang. Tapi gue mau jagain lo seumur hidup, lo terlalu berharga untuk selesai begitu saja."

***

Rumah keluarga Juniar kini ramai walaupun sudah malam hari, di sebabkan Hana meminta semua orang untuk tidur bersama di ruang tamu termasuk mama.

Jeno dan Tama sibuk menggeser sofa ke sudut ruangan, Mas Juna dan Juniar mengangkut kasur untuk di letakan di tengah ruang tamu, sedangkan Nathan dan Ale sibuk bolak-balik mengambil bantal dan selimut.

Jinan bagaimana? anak itu hanya sibuk memerintah ini dan itu, menyuruh Tama untuk menggeser sofa dan juga menyuruh Nathan untuk mengambil semua bantal dan selimut.

"Abang itu kasurnya kurang rapat, nanti jadi bolong tengah-tengah!" ujar Jinan menunjuk kasur yang dibawa Juniar.

Juniar bertolak pinggang, kesal juga dia dengan adik bungsunya, Juniar mengambil satu bantal lalu melemparnya cukup kuat tepat mengenai wajah Jinan.

"Ga boleh nyuruh-nyuruh orang yang lebih tua, dosa!" ucapnya kesal.

"Ih kan Jinan masih kecil ga boleh bawa barang-barang yang berat, Bang Juni sendiri yang ngomong!"

JUNIARKA || HAECHAN✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang