02

231 57 9
                                    

_________________________
Park Chanyeol, si Jenius pencipta musik mengakhiri masa lajangnya untuk mempersunting putri tungal konglomerat mendiang Son Hochan.

_________________________
Son Wendy menjadi wanita beruntung yang bisa menaklukan hati Komposer Nasional Korea Selatan.

_________________________
PENURUT: Park Chanyeol dan Son Wendy menikah atas perjodohan kedua orangtua mereka.

_________________________
Tak hanya cantik, calon istri Park Cahyeol--Son Wendy--merupakan pembisnis muda yang luar biasa, pemilik brand perhiasan ternama di Korea Selatan.

Seperti itulah beberapa headline kabar berita online yang Rosé baca malam ini. Perempuan cantik itu tersenyum miring, meski tangannya tak henti meremat ponsel dalam genggamannya. Entah kenapa jantungnya berdetak tak karuan. Terbersit rasa kecewa dalam hatinya.

Sebenarnya, bukan dengan waktu yang sebentar Rosé dan Chanyeol menjalin kisah asmara mereka. Bahkan jauh sebelum Rosé menjadi model terkenal seperti sekarang.

"Harusnya nama kamu yang tertulis dalam berita itu. Apa kamu tidak merasa kecewa?" tanya Chanyeol.

Rosé kembali tersenyum remeh, dia mencebikkan bibirnya hingga melengkung ke bawah. Perempuan itu terang-terangan mencibir ucapan Chanyeol.

Sambil memutar-mutar ponsel di tangannya, Rosé mendekati Chanyeol yang asyik menghisap vape beraroma stroberi. Pria itu duduk di ranjang milik Rosé sambil mengayun-ayunkan kakinya. Kepulan asap rokok elektrik dari bibirnya memenuhi apartemen Rosé yang tak bisa dikatakan luas.

"Ya, hatiku cukup kecewa. Ternyata wanita yang akan kamu nikahi tidak lebih baik dariku." ucap Rosé.

"Tidak lebih baik darimu?" tanya Chanyeol.

"Si Komposer dan Putri Konglomerat itu akan melangsungkan pernikahan mereka besok. Tapi, mempelai prianya masih bersantai di sini. Berarti, aku jauh berada di atas seorang putri konglomerat!" sahut Rosé.

Chanyeol menyeringai. Dia menarik tubuh Rosé dalam pangkuannya dan menenggelamkan wajahnya di dada perempuan cantik itu. "Inilah yang aku sukai darimu." ucapnya dengan tangan yang sibuk bergelirya mengabsen setiap kenikmatan yang Rosé miliki di balik bathrobe biru muda yang menutupi lekuk tubuh Rosé.

Rosé mengusap kepala Chanyeol, menyisir helaian rambut cokelat pria itu dengan jemarinya. Rosé mulai menggigit bibir bawahnya, perempuan cantik itu begitu menikmati setiap sentuhan dari tangan Chanyeol. Sesekali desahan laknak dari bibirnya lolos begitu saja.

"Sebenarnya, aku ke sini untuk memberimu kesempatan terakhir.", ucap Chanyeol.

"Kesempatan?" tanya Rosé.

"Gantikan posisi wanita itu dan menikahlah denganku, Roséanne Park!"

Mendengar ucapan Chanyeol, Rosé mendorong tubuh besar Chanyeol dan melepaskan pelukan posesif pria itu dari tubuhnya. Rosé berjalan ke salah satu sudut kamar sambil membenarkan bathrobe-nya yang nyaris terlepas. Dia duduk di depan meja rias, tangan lentiknya mulai menyisir rambut panjang merah muda yang selalu menjadi kebanggaan seorang Roséanne Park.

"Sepertinya, perkataanku selalu tidak kamu dengar Chanyeol. Aku tak pernah mau menikah!" ucap Rosé.

"Apa kamu tak akan sakit hati. Saat aku bersanding dengan perempuan itu, menghabiskan malam dan siangku bersamanya?", tanya Channyeol lagi.

Rosé membalikkan badannya, dia kembali memandangi wajah Chanyeol. Pria itu masih menikmati setiap hisapan rokokya.

"Kenapa aku harus sakit hati? Aku tinggal melakukan hal yang sama dengan pria lain dan tentu saja tanpa sebuah pernikahan. Cukup adil bukan?"

Sesuai dugaan Chanyeol, Rosé benar-benar wanita bebas dan kebenciannya terhadap pernikahan begitu kuat. Entah apa yang membuat perempuan cantik itu sangat membenci pernikahan. Padahal bagi sebagian gadis, pernikahan adalah salah satu hal yang mereka damba-dambakan.

"Adil? Apa cukup adil, bahkan saat aku mendesahkan namanya? Memeluknya sama seperti aku memelukmu, menciumnya sama seperti aku menciummu?"

Rosé terlihat tertegun saat mendengar ucapan Chanyeol. Sosok cantik itu terdiam beberapa saat. Entah apa yang terlintas di pikirannya. Tapi, sorot matanya terlihat menurun.

"Ayolah Chanyeol. Aku bukan satu-satunya nama yang selalu keluar dari bibirmu!" ucapnya.

"Ku rasa, kali ini kamu salah, Rosé." sahut Chanyeol.

Rosé langsung mengkerutkan dahinya. "Maksudmu?", tanyanya.

Tapi, Chanyeol malah terkekeh pelan. Dia beranjak dari duduknya. "Ah sudahlah. Jadi, kado apa yang akan kamu berikan untuk pernikahanku?" tanyanya.

"Apa yang kamu mau?" tanya Rosé.

"Tubuhmu!"

Rosé memalingkan wajahnya. Tergurat senyumam remeh dari wajah cantik yang bersemu merah muda itu. Namun, dalam seperkian detik, Rosé tersentak kaget saat Chanyeol kembali memeluknya.

"Aku menginginkannya. Bisakah malam ini aku mendapatkan kado pernikahanku lebih cepat?", bisik Chanyeol tepat di telinga Rosé.

Rosé bergidik ngeri bercampur geli. Deru napas Chanyeol benar-benar mengelitik telinganya.

Lagi dan lagi Rosé tak pernah bisa berdusta pada keinginannya untuk memiliki Chanyeol. Dia tak menolak saat Chanyeol kembali menyentuhnya.

Jangan tanya akan berakhir seperti apa malam mereka.

Malam panjang yang penuh dengan dosa dan nafsu itu, mungkin akan menjadi malam terakhir dua anak adam itu menyatukan cinta mereka, sekaligus menjadi salam perpisahan dari keduanya.

<<<>>>

TRICHER | Wendy, Chanyeol, RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang