2

115 6 0
                                    

Ya, jika kamu takut padaku, jika kamu tahu situasinya dan meringkuk, aku rela melepaskanmu. Aku tidak merasa seburuk ini, karena aku masih terpengaruh beberapa obat yang tersisa.

"Masukkan dimulutku. Aku akan menikmatinya."

Namun, pada akhirnya, pria ini berbisik dengan manis, dan dia langsung berlutut di depanku. Sambil menatap kosong, pria ini membuka ikat pinggangku. Kaitnya dilepaskan dan meluncur dengan suara berdentang, dan tidak ada keraguan ditangan yang menarik celana dalamku. Sepertinya dia belum pernah melakukan ini sekali atau dua kali. Saat aku memikirkannya, lidah yang lembab dan hangat menjilati alat kelaminku. Ini adalah sensasi fisiologis untuk rasa gatal yang menyebar dari perut bagian bawah dan dari tulang ekor. Bahkan, panas yang bersirkulasi melalui tubuhku yang mabuk dan darah mengalir deras di bawah kulit.

Aku menunduk menatap wajah pria yang menelan pen*sku. Mata setengah terpejam, bulu mata panjang. Itu cukup panjang untuk membuat bayangan diwajahnya. Karena itu, dia terlihat cantik untuk seorang pria.

Saat stimilasi dilakukan, pen*sku mulai membengkak dimulut pria itu, tetapi tidak ada kenikmatan. Dengan suara sengau 'uh, uh, uh' pria itu menghisap kemaluanku dengan keras. Dia bergerak dengan cepat sehingga wajahnya basah oleh keringat. Tentu saja, ada sensasi kenikmatan. Sensasi kesemutan menyebar dari perut bagian bawah. Rasa geli menyebar dari perutku. Tapi entah kenapa, geli ini tidak berbeda dengan geli rasa cacing merayap di kulit. Kesenangan yang luar biasa, dan tidak ada tanda-tanda ejakulasi bahkan jika ada keinginan untuk mencapai klimaks. Kenikmatan ini menjadi kesenangan yang tidak menyenangkan.

"..Ha"

Pria itu mengangkat matanya saat aku menghebuskan napas pendek. Aku memandangnya dengan tatapan merendahkan. Pria ini tampak malu karena tidak cukup kuat meskipun dia sudah menghisap terlalu lama. Tapi aku menelan semua kenikmatan ini sekuat tenaga. Dengan wajah yang memerah, pria itu memaksa dirinya untuk menahan rasa mual, menyedotku jauh ke dalam tenggorokkannya, dan menjepit pen*ku didalam tenggrokkannya.

"Aku sangat lihai untuk urusan ini."

Aku meletakkan tanganku dikepala pria itu, membelai rambutnya yang lembut. Wajah pria dibawahku ini terlihat lega. Aku menarik pen*sku dari mulutnya dan mengusap pipinya yang sedang tersenyum licik. Senyumnya membuatku ikut tersenyum juga. Dengan punggung tanganku, aku membelai pipinya. Kemudian, dengan punggung tanganku,aku mendorong pen*sku menjauh darinya dan menampar pipinya.

"Agrrhhh..!!"

Plak. Aku menggayunkan tanganku sebanyak yang aku bisa, aku tidak bisa mengendalikan kekuatanku, pria itu menjerit lalu terjatuh ke lantai. Brengsek, tanganku sakit. Meskipun kulit pria itu halus, punggung tanganku sakit. Aku pikir, aku memukul dengan sudut yang salah. Rasa sakitnya merebak. Tapi, ketidaknyamanan ini disebabkan oleh gangguan kenikmatan.

"Lalu apa gunanya? Sialan, pen*sku bahkan tidak klimaks."

Aku merasa kotor untuk memasukkan ereksiku ke dalam celana dalam dan pakaianku ini sangat mahal. Pen*sku tidak hanya kotor, ini benar-benar kotor. Jika kamu menghisapnya, kamu harus menghisap sampai cukup untuk klimaks. Ini hanya penuh air liur, dan kenikmatan yang tidak terpuaskan. Aku merasa seperti orang yang menyedihkan.

Bukk. Aku menendang perut bajingan yang mirip cacing ini.

"Hugghh.." (suara yang keluar dari mulut karena tendangan)

Bahkan jika aku menginjak-injak sisi tubuhnya yang gemetaran.

"Arhhh.."

Aku masih merasa tidak puas.

Tidak ada rasa sakit dikakiku yang memakai sepatu, tapi punggung tanganku yang mengenai pipi pria itu terasa panas dan nyeri, ini menjengkelkan karena harus membungkuk untuk mengangkat pria tersebut. Lalu, aku mengangkatnya sebanyak yang aku bisa, rambutnya terlilit diantara jariku dan pria itu berteriak seolah-olah akan mati. Aku menariknya tanpa peduli. Mungkin dia tidak bisa melawanku, tapi tubuhnya ditarik dengan sangat kuat olehku, dan pria ini menggerakkan kakinya mengikuti langkahku, memegangi kepalanya.

"Hey, Direktur!"

Ketika aku membuka pintu kamar mandi, seorang bajingan muda yang berpura-pura mengenalku menyapa, tapi aku berjalan dengan kepala tertunduk. Ketika aku sampai didepan ruang tempat pertemuan, aku masih merasa tidak baik, maka aku menendang pintunya. Kwang! Ketika pintu terbuka dengan suara keras, semua orang yang ada didalam menjadi diam dan menatapku. Mata mereka dipenuhi dengan keheranan yang terlihat lucu.

Mari kita lihat siapa bajingan disebelahku tadi saat memperkenalkan pria ini sebelumnya kepadaku?

"Yuhwa!!"

Bajingan itu menghilangkan keraguanku dengan berpura-pura mengenal pria yang aku seret rambutnya ini. Ini bukan karena rambut yang aku jambak, tapi aku merasa tidak senang seperti memegang serangga ditanganku, namun aku bisa menahannya sedikit lebih lama saat aku berjalan beberapa langkah lagi. Aku melemparkan pria yang sudah aku seret itu ke depan pria yang mengatakan bahwa dia adalah Presiden dari agensi hiburan EMP.

************************************************************************************************************************************************************************************

[BL] EXOTIC LOVE [Novel Terjemahan Bahasa Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang