Si Bos, yang berkeringat banyak, menatapku dengan mata gemetar. Dia terlihat seperti akan menangis. Tangisan aktor tampan ini tidak terlihat bagus, tatapi air mata pria paruh baya itu tidak juga bagus. Mungkin kurang menyenangkan jika aku bermain lelucon, games, dan taruhan dengan cara menyenangkan sampai akhir, tetapi tidak ada orang disekitarku yang bisa melakukan itu. Apalagi kalau lelakinya cerewet. Ketika aku melihatnya, aku merasa seperti darahku mendingin.
"Akan lebih menyenangkan, jika aku yang melakukannya."
Sekarang tidak ada kesenangan atau kegembiraan. Aku hanya perlu mengeksekusi kalimat dengan cepat dan pulang lalu tidur. Aku tidak suka darah ditanganku. Tetapi ketika Presiden Park mengatakan dia tidak akan melakukannya, aku tidak punya pilihan selain melakukannya. Ini tidak terlalu menyenangkan karena kegembiraannya sudah hilang, tapi rangkaian taruhannya harus selesai. Jadi, aku mengangkat tanganku dengan botol untuk menyelesaikannya dengan cepat. Ini dimaksudkan untuk menepuk pipi dengan ringan disisi yang tidak bengkak.
"Hei, Direktur Jang!"
Jika bukan karena panggilan ini, aku akan membuat wajah si aktor terlihat seperti kain busuk sehingga dia tidak pernah berani menjadi aktor lagi. 'Hei, Direktur jung?' Aku menoleh ke samping di mana suara itu berasal, bertanya-tanya siapa yang memanggilku dengan sembarangan. Di pintu yang terbuka berdiri seorang pria dengan wajah yang familiar.
"Tenanglah."
Dia menyeringai, tapi dia terlihat gugup. Orang yang berpura-pura tidak takut dalam hal seperti ini adalah orang yang secara sukarela memanggilku seperti teman akrab karena dia seumuran denganku. Apakah suara berisik dari ruangan ini terdengar dari luar atau seseorang yang melihatku menyeret aktor ini ke ruangan dari kamar kecil memberitahunya? Ini tidak masalah. Ini tidak cukup menarik untuk mempermalukannya pada saat ada permintaan dari teman kenalan.
"Aku tidak pernah bersemangat seperti ini sebelumnya." agak kejam untuk menjawab kembali seperti ini.
Aku tersenyum dan berbicara dengan ramah, tetapi dia tersenyum dan terlihat berkeringat.
"Jaehan-ah*, kumohon, huh?"
Ini hanya lelucon kecil, tetapi aku menjatuhkan botol pecah yang aku pegang ke lantai. Aku melepaskan dagu si aktor dan membelai rambutnya yang berkeringat sekali. Pria dewasa ini menangis dengan kepala tertunduk ke lantai. Aku harap ini hanya ilusiku bahwa kaki pria ini basah dan bau. Bahkan, tangan pria yang berkeringat ini membuatku tidak nyaman.
"Wajahmu rusak, sepertinya kamu tidak bisa akting lagi."
Aku mengeluarkan saputangan dari saku jasku dan melihat President Park sambil menyeka tangan. Dia terlihat sedikit lega, tapi Presiden Park masih berkeringat seperti hujan dan terengah-engah. Dia mempunyai otak yang cukup untuk memahami apa yang aku katakan. Aku tidak benar-benar merobek wajah si aktor, tapi setidaknya hasilnya harus sama.
"Aku tidak akan mau melihatmu lagi di masa depan."
Aku membuang sapu tangan yang telah aku pakai untuk membersihkan tanganku dan melemparkan senyum lembut sebagai bonus.
***************************************************************************************
Jaehan-ah* (Biasanya aku dengar kalau orang yang memanggil seperti ini sudah akrab, jadi memanggil dengan informal. Benar ngak sih? Wkwkwkwk)
Dan, jika terjemahanku agak kacau, maafkanlah.
***************************************************************************************
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] EXOTIC LOVE [Novel Terjemahan Bahasa Indonesia]
RomanceJung Jaehan, chaebol generasi ketiga, adalah orang berpengaruh di industri hiburan dan dia bosan setengah mati. Bosan dengan obat-obatan, alkohol, dan kesenangan, Jung Jaehan bertemu dengan sutradara film bernama Yoon Heegyeom. Yoon Heesung, dulun...