Sepanjang pelajaran berlangsung, fokus Kai selalu saja ke Aish. Entah kenapa pria itu bertingkah seperti ini. Sampai-sampai membuat sang guru jengah melihat tingkah Kai yang seperti itu. Anak sultan mah bebas, tapi lama-lama kesal juga jika kelakuan Kai selalu begitu.
"Kaisar Adalson?" Panggil pak Bambang di sana yang kesal karena sedari tadi Kai tak pernah memperhatikan penjelasanya.
"Iya sayang." Jawab Kai spontan yang membuat tawa-anak-anak sekelas pecah. "Eh maaf pak kelepasan." Dengan santai Kai berkata seperti itu, ikut tertawa karena teman-temannya juga yang sudah menertawakannya. Sedangkan wajah pak bambang sudah memerah di depan sana.
"Apa maksud kamu Kaisar? Kamu selalu saja membuat rame kelas saya. Saya itu heran, kenapa kamu bisa jadi ketua osis, ketua kelas, emang kamu bisa apa sih? Cuman bisa bikin heboh seperti ini." Pak Bambang marah besar kali ini. Ia memang selalu di hadapkan dengan tingkah Kai yang seperti ini. Tak pernah sekalipun ia melihat kemahiran Kai dalam memimpin, padahal dalam mata pelajaran sekalipun Kai itu anak yang pintar. Hanya saja ia memang benci dengan pak Bambang itu, jadinya ia juga tak pernah bersikap baik di hadapan pak bambang.
Seketika anak-anak di kelas terdiam mendengar nada suara pak Bambang yang sudah tak seperti biasa. Pak Bambang memang terkenal killer dan tak pernah menoleransi anak-anak yang punya masalah. Bukan di segani, lebih tepatnya semua murid itu takut bagai melihat penjahat ketika melihat pak Bambang.
"Terus bapak mau apa? Bapak mau marah? Mau keluarin saya? Lakuin aja pak. Toh saya juga gak butuh rasa kasihan dari bapak. Asal bapak tau ya, saya itu lebih hebat dari yang bapak omongkan itu. Cuman saya gak mau sombong aja di depan bapak, karena dari awal saya emang gak pernah suka sama bapak." Kaisar, hanya Kaisar lah yang berani menentang guru yang satu ini. Kaisar selalu jujur seperti ini, semua juga tau jika Kaisar dan pak Bambang memang tak bisa di persatukan.
"Keluar kamu dari kelas saya." Satu kata saja yang pak Bambang ucapkan.
Keadaan kelas sudah horor sekarang. Tak ada yang berani berkutik selain Kai yang langsung beranjak dari duduknya. "Saya laksanakan dengan senang hati perintah bapak. Oh satu lagi," Kai menuju papan tulis dan mengambil spidol di atas meja, ia menuliskan sesuatu di sana. "Ini pak, bukti kalau saya tak sebodoh yang bapak kira." Ternyata Kai menjawab semua soal tersulit yang ada di papan tulis. Yang bahkan tak ada satupun sedari tadi yang berani menjawab soal itu.
Pak bambang terkejut, namun sebisa mungkin ia mengendalikan ekspresinya. "Saya bilang keluar kamu dari kelas saya."
Tanpa menunggu waktu lagi, Kai langsung keluar dari kelas itu. Entah Kai memang yang bermasalah, atau justru sebaliknya. Ia menuju lapangan basket sekarang, mood nya tidak hancur. Namun sepertinya ia memiliki sebuah rencana kecil untuk membongkar kedok, siapa pak Bambang itu sebenarnya. Dari awal ia tak pernah hormat, karena ia tau bagaimana tabiat gurunya yang satu itu.
Keadaan masih sepi, karena ini memang bukan waktunya istirahat. Kai bermain basket seorang diri. Sampai peluh membasahi seluruh tubuhnya. Bahkan bajunya sekarang sudah basah, karena panas matahari juga sudah mulai menyengat.
...
Kai sekarang ada di kantin, ia juga sudah mengirim pesan ke teman-temannya untuk menyusulnya di sini. Lantas setelah bel istirahat berbunyi di seluruh penjuru sekolah, Erwin, Bayu dan yang lainnya langsung menyusul Kai di kantin.
"Eh buset, ngapain basah gitu baju lo Kai?" Bayu yang memang kelasnya berbeda dengan Kai itu tidak tau apa yang baru saja terjadi dengan temannya ini.
"Hmm, lupa gue cerita tadi kan. Jadi biasa lah, hari ini itu kelas gue ada pelajarannya pak Bambang, terus ya gitu lah ada adegan rusuh kecil antara bos kita sama sama tuh guru. Heran juga sih ya, kenapa tu guru emosian banget sih jadi orang. Terus kalo sama Kai emang beda aja gitu sikapnya." Erwin yang menceritakan keadaan sebenarnya, meski tak se detile itu juga ia ceritakan semua pada Bayu dan Ono.
Bayu manggut-manggut mendengar itu, "Pantes gue emang rada denger juga tuh ribut-ribut tadi. Gue kirain apaan, cuman gak bisa kepo lebih banyak, soalnya gue tadi lagi postest, gila' soalnya susah banget tau." Bayu malah curhat tentang postest nya yang mungkin tak berjalan lancar.
"Apa hanya gue yang gak ngerti kalian semua pada ngomongin apaan? Gue yang anak ips sendiri disini mah bisa apa, diem aja lah udah." Ono memang yang memiliki kelas paling jauh di antara mereka semua. Karena ia sendiri yang anak ips di geng anak hits ini. Sedangkan Kaisar, Erwin dan Revan itu sekelas. Bayu juga beda kelas tapi masih bersebelahan karena masih jurusan yang sama. Paling banyak di kelas Kai memang, disitu ada Aish dan Sasa juga yang turut melengkapi.
Kai hanya diam mendengarkan berbagai ocehan dari teman-temannya itu. Ia sedari tadi masih memikirkan, kira-kira misi apa yang pas untuk membongkar kedok guru yang sok berkuasa itu. Bukti yang ia miliki tentu saja belum cukup untuk membongkar semuanya.
Bayu menyikut lengan Erwin di sebelahnya, mengisyaratkan dengan tatapanya itu seolah berkata Kai kenapa sih? Dari tadi diem aja kayak lagi mikirin sesuatu? Sedangkan Erwin hanya mengedikkan bahu tanda ia juga tak mengerti kenapa Kai bertingkah seperti itu.
"Lo berdua kenapa sih main isyarat gitu?" Ono yang bingung pun bertanya saja. Mana sampe otaknya itu jika main kode-kodean seperti itu. Pertanyaanya pun mengundang Kai masuk dalam forum itu namun tak berbicara, hanya tatapan yang tak bisa di mengerti oleh mereka semua.
"Ntar sore kayaknya gue gak bisa ikut tanding basket dulu. Gue ada urusan yang harus gue selesain secepatnya, lo semua main tanpa gue dulu bisa kan?" Setelah memberikan tatapan yang tak bisa di artikan oleh teman-temanya itu ia akhirnya angkat bicara juga.
"Emang mau kemana?" Tanya Bayu kepo. Biasanya kan tak ada juga yang lebih penting dari basket dalam hidup Kai.
"Udah gue mau ganti baju dulu, sebentar lagi bel masuk." Tanpa menghiraukan pertanyaan Bayu itu, Kai lantas berdiri dan pergi meninggalkan teman-temannya dengan segala kebingungan yang ada di otak mereka masing-masing.
Mereka yang di tinggalkan itu hanya bisa saling tatap di sana bingung.
"Sebenernya ada apa sih sama Kai?" Tanya Bayu pada teman-temannya yang hanya di balas mereka dengan mengedikkan bahu tanda mereka juga tak tau dan tak bisa membaca juga apa isi pikiran Kai itu.
"Masa iya karena berantem sama pak bambang sih? Biasanya juga biasa aja." Erwin menduga-duga apa yang terjadi dengan temannya itu. Membuat yang lain juga ikut berpikir, apa yang terjadi dengan salah satu temannya itu.
"Atau karena Aish?" Satu ucapan dari Revan membuat mereka semua menoleh padanya. Seolah meminta penjelasan lebih lanjut bagaimana bisa dia berpikir karena Aish? Karena rasanya tak ada yang aneh juga dengan mereka hari ini. Kemarin juga tak ada yang salah dengan mereka berdua. Kecuali__, mereka semua saling tatap, seakan apa yang mereka pikirkan itu adalah hal yang sama.
...
Holla
Follow Ig author dong.
@nurhidayah202Jum'at, 20 November 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/234426302-288-k441194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria As-Syams(END)✅
Genç Kurgu*Cerita masih lengkap* tak ada alasan lain selain dia, pria As-Syams yang mampu membuat hati seorang Azura Rumaisha tak karuan. seseorang yang mampu membawa perubahan dalam dirinya. tapi kini pria As-Syams hanyalah masa lalu, yang tanpa sempat tau s...