Chap 23. Usai atau Kembali

1.2K 131 34
                                    

Ciee nungguin yaaa....

___________________________________________

"Perihal dia yang paling tersakiti, tapi dialah yang menyakiti itu nyata."

***

Empat hari telah berlalu selang hari putusnya hubungan mereka. Empat hari itu juga tidak ada kabar dan bahkan Ajeng selalu mencari titik gelap untuk tidak menampakkan batang hidungnya jika Danan ingin menemuinya.

Panggilan dan pesan dari nomor baru selalu menyerbu log panggilan Ajeng yang di sadari itu adalah Danan. Semua sosial media Danan di block oleh Ajeng karena sakit hati yang mengitarinya kali ini.

Hubungan yang di jalin selama 11 bulan ini akhirnya berakhir. Namun, di antara mereka berdua tidak ada yang merasa bebas dalam keputusan ini.

Ajeng masih menetap di tempatnya malam ini. Di depan jendela dengan tangan yang sedikit membuka kain gorden itu, untuk menatap satu kebahagiaannya di bawah sana. Bahagia sekaligus luka yang di tampakkan oleh cowok tersebut. Siapa lagi kalau bukan Danan.

"Kamu itu sakit Danan, kamu sakit sekaligus obat buat aku." Lirih Ajeng seraya manik matanya tidak berpindah dari objek tersebut.

Sudah ke empat kalinya juga Danan selalu menunggu di sana. Di pinggir jalan depan rumah Ajeng untuk menunggu Ajeng yang akan datang menemuinya. Namun, itu akan menjadi hal mustahil untuk saat ini. Ajeng juga mempunya perasaan yang teramat sakit jika melihat wajah tampan laki-laki tersebut. Dan di sisi lain Ajeng merindukan wangi laki-laki tersebut.

°°°

Tidak lain halnya, Danan masih tetap menatap jendela yang ada di atas. Jendela kamar Ajeng. Dia tahu kalau Ajeng sedang mengintipnya dari sana. Walaupun tidak melihat secara langsung wajah gadisnya, setidaknya ia menunggu Ajeng di sana.

Ia kembali menatap ke layar ponselnya, pesan-pesan yang tak kunjung menampakkan centang dua. Pesan yang tak kunjung mendapat balasan.

"Gua sadar gua salah jeng. Tapi gua gabisa tanpa Lo." Ucapnya dengan pelan sambil mengetikkan kalimat tersebut di handphonenya.

Maniknya kembali terangkat menatap ke arah jendela. Ternyata sepersekian detik lampu kamar yang tadinya menyala terang akhirnya padam. Danan tersenyum melihat hal tersebut. Lampu yang biasanya padam pukul 01.22 kini padam lebih awal pada pukul 21.34.

"Good night Ajeng. Bahagia liat Lo akhirnya kembali ke waktu tidur biasanya." Ucapnya dengan serak.

Rintikkan air hujan yang mulai turun dan bintang yang mulai tertutup oleh awan mendung menyerang. Angin bertiup kencang malam itu. Danan langsung memakai helmnya kembali.

Ia menghela nafasnya. Mungkin hari ini juga Ajeng belum bisa ia temui, ia akan melakukannya besok hingga ia bisa meminta maaf dengan Ajeng.

°°°

Matahari bersinar terik hari ini. Suasana hati Ajeng kini semakin membaik, mungkin malam hari adalah musuhnya kini. Karena, setiap malam pikirannya selalu berlebihan namun ketika pagi datang ia terlihat baik-baik saja.

Ajeng mendorong pagar rumahnya. Ia berbalik dan Menik matanya saling bertemu dengan cowok yang akhir-akhir ini selalu bersamanya.

DANAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang