04

216 57 17
                                    

Aestale's Note

Part ini sedikit mengandung unsur agama. Tidak berniat untuk mengesampingkan apalagi mengabaikan kepercayaan yang dipegang oleh karakter yang dipinjam namanya. Sekali lagi, ini hanya fiksi. Apapun yang tertulis di sini hanya untuk kepentingan alur cerita.

Dan jika ada kata-kata yang dirasa terlalu sensitif atau menyudutkan, tolong beritahu ya. Supaya bisa direvisi agar lebih nyaman untuk dibaca.

Terima kasih 🥀

___________________________

Tempat suci yang diyakini adalah rumah Tuhan itu sudah dihiasi dekorasi cantik bernuasa putih dan emas. Bangku-bangku yang berhiaskan rangkaian bunga tulip putih nan cantik, berjejer rapi dengan berbagai macam wajah bahagia yang duduk di sana.

Wendy berdiri di ujung ruangan, menatap altar di depan sana dengan keheningan. Diam-diam, tangannya meremat gaunnya sendiri. Dia tak mengharapkan pesta pernikahan yang indah apalagi sempurna. Tapi, amarahnya belum reda karena pertemuan singkatnya dengan sang mantan kekasih Chanyeol.

Di depan sana, Chanyeol sudah berdiri menunggu mempelai wanitanya tiba. Pria berjas hitam itu begitu gagah dan mempesona. Rambutnya ditata rapi, dasi kupu-kupu melingkar di lehernya, sebuah mawar putih juga menghiasi tampilan sang mempelai pria itu.

Chanyeol tersenyum lebar saat melihat mempelai wanitanya begitu cantik. Entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdebar, seketika dia jadi gugup. Setiap langkah yang Wendy ambil bersahutan dengan detak jantung Chanyeol yang tak karuan. Pria itu menggenggam tangannya sendiri untuk menutupi kegugupannya.

Hari ini, Wendy benar-benar menjadi pemeran utama. Setiap pasang mata tertuju pada gadis cantik itu. Chanyeol sendiri tak bisa melepaskan pandangannya pada figur cantik yang tanpa hitungan jam lagi akan sah menjadi istrinya.

Asyik memandangi bagaimana dengan anggunnya Wendy berjalan ke arahnya, hingga tanpa Chanyeol sadari, Wendy sudah berdiri di hadapannya.

"Apa ada yang salah dengan wajahku?"

Pertanyaan Wendy menghentikan Chanyeol dari terpesonanya, lelaki itu terkekeh canggung sambil menggelengkan kepalanya samar.

"Ah, tidak. Hari ini kamu sangat cantik.", ucapnya.

Wendy hanya tersenyum simpul tanpa berkata apapun.

Kini, keduanya berdiri di depan altar dan mulai menerima berkat dari sang imam.

Di hadapan Tuhan dan dengan disaksikan oleh semua orang, Chanyeol dan Wendy mulai mengucapkan janji pernikahan mereka. Diletakannya masing-masing tangan mereka di atas kitab suci. Chanyeol mengucapkan janjinya terlebih dulu dan disusul Wendy yang mengucapkan janji pernikahan yang sama.

Setiap kata dari janji yang mereka ucapkan mengalun indah, penuh dengan makna dan arti.

Tapi, apalah nilai dari sebuah janji yang dikatakan anak adam tanpa bukti dan pembenaran dari hati, menjadi omong kosong yang hanya keluar di ujung lidah. Tanpa mereka sadari, pada akhirnya Chanyeol dan Wendy hanya berlabuh pada sebuah kebohongan di tempat suci yang bertopeng hubungan bernamakan pernikahan.

"Kedua mempelai dipersilahkan untuk saling menukar cincin."

Pandangan Chanyeol dan Wendy langsung bertemu. Keduanya tergugu memandangi figur masing-masing. Perlahan Chanyeol meraih tangan Wendy dan disematkannya sebuah cincin dengan satu berlian putih yang begitu cantik.

Kini saatnya untuk Wendy memasangkan lingkaran emas putih itu di jari manis Chanyeol. Perlahan namun akhirnya kedua cincin tersemat di masing-masing jari manis mereka.

Tiba di moment yang orang-orang tunggu yaitu kissing front the altar. Sorot mata Chanyeol langsung tertuju pada bibir Wendy yang merekah.

Wendy tersenyum, dia malah memberikan sesuatu ke tangan Chanyeol. Pria itu memutus pandangannya pada wajah Wendy. Matanya langsung membola saat melihat sebuah vape miliknya yang tak sengaja ia tinggalkan di kamar Rosé setelah salam perpisahan mereka tadi pagi.

"Aku sempat bertemu jalang mainanmu. Katanya, kamu meninggalkan benda itu di kamarnya."

Mata Chanyeol benar-benar terbelalak sempurna. Baru saja dia ingin mengucapkan sesuatu, tapi gerak bibirnya langsung terhenti saat dengan cepat Wendy menarik tengkuk Chanyeol. Perempuan cantik itu membungkam bibir Chanyeol dengan ciumanya. Dihisap dan digigitnya bibir Chanyeol sekilas dan langsung diakhirinya ciuman singkat itu.

"Hari ini kamu resmi jadi milikku. Setelah ini, aku tak mau ada kejadian seperti itu lagi!", ucap Wendy sambil melirik sebuah vape yang masih Chanyeol genggam.

Wendy segera turun dari altar dan meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri mematung di sana.

Sorot mata semua orang kembali tertuju pada Wendy yang meninggalkan tempat itu begitu saja.

Di luar gedung, Wendy meludah jijik dan langsung mengusap bibirnya dengan kasar, bahkan lipstik merah mudanya hingga berarakkan kemana-mana.

Sambil menarik veil yang menghiasi kepalanya dan menanggalkan sepatu hak tinggi yang membelenggu kedua kakinya, Wendy berjalan ke pinggir jalan, menghentikan sebuah taksi.

Entah kemana tujuannya, tapi dia duduk di dalam mobil itu dengan senyuman yang merekah.

"Aku bebas. Takkan kubiarkan siapapun merendahkan seorang Son Seungwan. Sekalipun itu si brengsek Chanyeol atau si jalang Rosé. Bahkan 'penyihir' itu, hahaha!"

Gelak tawa Wendy memenuhi mobil yang ditumpanginya. Perempuan cantik itu seolah tak peduli lagi dengan dunia di sekitarnya.

<<<>>>


p.s.

Di sini Chanyeol gak brengsek doang kok. Ketiganya punya porsi dan karakter yang sama kuatnya. Hahaha.

Jadi, kalian tim Rosé atau tim Wendy nih? Atau malah tim Chanyeol beristri dua yang sama sama garang?

TRICHER | Wendy, Chanyeol, RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang