Hari berlalu cukup cepat. Gosip tentang pak Bambang sudah jarang terdengar lagi di sekolah. Sosial media juga sudah tertutup dengan datangnya gosip-gosip baru dari hal-hal lain.
Hingga kini tidak ada yang tau bahwa sebenernya Kai yang melakukan itu semua. Dirinya yang tak pernah cocok dengan guru yang satu itu, ternyata ada alasan yang cukup masuk akal kenapa Kai membenci guru itu.
Bukan hanya sikap yang tidak di ketahui, tapi sikapnya sehari-hari juga sangat tidak patut di contoh.
Dengan di tangkapnya pak Bambang, sebenernya memperbaiki citra sekolah juga. Agar hanya orang-orang yang berkompeten dan memiliki sikap baik yang bisa bertahan di sekolah ini.
Hari ini, tepatnya baru beberapa waktu yang lalu, pemilihan ketua OSIS dan sekretarisnya juga sudah berlangsung dengan sangat lancar.
Sesuai dugaan, jika pasangan Fathur dan Zelin lah yang memenangkannya.
Setelah ini, mereka mempersiapkan struktur selanjutnya dan pelantikan. Maka setelah saat itu tiba, masa jabatan Kai dan teman-temannya resmi selesai.
Sambil mengaduk-aduk batu es yang ada di gelasnya, Kai berkali-kali menyeka keringat.
Teh es di gelasnya memang sudah kandas sesaat setelah minuman itu datang, tapi Kai sebenernya belum puas karena masih memutar pipet di gelasnya itu kesana-kemari.
"Atuh bi Elis, ini kenapa gelasnya bocor gini yah? Baru juga datang tapi udah abis aja." Kai bicara dengan logat Sunda. Itu juga karena penjaga kantin ini adalah orang Sunda.
"Ini bi Elis tambahin lagi satu gelas. Atuh abis main apaan sih kok keringetan bercucuran gitu?"
Bi Elis memang sudah akrab dengan Kai. Hampir 3 tahun, mungkin inilah kantin yang selalu Kai dan teman-temannya kunjungi.
Sesekali ngerusuh, namun dasarnya Kai dan teman-temannya adalah gerombolan anak hits sekolah. Jadi karena itu kantin bi Elis juga pasti akan jadi kantin paling ramai di antara yang lainnya.
"Jangan Kai nya aja lah bi yang di tanyain, kita juga mau dong ini minumannya di tambah. Bi Elis mah gitu suka pilih kasih."
"Aduh.." Ono baru saja meringis karena tengkuknya di pukul bi Elis dengan serbet. "Kok di pukul sih?"
"Ni mau di tambah lagi gak?" Bi Elis bersiap mengangkat serbetnya lagi namun Ono mengangkat tangannya pertanda mohon ampun.
"Ampun bi ampun."
"Lagian kamu tu biasanya ngutang, gak pernah bayar. Emang kamu kira bibi teh gak tau? Hampir lulus masih aja kelakuannya. Untung ada Kai yang baik hati, jadi bibi kan gak jadi bangkrut."
Ono yang selalu begini, meladeni dan selalu adu mulut dengan bi Elis. Ditambah bi Elis yang dasarnya memang cerewet, jadi beginilah ramenya.
Bayu dan Erwin asik ngadem di bawah kipas membuat bau badan mereka yang semerbak jadi menyebar kemana-mana.
Sedangkan Revan stay cool duduk di pojokan seperti biasanya.
Revan yang paling pendiam dan yang paling peka, dari semua orang, mungkin hanya Revan yang tau apa yang telah Kai lakukan dengan gurunya yang sekarang sudah mendekam di penjara itu.
Pemilihan ketua OSIS tadi tidak berlangsung lama karena memang sudah mulai sejak pagi dan berjalan dengan efesien juga.
Setelah itu selesai, Kai dan teman-temannya ngacir main basket sebagai tanda lengsernya dari jabatan. Entah terhitung berapa babak, sehingga lelahnya kali ini juga tak terkira.
"Gilak sih, kita main berapa babak tadi ya? Capek banget rasanya." Erwin berbicara sambil memasukkan batu es ke dalam mulutnya.
Salah satu kegemarannya memang memakan batu es sampe bunyi kletak-kletak, salah-salah giginya juga yang copot.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pria As-Syams(END)✅
Fiksi Remaja*Cerita masih lengkap* tak ada alasan lain selain dia, pria As-Syams yang mampu membuat hati seorang Azura Rumaisha tak karuan. seseorang yang mampu membawa perubahan dalam dirinya. tapi kini pria As-Syams hanyalah masa lalu, yang tanpa sempat tau s...