39. TLA || Dia Ethan

8 4 0
                                    

Setelah memutuskan pergi dari toko bunga milik Tara, Mark mengendarai motornya tanpa tujuan. Otaknya masih tidak bisa berpikir jernih saat mengetahui arti dari bunga mawar merah tua itu.

Mark memilih untuk melajukan motornya menuju ke taman tempat dia bertemu pertama kali dengan Alex. Siapa tau disana dapat menenagkan pikirannya dan dapat menghubungi Alex untuk bertanya tentang kabar gadis itu.

Saat sampai di taman, Mark memarkirkan motornya di pinggir jalan lalu menguncinya. Setelah menguncinya, dia berjalan masuk ke area taman untuk mencari kursi. Dari kejauhan, dia melihat gadis yang tengah duduk sendirian. Semakin masuk, dia dapat melihat dengan jelas siapa gadis itu. Dia Alex yang sedang duduk di taman sambil memainkan rumput yang ada di tanah menggunakan kakinya.

Mark memilih untuk mendekat ke arah Alex dan duduk di sebelah gadis itu. Alex tidak menyadari keberadaannya karena fokus melihat ke arah bawah.

"Lex," panggil Mark kepada Alex.

Alex yang sedang melamun sambil memainkan kakinya terlonjak kaget karena mendengar suara orang yang memanggilnya. Suara orang yang sangat dia kenal dan sangat dia rindukan.

Tak terasa air matanya jatuh begitu saja saat mengingat orang itu. Mark yang duduk di sebelah Alex tak tega melihat Alex yang tiba-tiba menangis. Dia menarik Alex dalam pelukannya.

Alex terkejut karena itu benar Mark. Dia mengira hanya halusinasi saja. Dengan cepat dia menghapus air matanya.

"Kok lo disini?" tanya Alex sambil melepas pelukan Mark.

"Gue kesini mau nenangin pikiran gue. Lo pasti lakuin hal yang sama kan?" tanya Mark memastikan.

"Iya, gue lakuin hal itu. Ngak mungkin gue cerita ke Meta juga atau ngajak Meta keluar. Yang ada dia curiga. Gue pergi dulu," jelas Alex lalu bangkit dari duduknya.

Mark mencekal lengan Alex untuk tidak pergi. Dia ingin membicarakan soal bunga mawar merah tua yang kemarin.

"Duduk dulu. Gue mau ngomong sama lo bentar aja. Boleh ya," pinta Mark pada Alex.

Alex menimang sebentar. Setidaknya hatinya menjadi tenang karena suara Mark hari ini. Dia memilih untuk kembali duduk.

Mark tersenyum senang melihat Alex yang kembali duduk. "Soal bunga mawar merah tua yang kemarin, gue ngak tau siapa yang ngirim. Tapi gue berusaha nyari siapa pengirimnya. Gue harap lo jaga diri kalau gue ngak bisa di dekat lo. Gue ngak mau lo kenapa-napa karena si pengirim bunga itu," jelas Mark pada Alex.

Alex mengerutkan keningnya. Apakah Mark sudah tau surat yang di berikan oleh sang pengirim bunga? Bukankah dia sudah merobeknya dan membuangnya?

"Maksud lo?" tanya Alex heran.

"Gue habis dari toko bunga kak Tara. Gue nanya soal apasih arti dari bunga mawar merah tua buat orang yang di tuju? Kata kak Tara, bunga itu biasanya ada di pemakaman. Yang artinya bunga itu baut orang yang udah ngak ada. Otomatis si pengirim bunga mau lo tewas. Gue ngak mau kehilangan lo meskipun sekarang ada jarak diantara lo dan gue," jelas Mark sambil mengenggam tangan Alex.

Dia masih mencintai gadis itu. Dia tidak ingin kehilangan.

"Gue bisa jaga diri gue sendiri kok. Tenang aja. Ngak usah khawatir gitu. Bikin mellow aja," ucap Alex sambil mengusap air matanya yang menetes tiba-tiba.

Mark tersenyum getir. Bagaimana dirinya tidak khawatir dengan gadisnya ini? Tentu dia sangat khawatir setelah mengetahui arti dari bunga tersebut. Meskipun ada jarak, rasa yang ada di dalam hatinya tidak akan hilang.

"Gimana gue ngak khawatir sama lo? Lo cewek satu-satunya yang gue sayang setelah ibu gue. Lo cewek yang gue cintai. Gue ngak mau lo kenapa-napa," ucap Mark sambil menarik Alex kembali dalam pelukannya.

To Láthos Átomo [Spin-off QOTD](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang