Tangisan Jinan

2.4K 459 32
                                    

Sore ini suasana rumah tengah heboh dan panik, Mas Juna yang baru saja pulang kerja mendapat telpon dari Jinan yang menangis sekaligus mengadu.

"Mas! Jinan kecelakaan sama abang"

Juna yang masih mengenakan pakaian formal langsung berlari mencari kunci motor untuk menyusul Jinan.

Mama, Hana dan Nathan hanya berdiam diri di rumah menunggu Mas Juna yang pergi menyusul Jinan bersama Tama.

"Adekkk bikin mama khawatir," gelisah mama.

Hana memeluk mama Wendy mencoba memberikan ketenangan walau dirinya sendiri pun juga ikut merasa gelisah.

Suara pintu kamar yang terbuka menampilkan muka bantal milik Jeno, lelaki bertubuh besar itu hanya memakai kaos oblong bolong-bolong dan celana panjang motif hello kitty milik mama.

"Kenapa?" herannya. "Kok pada panik mukanya?"

"Adek lo kecelakaan bang," jawab Nathan.

"Tau darimana?"

"Jinan nelpon!"

Jeno menggaruk ketiaknya yang terasa gatal, ekspresi Jeno terlihat sama sekali tak panik. Justru dia terlihat sangat santai, menghampiri tiga orang yang tengah panik lalu ikut duduk disamping mama.

"Kalau masih bisa telfon berarti masih hidup," Jeno mengaduh kesakitan ketika mama memukul pahanya menggunakan telapak tangan.

"Peres ma," lirih Jeno.

"Lagian bukannya khawatirin adeknya malah santai begitu!?" marah mama.

Jeno tetaplah Jeno, lelaki itu malah mengambil toples berisi keripik pangsit keasinan hasil eksperimen Jinan dan Hana.

"Juna sama bang Tama nyusul kesana?" tanya Jeno dibalas anggukan.

"Yaudah"

Hana menggeram marah, sebal dengan tingkah laku Jeno. Hana memukul kepala Jeno, entahlah Hana selalu merasa kesal dengan Jeno.

"KOK GUE DIPUKUL!!!???"

"LO NGESELIN! MENDING LO DI KAMAR DEH, GA GUNA JUGA LO DISINI!" semprot Hana.

"Kok lo sensi banget sama gue sih!?"

"PERGI GA!!?" Hana menangkat bantal sofa berniat memukul Jeno sekuat tenaga.

Sayangnya Jeno lebih memilih menyelamatkan diri dari amukan bumil, tak lupa Jeno membawa toples pangsit ke dalam kamarnya.

"Dasar jelek! gendut!" ejek Jeno sebelum menutup pintu kamar dengan keras.

"Udah kak, jangan marah-marah ke si Jeno. Nanti anaknya jadi mirip dia loh!"

Hana bergidik ngeri, "Amit-amit!"

***

Mas Juna dan Tama berhasil menyusul adiknya, Tama sampai geleng-geleng kepala melihat kerusakan motor yang disebabkan oleh dua adik bontotnya.

"Heh tot! siapa yang nyuruh--"

"Jun! ngomongnya!!" peringat Tama.

"Tot bontot maksudnya bang,"

"Jangan ngajarin yang engga-engga!"

Mas Juna menghela nafas, tak lama kemudian Juna menarik telinga Ale dan Jinan secara bersamaan.

"Mas! sakit mas!" teriak Ale dan Jinan.

JUNIARKA || HAECHAN✔ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang