41. reuni SMA

43 3 0
                                    


Lama proses perkuliahan mereka jalani. Permasalahan-permasalahan semasa semester ini dari mulai masalah dengan dosen, masalah nilai, belum lagi tugas-tugas kuliah dan ujian yang super memusingkan akhirnya selesai juga.

Sekarang Aish sudah pulang ke rumahnya. Rumah yang sekian lama sangat ia rindukan. Bahkan pagi-pagi sekali ia sudah rapi dan tidak tau sedari tadi sudah sibuk berkutat di dapur.

"Teman-teman Aish hari ini mau ke rumah ma." Sebelum mamanya itu bertanya, Aish sudah lebih dulu memberitahu. "Mama bantuin ya siapin makanan ini. Anak-anak pasti juga kangen deh dengan masakan mama yang super enak dan gak ada duanya."

"Pinter deh yang ngerayunya. Bilang aja kalo butuh bantuan, gak perlu ngomong gitu juga kali."

"Hehee, mama udah tau ya ternyata."

"Ngomong-ngomong, teman-teman kamu itu udah balik semua emang? Kalian liburanya barengan gitu ya? Padahal biasanya beda-beda loh."

"Erwin sama Sasa kan disini ma, jadi libur ataupun enggak ya mereka tetep aja bisa datang pastinya. Kalo Kai kan udah pulang sama aku. Bayu sama Ono juga katanya udah libur kok. Malahan mereka berdua yang duluan pulang daripada Aish sama Kai."

"Kayaknya masih ada yang kurang deh. Satu lagi yang ganteng terus cool itu siapa?"

"Revan? Revan mah gak ada libur dia. Masih baru kan jadinya dia masih di asrama. Kayak papa tuh dia nanti jadinya. Jarang banget ada waktu di rumah." Aish menghebuskan nafasnya.

"Papa bentar lagi pulang kok sayang. Mungkin sekitar 3 atau empat hari lagi. Kamu yang sabar ya? Flight papa kebetulan jadwalnya kena ke luar negeri. Jadi ya gitu gak bisa juga dicepetin jadwalnya pulang."

"Ya mau gimana ma, udah biasa juga dari dulu di tinggalin mulu kan."

Tak lama setelah itu terdengar bunyi bel. Aish langsung cepat-cepat mengelap tanganya dan segera membuka pintu. Tidak lain dan tidak bukan itu pasti teman-temannya. Apalagi jika sudah memencet bel dengan tidak sabaran, tidak ada yang lain selain teman-temannya sendiri.

Tamu di rumah ini tidak ada yang lebih tidak sopan selain mereka. datang ke rumah orang seperti datang ke rumahnya sendiri.

"Aiiii..! kangen." Sasa langsung memeluk Aish dengan erat. "Ternyata satu semester itu lama banget loh. Kangen banget sama kamu. Mana suka sibuk lagi susah banget di hubungi."

Aish membalas pelukan itu. "Ya sorry deh. Kuliah juga ternyata gak kayak waktu SMA. Walaupun kayaknya aku gak ada kesibukan apa-apa, tapi rasanya kayak capek banget aja gitu."

"Udah deh Sa, kita kan juga mau peluk-pelukan." Bayu ingin maju dan sudah merentangkan tanganya sebelum tangan itu dengan cepat di tepis Kai dengan kasar.

"Iya-iya maaf." Bayu langsung kembali mundur melihat tatapan mematikan dari Kai.

Sasa dan Aish hanya bisa tertawa melihat itu.

"Yaudah yuk masuk aja. aku udah siapin makanan untuk kalian semua."

"Nah ini yang paling gue suka ni." Ono langsung nyelonong masuk ke dalam bahkan tuan rumahnya saja masih di luar.

"Assalamualaikum tante. Ono yang gantengnya pake banget dateng nih." Ono berteriak langsung menuju dapur. Karena ia tau, sumber makanan paling banyak ya pastinya ada di dapur. Si tidak tau malu satu ini memang yang paling tidak tau malu diantara yang lainya.

Ono di belakang setelah melihat mamanya Aish langsung menyalaminya. Meski matanya itu sebenarnya sudah berbinar melihat makanan yang super banyak ini.

"Wah ini Ono yang dulu paling jelek itu ya? Makin ganteng aja ya kamu. Udah berubah lah dari yang dulu."

Dipuji seperti itu membuat Ono mengembangkan senyumnya. "Akhirnya ada yang sadar juga tante kalo Ono ini emang sekarang itu gantengnya pake banget."

"Iya, sekarang emang udah lebih ganteng dari kamu yang dulu. Tapi ya tetap gak lebih ganteng dari yang lain. Kamu tetap urutan terakhir lah."

Hilang sudah senyum Ono yang mengembang itu. "Tante ih sama aja kayak anak-anak yang lain."

Sedangkan teman-temanya yang lain sudah menahan tawa di ruang tamu. Pembicaraan itu dengan nada yang cukup besar sehingga yang lain bisa mendengar itu semua.

"Makanya jangan kepedean dulu jadi orang." Bayu tak mampu menahan tawanya hingga iapun terbahak karena Ono yang semakin tersudutkan. "Kasian banget sih itu anak, udah di lambungkan tinggi-tinggi, eh dijatuhkan lagi sampe gak mampu bangkit lagi."

Ono datang dengan banyak makanan di tanganya. "Ketawa aja terus ketawa. Gue mah ikhlas udah deh." Tak mau kalah, ia menyimpan makanan itu untuk dirinya sendiri. Siapapun tangan-tangan yang ingin ikut mengambilnya langsung ditepisnya begitu saja. Siapa suruh. Ini adalah bentuk balas dendam untuk yang lain.

"Pelit banget sumpah. Berasa dia deh itu tuan rumahnya." Erwin ngedumel karena tidak dipersilahkan untuk mengambil makanan itu. mana makananya memang terlihat sangat enak.

"Udah deh jangan kayak orang susah gitu, di belakang pasti masih banyak kok. Tinggal tunggu di keluarin aja." Bayu yang sudah hapal dan mengerti kebiasaan rumah ini memang tidak ambil pusing dengan hal itu.

Karena hari biasa saja makanan itu selalu banyak. Apalagi momen pertama seperti ini setelah lama tidak bertemu. Pasti juga akan lebih banyak lagi makanan yang disiapkan.

"Iya-iya, masih ada kok makananya tenang aja."

Akhirnya satu persatu makanan di keluarkan. Hari itu mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama untuk bercerita apa saja. Apalagi sudah lama tidak bertemu. Mereka bertukar cerita tentang apa saja yang sudah mereka alami sejauh ini.

Persahabatan ini, persahabatan mereka sepertinya memang tidak tergantikan. Karena betapa banyakya orang yang mereka temui setelah lulus sekarang ini, nyatanya tetap circle ini yang paling seru dan paling mereka rindukan ketika jauh.

Mereka semua anak-anak yang cowok sedang berada di taman belakang. Sedangkan Aish dan Sasa menyelinap dan hilang lalu pergi ke kamar Aish untuk bertukar cerita berdua saja. Karena biar bagaimanapun, ada beberapa hal yang hanya bisa diceritakan dengan sesama perempuan saja.

"Gimana deh, coba ceritain kok kamu bisa ketemu pria Asy-Syams itu? emang dia satu kampus dengan kamu atau gimana?"

"Iya Sa, kayak yang aku ceritain sama kamu. Dia satu kampus cuman beda fakultas. Kita ketemu juga gak sengaja kok. Semuanya itu serba gak sengaja. Aku seneng banget akhirnya aku ketemu sama dia."

"Kamu suka ya sama dia? Mana dong orangnya jadi penasaran gini kan. Seorang Azura Rumaisha bisa sampe segininya. Jadi orangnya itu sebenarnya kayak apa sih?"

Aish memberikan foto polarid yang ada mereka berdua di sana. Hanya itu yang ia punya tentang Kavi. Bahkan jika ia boleh jujur, sebenarnya ia tidak pernah bertukar no hp atau juga tidak tau sosmed Kavi itu apa.

Aneh bukan? Aish juga sebenarnya heran kenapa dia baru sadar sekarang tentang itu semua.

"Cuman ini Ai? Seriusan gak ada tukeran no hp atau sosmed deh minimal." Sasa tak habis pikir dengan sahabatnya ini. Katanya sudah bertemu beberapa kali, tapi kenapa masih juga kaku sepert ini. Gaya bicaranya juga sudah cukup bersemangat. Ia pikir sahabatnya ini sudah berubah, ternyata masih sama saja.

"Terus Kai gimana kalo kamu suka sama dia? Emang Kai udah tau?"

Aish menggeleng tidak tau. Ia juga tidak tau bagaimana akan menceritakanya pada Kai.

"Menurutmu kalo Kai tau tentang ini dia bakalan gimana?"

Aish kembali menggeleng. Sudah dibilang jika ia memang tidak tau. Untuk alasan apapun itu, ia tidak tau bagaimana jika pada akhirnya nanti Kai akan tau. Kai yang dari dulu selalu ada dan selalu bersamanya. Semuanya juga tau Kai menyukai Aish.

Namun jika begini, kira-kira apa yang terjadi? Karena antara Aish dan Kavi rasanya juga tidak mungkin berhenti hanya sampai di sini saja hubungannya.

...

4 Desember 2021
Jangan lupa tinggalin jejak setelah baca

Pria As-Syams(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang