24

355 54 5
                                    

𝐄𝐦𝐦, 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐚 𝐥𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐛𝐢𝐭 🔞
𝐌𝐞𝐧𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐨𝐟 𝐬𝐞𝐱 𝐚𝐧𝐝 𝐛𝐝𝐬𝐦

Takemichi menatap sendu pada kolom percakapan dengan kak Mikey, ada rasa sedih yang menggantung dalam hati dan pikirannya.

Salahnya memang yang masih belum bisa memberikan seluruh dirinya pada kak Mikey, tapi jika dengan melakukan bersama Sanzu atau anggota Bonten lainnya bisa membuat kak Mikey menjadi lebih baik... maka ia rela.

'𝘏𝘢𝘩, 𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘳𝘦𝘭𝘢? 𝘎𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘶!'

Takemichi menangis tersedu dengan pemikiran konyolnya, dengan memakai piyama merah bergambar elmo, Takemichi menghampiri dua orang penjaga dari anggota Bonten di depan kamar hotelnya.

"Kak Sanzu dan Om Mochi..."

Dua pria yang tengah berbincang tersebut menoleh pada dirinya, kerutan pada wajah mereka seolah bertanya akan dirinya yang entah telah melakukan apa.

"Michi mau minta maaf, selama ini Michi udah buat kalian dalam masalah. Mohon maafkan Hanagaki Takemichi," ujar Michi sembari membungkukkan tubuhnya.

"Hah?" Sanzu yang pertama kali merespon tingkah ajaib mahluk yang ada di depannya, "lo ngomong apa sih bocah? Geli gue dengernya, mending masuk—"

Tarikan pada ujung bajunya membuat Sanzu menghentikan ucapannya, ia menoleh ke arah Mochi yang tengah menatap padanya dengan tatapan licik.

"Hanagaki, selama ini kami harus menanggung semua hukuman dari ketua. Apa kamu pikir hukuman yang ketua berikan tidak menyakitkan?"

'𝘓𝘢𝘩, 𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘯𝘪𝘩 𝘴𝘪 𝘔𝘰𝘤𝘩𝘪?'

Takemichi mengangguk, "Michi tahu kok, barusan kak—maksudnya ketua kalian bilang itu. Makanya Michi mau minta maaf, pasti selama ini permainan ketua sangat kasar. Ya, kan?"

"Benar," Mochi mengiyakan setiap ucapan pria cengeng itu. "Ketua sangat kasar, dia tidak segan untuk mencambuk dan menembak jika kita membangkang. Tidak jarang ketua akan mengikat tangan serta kaki hanya untuk kepuasan pribadinya, setelah puas ketua akan meninggalkan kita yang tidak berdaya. Semua berulang setiap kamu membuat masalah, apa sampai sini kamu sudah paham?"

Sanzu terdiam, Takemichi semakin menahan tangisnya. Mochi terus melanjutkan omongan tidak jelasnya.

'Tunggu dulu, ke mana arah pembicaraan ini sebenarnya? Kenapa ini terasa sangat... mesum?'

"Hei, cengeng. Apa kau tahu maksud dari 'hukuman' yang dibicarakan ketua?" tanya Sanzu.

Takemichi terdiam sesaat, kemudian ia mengangguk lesu. "A-apa harus aku katakan di sini? Aku tahu 'hukuman' yang ketua kalian maksud, banyak yang bilang jika di awal memang menyakitkan tapi... Tuhan, kenapa hambamu ini sangat menyedihkan?"

"Kau memang tidak bisa diharapkan, aku rasa ketua akan cukup senang dengan menghukum kami tapi tidak menghukummu."

"Benar, ketua pasti menggunakan seluruh kekuatannya pada kalian. Boleh aku bertanya?"

"Apa yang mau—"

Sanzu menghentikan ucapan Mochi, entah kenapa dia bisa merasakan hawa buruk yang sebentar lagi akan menghampiri mereka. Dan lagi, ia semakin mengerti jika Takemichi telah salah paham akan 'hukuman' yang ketua maksud.

"—biar aku yang bertanya padamu, bocah. Apa kita membicarakan hal yang sama?"

Pertanyaan dari Sanzu membuat otak kecil Takemichi terdiam tidak bekerja, keningnya mengkerut mencoba mencerna setiap kata yang terdengar dari bilah bibir Sanzu.

Memangnya apa yang mereka bicarakan jika bukan tentang 'BDSM' dan 'hubungan badan'?

"Bercinta, kan?"

Dan demi Dewa Neptunus di dasar laut, dua orang pria yang terkenal akan kekejamannya itu merasakan jika nyawa mereka sudah hilang secara bersamaan karena satu pertanyaan konyol dari Takemichi.

                      »»————><————««

"𝘎𝘰𝘥 𝘣𝘭𝘦𝘴𝘴 𝘺𝘰𝘶, Mikey."

Mikey mengangguk kecil saat mendengar ucapan Ran, ia melirik isi pesannya dengan sang kekasih.

Agak bodoh dan polos bersamaan telah menjadi hal yang menyatu dengan seorang bernama Hanagaki Takemichi, dibilang polos pun sepertinya tidak. Hanya saja, pemikiran ajaib dari pria tersebut sanggup membuatnya terkena serangan mental.

Dan entah kenapa, dirinya bisa merasakan kupingnya yang gatal seolah ada seseorang yang membicarakan hal aneh tentangnya. Sepertinya ini masih berkaitan dengan pesannya tadi, apa mungkin dirinya telah salah?

"Ketua, apa makan malamnya tidak cocok?"

Rin bertanya dengan pelan, sedari tadi ia sudah memperhatikan tingkah laku sang ketua. Makan malam yang disajikan untuknya masih utuh dan belum tersentuh sama sekali, ia khawatir jika hidangan tersebut tidak sesuai dengan selera ketuanya tersebut.

"Aku akan ke kamar, perasaanku menjadi tidak tenang," ujarnya.

"Apa perlu saya temani?" tanya Kakucho di sampingnya.

Mikey menggeleng menolak, "kalian di sini dan selesaikan sisanya." Kaki Mikey melangkah menjauh dari 𝘣𝘢𝘭𝘭𝘳𝘰𝘰𝘮 hotel, dengan langkah yang tergesa dan tidak sabar, Mikey memaki 𝘭𝘪𝘧𝘵 yang ia naiki. Entah ini hanya perasaannya saja atau memang benda ini bergerak lambat?

Langkah kaki Mikey membawanya ke lantai di mana kekasihnya tidur, samar-samar dari depan 𝘭𝘪𝘧𝘵, ia bisa melihat dua anggotanya sedang berbincang dengan kekasihnya.

Oke, mungkin ini aneh. Tapi entah kenapa ia tidak suka melihatnya, tunggu— eh kenapa kekasih kecilnya itu membungkuk seolah minta maaf?

Pikiran buruk menghampiri dirinya, dengan langkah menggebu ia berlari guna membantu kekasihnya itu. Ah, pasti anak buahnya itu telah menyuruh Michi hal yang aneh. Lihat saja, bisa ia pastikan jika mereka akan menyesal.

"Bercinta, kan?"

Hah?

APA BARUSAN ITU?

Wabi-Sabi [MAITAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang