pak Bambang di tangkap

29 5 0
                                    

Para pengurus osis, lebih tepatnya para inti osis kecuali Kai. Semuanya sudah duduk dalam satu tempat, memperhatikan dari kejauhan, bagaimana proses orasi para calon-calon pemimpin baru yang akan menggantikan mereka.

"Menurut kalian, mana nih pesaing yang sesungguhnya?" Ono bertanya. Sebenarnya sedari tadi dia memang tidak bisa diam. Mondar-mandir yang malah membuat yang lainya risih sendiri.

"Pasangan Fathur Zeline sih jelas. Pesaing ketatnya juga pasti pasangan Bimo sama Tasya. Cuman sejauh pengamatan gue, Fathur tetap memimpin."

"Sependapat sama Sasa. Pasangan Fatih sama Andini itu pelengkap doang gak sih?"

Mereka semua tengah memperdebatkan hal itu. Namun Aish malah melamun, sedari tadi tidak fokus karena pikiranya melayang ke Kai yang tidak masuk. Meski tau apa yang Kai lakukan, tapi tetap saja dirinya khawatir tentang itu.

"Guys bentar ya? Biasalah ketemu doi. Gak jomblo lagi kan sekarang."

Bayu langsung melenggang pergi setelah mengatakan hal itu. Terlihat Bayu yang dengan bersemangat menghampiri Cinta. Salah satu pacarnya yang paling lama, bahkan satu-satunya mantan yang sempat diajaknya balikan.

Sepertinya, untuk kali ini, Bayu memang benar-benar mencintai wanita yang bernama Cinta itu. Karena nyatanya, Bayu tak gentar menghadapi kembaran Cinta. Siapa lagi kalau bukan Nada, yang sifatnya sungguh jauh dan lebih arogan. Nada juga yang selalu membeli Cinta dalam hal apapun.

Di tengah riuhnya orasi, mereka masih tetap memantau dari kejauhan. Untungnya juga, keadaan masih baik-baik saja. Tidak ada yang terlalu di luar dugaan atau bentrok.

"Kayaknya aman deh ini, jadi laper kan sekarang. Pengen kantin rasanya. Win, join gak?"

"Gas lah." Ucap Erwin yang langsung berdiri dari duduknya.

"Enak aja mau ke kantin lo pada. Erwin juga ni, lo kan tugasnya dampingin anggota baru. Ntar kalo ada apa-apa gimana? Emang sih sekarang aman-aman aja. cuman nanti kan kita juga gak tau."

"Gak masalah Sa, biarin aja mereka kalo mau ke kantin. Kan masih ada gue di sini, gue juga itu tugasnya. Ntar kalo ada apa-apa gampang tinggal telfon aja."

"Noh Revan aja pengertian. Lo apaan malah larang-larang kita." Ono menatap Sasa sarkas. "Udah yuk cus ke kantin kita." Ono menggandeng tangan Erwin untuk segera pergi dari situ. Tentu saja sebelum kena semprotan Sasa lagi. Perempuan itu memang mana ada ngalah-ngalahnya.

"Ish nyebelin banget sih mereka." Sekarang Sasa yang juga ikut bangkit. "Aku mau kesana dulu ya Ai, liatin Fathur lebih dekat. Mantau langsung dari sana lah."

Akhirnya Sasa juga ikut pergi. Kali ini menyisakan Aish dan Revan saja yang duduk di tempatnya itu. Keduanya saling diam. Revan yang memang orangnya tidak terlalu banyak omong, juga Aish yang fokusnya memang tidak di sini sekarang.

Ekhm, Revan sedikit batuk untuk menghilangkan kecanggungan di antara mereka berdua. Padaha biasanya biasa saja. namun sekarang sepertinya berbeda. Revan jadi menyesal menyuruh Erwin dan Ono tetap ke kantin tadi.

"Van, kok ada polisi ya? Ngapain itu?" Aish spontan langung berdiri melihat ada 3 polisi yang masuk dalam sekolahnya. Polisi itu juga sedang melihat-lihat dan berjalan semakin ke lapangan.

"Samperin aja yuk."

Akhirnya Revan dan Aish menghampiri polisi itu. Banyak dari siswa-siswi yang tidak memperhatikan, mereka tetap fokus pada acara orasi. Namun tidak sedikit juga yang merasa terganggu dengan hadirnya polisi di tengah-tengah mereka.

"Permisi pak, ada yang bisa di bantu?" Tanya Aish pada ketiga polisi itu.

"Kami datang kesini untuk menangkap seseorang. Kami mendapatkan laporan atas tuduhan pelecehan seksual terhadap beberapa korban."

"Pelecehan seksual?" Kaget Aish dan Revan hampir bersamaan.

"Maaf siapa ya pak? Atau mungkin bapak salah. Soalnya ini SMA Nusa Bakti, maksud saya ini SMA Favorit. Apa iya ada yang seperti itu?"

Salah satu dari ketiga polisi itu memberikan surat perintah penangkapan. "Ini suratnya. Kami tidak mungkin salah. Karena laporan ini juga disertai bukti-bukti yang akurat."

Aish mengambil surat itu dan membacanya. "Bambang Suabang? Bukanya ini pak Bambang ya?" Aish bertaya pada Revan. Laki-laki itu hanya mengangguk.

"Iya ini pak Bambang ucap Revan."

Keduanya sama-sama tidak menyangka. Bagaimana ini tentang guru yang bahkan ditakuti banyak murit. Bukan segan memang, tapi lebih ke takut. Guru yang satu ini sikapnya memang tidak baik, tapi tidak di sangka juga jadinya seperti ini.

Jika memang semua ini benar, di tangkap di sekolah pula. Pasti sangat memalukan dirinya sendiri, dan yang pasti juga sekolah. Harga diri sekolah juga dipertaruhkan di sini.

"Bisa antar kami menemui orang ini?"

...

Siang ini, sekolah sedang di hebohkan karena pak Bambang yang mendadak di tangkap polisi. Kegiatan orasi tadi juga terpotong.

Seharusnya hari ini full dengan kegiatan itu, namun semuanya harus ditunda karena kejadian yang tidak terduga ini.

Sekarang, Aish dan inti osis yang lain tengah berkumpul di ruang osis. Mendinginkan otaknya sejenak.

Sepertinya, sesuatu tak terduga yang terjadi ini membut mereka sedikit syok. Apalagi tak ada Kai di tengah-tengah mereka sekarang.

"Kalin semua ada yang coba hubungin Kai gak sih?"

Semuanya menggeleng atas pertanyaan Sasa itu. Mana ada kepikiran untuk menghubungi Kai di situasi yang seperti tadi.

"Gue disini." Ucap Kai yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu. Untuk kedua kalinya, mereka semua terkejut. Karena kehadiran Kai yang tiba-tiba di tengah-tengah waktu seperti ini.

"Lah bos, dateng lo? Kok bisa?" Ono heran. Pasalnya, mana bisa sekolah ini menerima murid yang baru datang di jam istirahat kedua seperti ini.

"Apa yang gak bisa gue lakuin." Kai langsung duduk di kursi kebesaranya.

"Pak Bambang di tangkap polisi lo tau gak? Acara tadi jadi terpaksa kepending. Padahal seru banget loh tadi."

"Tau lah, apa yang gak gue tau coba?"

"Kai, Keisya gimana? Udah pulang dia? Kok kamu malah ada di sini. Dia emang di rumah sama siapa?"

"Bunda tadi datang, jadi Keisya di rumah sama Bunda."

"Gak bisa di tebak emang yang namanya Kaisar Adalson ini. Gak ada yang gak bisa kalo sama dia mah." Bayu ikut berbicara. Acara pacaranya sama si Cinta tadi juga kepaksa pending gara-gara keributan tadi.

"Udah jangan mikirin pak Bambang. Dia pasti bakalan di penjara itu. Lagian, enak juga kan kalo gak ada dia? Sekolah juga jadi berasa lebih damai."

Revan tersenyum di tempatnya. Ia bisa menebak sekarang apa yang sebenarnya terjadi. Guru itu sudah mendapatkan hadianya. Hadiah yang setimpal dengan apa yang dilakukanya.

"Gue setuju dengan Kai. Udah lah jangan pikirin tu guru, pikirin aja untuk acara kita sekarang."

Awalnya semua jadi bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Namun pada akhirnya mereka juga ikut mengiakan. Tidak penting juga mengurusi apa yang sebenarnya terjadi dengan guru itu. Tidak ada yang bersahabat juga denganya kan? Spesies guru yang banyak musuh.

Hari ini terasa cukup panjang, masalah yang tiba-tiba datang. Acara yang tiba-tiba harus di tunda. Belum lagi persiapan banyak hal yang harus mereka lakukan. Mereka juga sudah kelas 12, sebentar lagi adalah waktu sibuk-sibuknya bagi anak kelas 12.

Ujian yang hadir tanpa ada habisnya sampai pusing kemana harus memilih universitas dan jurusan apa yang harus di ambil. Semua itu, harus di pikirkan dalam satu waktu bagi anak kelas 12.

...

31 Agustus 2021
Akhirnya setelah Sekian lama

Pria As-Syams(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang