Chap 11. Trouble Maker

1.1K 104 1
                                    

Hi
___________________________________________

Chap 11. Trouble Maker_

"Pertengahannya mulai rumit."

***

Matahari bersinar terik siang itu. Suara angin sepoi-sepoi di kala lingkungan itu sepi berdesir lembut.

"Nih pa kopinya." Ucap Airin membawakan segelas kopi untuk suaminya yang sedang mengutak-atik kipas angin yang rusak.

"Makasih ma." Ucap Dimas dengan lembut.

"Rusaknya udah parah itu, pa. Biarin aja masih ada yang lagi satu." Kata Airin memilih duduk di samping suaminya.

"Kalau masih bisa di perbaiki ya harus di coba ma."

Airin berdehem menanggapi keras kepala suaminya.

Suara derungan motor sport dari arah luar memasuki pekarangan rumah minimalis itu terdengar. Waktu menunjukkan pukul 14.30 menandakan semua siswa SMA pulang.

Danan memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Ia membuka helmnya dan menggelengkan kepalanya sedikit kencang, rambutnya mengambil posisinya semula.

"Assalamualaikum, mama.. kakak pulang." Salamnya dari arah pintu luar dan menyimpan helm tersebut di meja luar.

"Waalaikumsallam, ganti baju kak." Ucap Airin.

Danan langsung mencari keberadaan papanya dan menyalim tangan kedua orang tuanya yang sedang duduk di teras belakang. Setelah melakukan itu, Danan langsung menaiki tangga rumahnya dan membersihkan dirinya.

Ia membuka satu persatu kancing seragamnya sambil mengeluarkan handphonenya dari saku celananya. Di sana terlihat satu notifikasi yang berisi kalimat yang berbeda dari biasanya. Chat dari Ajeng yang biasanya berisik sekarang hanya di jawab dengan apa adanya.

Danan melanjutkan ganti bajunya. Ia beralih ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan mengambil baju kaos dan celana santai di sana.

Airin memasuki kamar putranya itu sambil membawakan tumpukan baju yang di setrika tadi pagi.

"Kak...bajunya simpan rapi ya." Ucap Airin di hadapan putranya.

"Ma."

"Hm? Kenapa kak?" Tanya Airin bingung.

"Mama mau ketemu pacar kakak gak?" Tanya Danan ragu, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Selama 10 bulan berpacaran dengan Ajeng. Sekalipun Ajeng tidak pernah ke rumah Danan, ia hanya mengetahui lokasi rumah Danan namun tidak dengan isi di dalam rumah tersebut. Dan mungkin hari ini waktu yang tepat untuk mengajak Ajeng ke rumah.

Airin tersenyum melihat putranya. "Mau dong, ajak main kesini." Ujar Airin.

Danan menerbitkan senyum ya mendengar respon dari mamanya. "Beneran ma?"

"Iya kakak. Bunda juga mau kenalan."

"Yess." Ujar Danan sambil menarik tangannya.

DANAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang