15. TLA || Ada yang disembunyikan

8 7 0
                                    

Ethan duduk di ruang tamu sambil terus berusaha menelfon kakaknya yang tak kunjung pulang sampai pukul 8 malam. Mark tadi berpamitan padanya untuk pergi ke cafe dan menyatakan cintanya pada gadis yang dia suka. Ethan yakin, saat ini kakaknya pasti sedang mengalau karena di tolak cintanya mungkin.

"Ethan, abang lo kemana?" tanya Brian disusul oleh Rey dibelakangnya lalu duduk di hadapan Ethan.

Di mansion megah ini hanya menyisakan Ethan, Brian, dan Rei. Semua kerabat Ethan dan sahabatnya telah kembali karena orang tua mereka juga telah kembali. Sedangkan ayah dan ibu Ethan masih memiliki urusan di luar negeri.

"Ngak tau gue. Udah gue telfon dari tadi tapi ngak diangkat. Balik-balik gue jadiin dia babi guling," kesal Ethan lalu membanting ponselnya ke sofa yang dia duduki lalu bangkit dan melangkahkan kakinya menuju ke dapur.

"BANG REI, TOLONG TELFON ABANG YA. GUE MAU AMBIL MAKANAN BENTAR," pinta Ethan pada Rei dari kejauhan.

Rei mengacungkan jari jempolnya pada Ethan. Sambil mengemut lolipop gula jawa bertaburan kacang yang dia dapat dari Manggie tadi, dia menekan logo telfon di whatsapp miliknya untuk menelfon Mark. 1 menit menunggu sama sekali tidak ada jawaban dari Mark.

"Ngak di jawab. Lo bisa?" tanya Rei pada Brian. Brian pun mencoba menelfon Mark setelah tadi Rei menelfon Mark. Sama seperti Rei, sambungan telfon dari Brian pun tak ada jawaban.

"Ngak bisa. Ini anak setan kemana emang? Dari tafi sore ngak keliatan batang hidungnya sampai jam 8 gini," dengus Brian kesal sambil mencoba kembali menghubungi Mark.

"Ada jawaban ngak bang?" tanya Ethan sambil membawa kaleng soda di tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya berusaha membuka kaleng tersebut.

Rei dan Brian menggeleng pelan. Kepala mereka bertiga berpaling ke arah pintu secara serempak saat mendengar pintu mansion terbuka. Mata mereka menangkap seorang pria yang datang dengan wajah begitu lusuh.

Ethan menghampiri kakaknya yang bisa dikatakan terlihat mengenaskan. Tidak terlihat bahagia seperti saat berangkat tadi.

"Lo ngak papa bang?" tanya Ethan khawatir sambil menghampiri kakaknya.

"Ngak kok. Javas sama yang lain kemana? Tumben sepi amat? Mobilnya juga tadi ngak keliatan di parkiran?" tanya Mark sambil celingak-celinguk mencari keberadaan sepupunya.

"Mereka udah pulang. Om sama tante udah balik. Kalau bapak sama emak masih ada urusan. Kemungkinan besok sih atau lusa atau bisa jadi 1 minggu lagi. Lo okay 'kan?" tanya Ethan kembali pada Mark.

"Gue ngak papa. Gue ke kamar duluan. Perut gue sakit," ucap Mark lalu ngacir menuju lift dan pergi ke lantai 3 dimana kamarnya berada.

Brian dan Rei bingung melihat wajah Mark yang terlihat kusut. Rei memilih untuk bertanya kepada Ethan. Siapa tau remaja itu mengetahui apa yang terjadi pada kakaknya.

"Dia kenapa Than? Kusut amat mukanya," tanya Rei pada Ethan.

"Putus cinta kali," ucap Ethan asal.

"Dia tadi pergi buat nembak si Alex?" tanya Brian pada Ethan.

"Ya mana gue tau siapa nama ceweknya. Yang gue tau cuman abang pergi buat jedor orang," ucap Ethan acuh lalu melangkahkan kakinya menuju lift untuk melihat keadaan kakaknya.

Brian menatap Rei penuh kemenangan. Dia sangat yakin jika cewek itu adalah Alex. Dia tidak mungkin salah. Karena jika diperhatikan, Mark sering memperhatikan Alex beberapa bulan terakhir dan dia baru menyadarinya. Lebih lambat ketimbang Rei.

"Siap-siap duit lo 500 ribu jatuh ke tangan gue. Gue yakin 100% cewek yang di jedor si Markonah itu Alex," ucap Brian bangga sambil menepuk dadanya.

To Láthos Átomo [Spin-off QOTD](END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang